Detail Article

Dual Antiplatelet Therapy Singkat Setelah PCI dengan Drug–Eluting Stents Generasi Ketiga

dr. Pratidina Paramita
Agt 18
Share this article
81a0693f9e58ba55983f18570747402f.png
Updated 25/Agt/2023 .

Hasil dari uji klinis acak HOST-IDEA yang dipresentasikan di ACC.23/WCC memperlihatkan net adverse clinical events (NACE) 1 tahun setelah PCI menggunakan DES generasi ketiga dengan penyangga ultra tipis dan teknologi polimer canggih: terapi antiplatelet ganda (dual antiplatelet therapy atau DAPT) selama 3 bulan tidak kalah dengan DAPT 12 bulan.

Penelitian sebelumnya di Korea Selatan dan Jepang menunjukkan bahwa terapi antiplatelet ganda menggunakan clopidogrel tidak kalah bila dibandingkan dengan prasugrel atau ticagrelor pada pasien ACS dan STEMI. Hal ini disebabkan orang Asia Timur Utara lebih rentan terhadap pendarahan dan kurang trombogenik. Dalam praktek saat ini, clopidogrel menunjukkan manfaat yang cukup dalam mengurangi risiko trombotik pada populasi Asia dibandingkan dengan prasugrel atau ticagrelor.

Pedoman klinis saat ini merekomendasikan penggunaan antiplatelet ganda selama 6 bulan pada pasien dengan penyakit jantung iskemik stabil (SIHD) dan 12 bulan pada pasien dengan ACS, sementara itu DES (drug-eluting stent) generasi terbaru seperti Orsiro (Biotronik) dan Coroflex ISAR (B. Braun) yang digunakan dalam penelitian ini menjanjikan risiko komplikasi terkait stent yang minimal, sehingga dapat memperpendek durasi penggunaan antiplatelet ganda, jelas Hyo-Soo Kim, MD (Seoul National University Hospital) yang mempresentasikan hasil penelitian HOST-IDEA di American College of Cardiology/World Congress of Cardiology (ACC/WCC) 2023. Sebuah manuskrip yang melaporkan temuan ini secara bersamaan diterbitkan secara online[PP1] di Circulation.


Metode:

  • Pasien secara acak menerima 3 bulan antiplatelet ganda (DAPT) diikuti dengan terapi antiplatelet tunggal (SAPT) pilihan dokter mereka (n = 1.002) atau 12 bulan DAPT (n = 1.011). Aspirin plus clopidogrel sejauh ini merupakan kombinasi DAPT yang paling umum (89%), tetapi ticagrelor dan prasugrel juga digunakan masing-masing pada 8,5% dan 2,4% pasien
  • Open–label, non–inferiority, adjudicator-blinded, studi acak yang dilakukan di 37 rumah sakit di Korea Selatan
  • Obat antiplatelet sesuai keputusan dokter:
  • Antiplatelet ganda: Clopidogrel 75 mg sehari untuk pasien dengan SIHD atau ACS; ticagrelor 90 mg dua kali sehari atau prasugrel 10 mg setiap hari untuk pasien dengan ACS
  • Antiplatelet tunggal: Aspirin atau clopidogrel untuk SIHD; Aspirin, clopidogrel, ticagrelor, atau prasugrel untuk ACS.
  • Kriteria eksklusi: STEMI, syok kardiogenik, gagal jantung dekompensasi berat, trombosis stent, restenosis, operasi terencana, hipersensitivitas
  • Luaran primer: NACE pada 12-bulan (didefinisikan sebagai gabungan kematian jantung, TVMI, CD-TLR, trombosis stent, atau perdarahan mayor – BARC tipe 3 atau 5)
  • Luaran sekunder: TLF (didefinisikan sebagai komposit dari kematian jantung, TVMI, CD-TLR) dan perdarahan mayor (BARC tipe 3 atau 5)


Hasil:

  • Total 2.013 pasien yang menjalani PCI diacak antara Januari 2016 dan Mei 2021 (pasien dengan STEMI dikecualikan)
  • Karakteristik dasar sebanding antara kedua kelompok
  •  Tidak ada perbedaan signifikan yang diamati untuk luaran primer dan sekunder antara kedua kelompok
  • Analisis tengara, subkelompok dan per-protokol mengungkapkan tidak ada perbedaan yang signifikan untuk hasil primer dan sekunder antara kedua kelompok
  • Mayoritas pasien menerima aspirin + clopidogrel DAPT (~ 90%), hasil klinis sebanding antara kedua kelompok


Limitasi studi:

  • Uji coba label terbuka, mungkin memiliki bias ketidakpatuhan terhadap protokol studi.
  • Dilakukan pada populasi Korea Selatan (risiko perdarahan lebih tinggi dengan risiko tromboemboli lebih rendah pada populasi Asia Timur)
  • Tingkat kejadian aktual untuk NACE lebih rendah (4,1%) dari yang diharapkan (9,5%)
  • Margin non-inferioritas relatif lebar (3,2%)
  • Penggunaan inhibitor P2Y12 poten seperti ticagrelor dan prasugrel yang rendah


Kesimpulan:

Di antara pasien yang menjalani PCI menggunakan DES generasi ketiga, 3-6 bulan DAPT tidak kalah dengan 12 bulan DAPT untuk NACE. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memproyeksikan temuan ini ke populasi lain dan untuk menentukan rejimen ideal untuk 3-6 bulan DAPT.


*Keterangan: ACS: acute coronary syndrome; BARC: Bleeding Academic Research Consortium; CD–TLR: clinically driven target lesion revascularization; DAPT: dual antiplatelet therapy; DES: drug–eluting stents; HOST–IDEA: Harmonizing Optimal Strategy for Treatment of Coronary Artery stenosis–coronary intervention with next–generation drug–eluting stent platforms and abbreviated dual antiplatelet therapy; NACE: net adverse clinical event; PCI: percutaneous coronary intervention; STEMI: ST–segment elevation myocardial infarction; TLF: target lesion failure; TVMI: target vessel myocardial infarction.



Gambar: Ilustrasi (Sumber: https://www.freepik.com/free-photo/senior-female-asian-suffering-from-bad-pain-his-chest-heart-attack-home-senior-heart-disease_7813379.htm)

Referensi:

Han JK, Hwang D, Yang S, et al. Comparison of 3-6 Month Versus 12 Month Dual Antiplatelet Therapy After Coronary Intervention Using the Contemporary Drug-Eluting Stents With Ultrathin Struts: The HOST-IDEA Randomized Clinical Trial. Circulation. 2023 Mar 5 (Article in press).


ID-PLA-2023-08-PYZW (08/23)

Share this article
Related Articles