Pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 terus berkembang. Dari publikasi yang ada, telah dilaporkan adanya gejala-gejala pada sistem pencernaan dan terjadinya peningkatan enzim hati pada pasien yang terinfeksi. Temuan ini dikaitkan dengan adanya aktivitas virus SARS-CoV-2 pada reseptor ACE-2 yang juga terletak pada sel-sel intestinal, kolangiosit, dan hepatosit.
Gejala pencernaan yang paling umum dialami adalah anoreksia, mual, muntah, dan diare. Peningkatan transaminase hati terjadi pada sebagian besar pasien, meskipun umumnya hanya sedikit peningkatan. Saat ini tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa keparahan gejala pencernaan berhubungan dengan keparahan perjalanan klinis pasien COVID-19, namun peningkatan enzim hati yang berat mungkin berhubungan dengan progresivitas yang lebih buruk. Selain itu, meskipun viral load dapat dideteksi dalam tinja, belum dapat dipastikan kemungkinan terjadinya penularan melalui rute fecal-oral.
Mengingat penggunaan obat-obat antivirus dan antibakteri pada pasien COVID-19, maka cedera hati yang diinduksi oleh obat-obatan juga tidak dapat dieliminasi. Telah dilaporkan adanya kasus komplikasi COVID-19 terkait hati dalam derajat disfungsi hati yang bervariasi. Sebuah studi melaporkan peningkatan bilirubin, AST (aspartat aminotransferase), dan ALT (alanin aminotransferase) masing-masing 10%, 21%, dan 22%. Studi lainnya melaporkan terjadi peningkatan ALT pada 16-53% pasien dan tidak ada kasus gagal hati yang dilaporkan.
Penelitian yang dilakukan oleh Huang, et al, menunjukkan peningkatan ALT tampak pada 62% pasien dari 13 pasien yang dirawat di ICU. Penelitian oleh Wang juga menunjukkan pada pasien yang dirawat di ICU secara signifikan tampak mengalami peningkatan kadar ALT (35 vs 23; p=0,007) dan AST (52 vs 29; p<0,001). Data ini menunjukkan cedera hati lebih sering terjadi pada pasien dengan gejala klinis berat dibandingkan dengan gejala ringan. Disfungsi hati tampak lebih sering terlihat pada pasien dengan gejala yang lebih berat. Sulit untuk memilah disfungsi hati disebabkan oleh infeksi virus atau dari pengobatannya seperti antibiotik, antivirus eksperimental yang digunakan pada pasien.
Pasien COVID-19 dengan gejala pencernaan berhubungan dengan perjalanan penyakit yang lebih buruk dan memiliki risiko mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien tanpa gejala pencernaan. Pemantauan terhadap fungsi hati harus diperhatikan pada pasien COVID-19 khususnya dengan gejala klinis yang buruk.
Image : Ilustrasi
Referensi:
1.Agarwal A, Chen A, Ravindran N, To C, Thuluvath PJ. Gastrointestinal and liver manifestations of COVID-19. Journal of Clinical and Experimental Hepatology. 2020 Apr 1.
2.Lee IC, Huo TI, Huang YH. Gastrointestinal and liver manifestations in patients with COVID-19. Journal of the Chinese Medical Association: JCMA. 2020 Apr 1.
3.Zhang C, Shi L, Wang FS. Liver injury in COVID-19: Management and challenges. The Lancet Gastroenterology & Hepatology. 2020 Jan 1.
4.Bangash MN, Patel J, Parekh D. COVID-19 and the liver: Little cause for concern. The Lancet Gastroenterology & Hepatology. 2020 Mar 20.