
Akhir-akhir ini ramai diberitakan mengenai salah satu varian terbaru virus penyebab COVID-19 yang mudah menyebar dan menyebabkan diambilnya keputusan lockdown kembali di beberapa negara untuk membatasi penyebarannya.
Pada studi terkini yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet tanggal 12 Januari 2021, Fiorentini dan kolega ahli dari beberapa laboratorium di Eropa menjabarkan mengenai deteksi perdana mutasi protein spike N501 SARS-CoV-2 yang pertama kali ditemukan menyebar pada bulan Agustus 2020 di Inggris. Penyebaran virus baru yang cepat ini kemudian menjadi ancaman global.
Lembaga otoritas Inggris telah melaporkan kepada badan kesehatan dunia, WHO, varian baru yang diberi nama SARS-CoV-2 VOC 202012/01 (Variant of Concern, year 2020, month 12, variant 01), mengandung 23 substitusi nukleotida dan tidak terkait secara filogenetik dengan virus SARS-CoV-2 yang beredar di Inggris pada saat varian itu terdeteksi. Bagaimana dan dari mana varian SARS-CoV-2 tersebut berasal belumlah jelas. Per 30 Desember 2020, varian tersebut, yaitu VOC-202012/01 telah dilaporkan di 31 negara / wilayah / wilayah lain di lima dari enam wilayah WHO.
Sementara di belahan dunia lainnya ditemukan juga varian baru virus ini. Pada 18 Desember 2020, otoritas nasional di Afrika Selatan mengumumkan deteksi varian baru SARS-CoV-2 yang menyebar dengan cepat di tiga provinsi di Afrika Selatan. Afrika Selatan menamai varian ini 501Y.V2, karena adanya mutasi pada N501Y. Meskipun varian baru SARS-CoV-2 dari Inggris juga memiliki mutasi N501Y, analisis filogenetik menunjukkan bahwa 501Y.V2 dari Afrika Selatan adalah varian virus yang berbeda.
Data genom menyoroti bahwa varian 501.V2 dengan cepat menggantikan garis keturunan lain yang beredar di Afrika Selatan, dan studi pendahuluan menunjukkan bahwa varian tersebut terkait dengan viral load yang lebih tinggi, yang mungkin menunjukkan potensi peningkatan penularan.
Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa penularan infeksi COVID-19 masih terus terjadi dengan ragam mutasi virus penyebabnya yang bermunculan. Maka, penting untuk terus memantau implikasi kesehatan masyarakat dari varian-varian virus baru tersebut. Peningkatan angka penularan COVID-19 yang terkait dengan varian SARS-CoV-2 dapat membuat pengendalian lebih sulit. Tindakan pengendalian penyakit saat ini yang direkomendasikan harus terus efektif dan disesuaikan dalam menanggapi peningkatan kejadian penyakit, baik itu dikaitkan dengan varian baru maupun tidak. (JCH)
Image : Ilustrasi (Photo by CDC from Pexels)
Referensi:
1. Fiorentini S, Messali S, Zani A, Caccuri F, Giovanetti M, Ciccozzi M, Caruso A. First detection of SARS-CoV-2 spike protein N501 mutation in Italy in August, 2020. Lancet Infect Dis. 2021 Jan 12:S1473-3099(21)00007-4. doi: 10.1016/S1473-3099(21)00007-4. Epub ahead of print. PMID: 33450180.
2. World Health Organization. SARS-CoV-2 Variants :Disease Outbreak News [Internet]. 2020 [cited 2021 January 19]. Available from: https://www.who.int/csr/don/31-december-2020-sars-cov2-variants/en/