Pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan tantangan kesehatan, sosial, dan ekonomi secara global. Salah satu komplikasi yang sering terjadi adalah acute respiratory distress syndrome (ARDS). Hingga saat ini, berbagai studi masih meneliti terapi alternatif untuk COVID-19. Salah satu yang juga sedang diteliti adalah pengobatan atau suplemen herbal.
Elderberry dan Elderflower diketahui sering digunakan untuk mengatasi masalah respirasi seperti influenza. Elderberry mengandung anthocyanins, yang merupakan flavornoids yang memiliki efek imunomodulasi dan anti-inflamasi. Anthocyanins dapat melekat pada glikoprotein virus dan menyebabkan virus gagal memasuki sel host, sehingga berpotensi menghambat infeksi virus. Ekstrak elderberry secara in-vitro memiliki efek inhibisi virus influenza A, virus influenza B, dan virus H1N1. Elderberry meningkatkan produksi sitokin proinflamasi. Pada beberapa kasus COVID-19, terjadi produksi berlebih sitokin proinflamasi yang disebut sebagai badai sitokin. Hal inilah yang menjadi pertimbangan pemberian elderberry pada kasus COVID-19.
Studi dilakukan secara sistematik review oleh dr. Susan dan kolega ingin mengevaluasi keuntungan dan kerugian pemberian elderberry dalam pencegahan dan terapi infeksi respirasi yang disebabkan oleh virus, dan mengevaluasi hubungan antara suplementasi elderberry dan efek negatif yang berhubungan dengan produksi sitokin proinflamasi yang berlebihan. Studi melibatkan 5 studi randomized trial pemberian elderberry pada infeksi influenza, SARS, MERS, dan COVID-19.
Parameter primer yang dinilai adalah jumlah kasus baru, keparahan penyakit, durasi kesakitan, dan efek samping. Parameter sekunder yang dinilai waktu perbaikan gejala, insidens perawatan di rumah sakit, kebutuhan intubasi atau ventilasi, angka mortalitas, dan efek samping. Penilaian produksi sitokin proinflamasi yang berlebihan dinilai dari kasus sepsis, kasus kegagalan multi-organ, sitokin IFN, IL, kemokin, CSF, CRP, dan TNF-α.
Hasilnya :
· Tidak ditemukan studi yang menghubungkan elderberry dengan keluaran klinis inflamasi
· Elderberry tidak menurunkan risiko terjadinya common cold, namun dapat menurunkan durasi dan keparahannya.
· Elderberry dapat menurunkan durasi kesakitan influenza
· Dibandingkan dengan oseltamivir, produk yang mengandung elderberry berhubungan dengan risiko komplikasi dan efek samping influenza yang lebih rendah.
· Elderberry memiliki efek pada marker inflamasi, namun efek ini akan menurun seiring dengan lamanya pemberian suplementasi.
Kesimpulan studi ini adalah Elderberry merupakan pilihan aman dalam terapi penyakit respirasi akibat virus, dan tidak ada data yang menyatakan Elderberry dapat menyebabkan stimulasi berlebihan pada sistem imun.
Silakan baca: Starmuno Kids, membantu memperbaiki daya tahan tubuh dan meredakan gejala selesma
Gambar: Ilustrasi (Image by 8photo - www.freepik.com)
Referensi:
Wieland LS, Piechotta V, Feinberg T, Ludeman E, Hutton B, Kanji S, et al. Elderberry for prevention and treatment of viral respiratory illnesses: A systematic review. BMC Complement Med Ther. 2021 Apr 7;21(1):112.