Dermatitis atopi adalah penyakit alergi dengan gejala pada kulit di bagian tubuh tertentu, berupa gatal, dan penebalan kulit. Pengobatan dermatitis alergi menggunakan immunosupresan, misalnya kortikosteroid topical, namun pada pasien dengan dermatitis atopi sedang-berat mungkin diperlukan pengobatan sistemik, misalnya upadacitinib atau dupilumab.
Upadacitinib adalah pengobatan imunosupresif dengan mekanisme kerja sebagai Janus Kinase Inhibitor, sedangkan dupilumab adalah pengobatan imunosupresif berupa monoclonal antibody yang menghambat interleukin-4 dan interleukin-13.
Dr. Blauvelt dan tim dari USA melakukan sebuah uji klinik yang diterbitkan di JAMA Dermatology, yang membandingkan efektivitas upadacitinib vs dupilumab pada pasien dermatitis atopi sedang-berat. Setelah diacak, sebanyak 348 pasien mendapatkan upadacitinib 30 mg sekali sehari, dan 344 pasien mendapatkan 300 mg subkutan setiap 2 minggu sekali. Parameter yang dievaluasi adalah proporsi pasien yang mencapai skor EASI75 pada minggu ke-16.
Hasilnya didapatkan bahwa proporsi pasien yang mencapai EASI75, lebih tinggi secara bermakna pada kelompok upadacitinib (71%) dibandingkan dengan kelompok dupilumab (61,1%), p=0,006.
Kesimpulan:
Pada pasien dermatitis atopi sedang-berat, pengobatan menggunakan upadacitinib 30 mg sekali sehari lebih efektif dari dupilumab 300 mg subkutan setiap 2 minggu sekali.
Gambar: Ilustrasi
Referensi:
Blauvelt A, Teixeira HD, Simpson EL, Costanzo A, De Bruin-Weller M, Barbarot S, et al. Efficacy and safety of upadacitinib vs dupilumab in adults with moderate-to-severe atopic dermatitis. JAMA Dermatol. 2021 Sep;157(9):1047–55.