Detail Article

Treatment Polynucleotide pada Kasus Facial Scars

dr. Della Sulamita
Feb 24
Share this article
4866d10f8e9bf73413bc155c314a1c2b.jpg
Updated 25/Feb/2025 .

Scars dan luka bakar, yang diakibatkan oleh cedera traumatis, prosedur bedah, atau kecelakaan, merupakan tantangan signifikan dalam bidang dermatologi dan perawatan luka. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi penampilan fisik tetapi juga dapat berdampak mendalam pada kepercayaan diri, kesejahteraan emosional, dan kualitas hidup. 


Di antara terapi yang sedang berkembang, formulasi polinukleotida yang berasal dari DNA salmon telah menjadi pilihan untuk manajemen scars dan luka bakar. Polinukleotida ini berfungsi melalui mekanisme regeneratif, termasuk stimulasi perbaikan jaringan, modulasi inflamasi, dan peningkatan sintesis kolagen.

 

Kasus 1: Bekas Luka Wajah Pasca-trauma

Wanita Ukraina, berusia 60 tahun, datang dengan keluhan bekas luka pasca-trauma yang signifikan di pipi kiri, yang telah berlangsung selama 2 bulan. Protokol terapi melibatkan dua sesi Rejuran S, dengan jeda tiga minggu antara setiap sesi. Setiap sesi menggunakan 2 cc Rejuran S. Setelah sesi kedua selesai, terjadi perbaikan yang cukup signifikan pada tampilan bekas luka. Terjadi pengurangan pada ketidakteraturan tekstur serta perubahan warna. Secara keseluruhan, kualitas kulit juga mengalami peningkatan.

 

Kasus 2: Bekas Luka Pasca-bedah pada Payudara

Wanita Ukraina, berusia 40 tahun, mencari perawatan untuk bekas luka pada payudara yang muncul 6 bulan setelah prosedur bedah, yang telah berlangsung selama 4 bulan. Bekas luka yang terletak di bagian bawah payudara ini menunjukkan perubahan tekstur yang mencolok serta perubahan warna yang signifikan. Pasien menjalani terapi Rejuran S, yang terdiri dari serangkaian sesi dengan jeda tiga minggu antara setiap sesi. Setiap sesi menggunakan 2 cc Rejuran S. Setelah 2 bulan terapi, terjadi perbaikan yang signifikan pada tampilan dan tekstur bekas luka.

 

Kasus 3: Bekas Luka Pasca-trauma pada Pasien Muda

Gadis Ukraina, berusia 14 tahun, datang dengan bekas luka pasca-trauma yang memerlukan intervensi. Bekas luka berlangsung selama 2 bulan, akibat cedera tidak disengaja, dirawat dengan terapi Rejuran S dalam tiga sesi, dengan jeda 3 minggu antara setiap sesi. Satu bulan setelah penyelesaian rangkaian perawatan intensif dengan Rejuran Healer, terjadi peningkatan yang signifikan dalam penyembuhan bekas luka serta kondisi kulit secara keseluruhan. Pasien menunjukkan perbaikan yang mencolok dalam pengurangan bekas luka dan peningkatan tekstur kulit.

 

Kasus 4: Bekas Luka Wajah Traumatis akibat Ledakan

Seorang pasien perempuan datang dengan bekas luka wajah traumatis akibat ledakan yang telah berlangsung selama 1 bulan. Bekas luka ini memerlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan berbagai terapi untuk mencapai hasil yang optimal. Regimen perawatan yang diterapkan mencakup sepuluh sesi PRP, enam sesi Rejuran S (6cc) yang diberikan setiap dua minggu sekali, serta injeksi Incobotulinum Toxin A (100 unit) yang dilakukan setiap dua bulan. Pendekatan yang komprehensif ini menghasilkan pengurangan bekas luka yang signifikan serta peremajaan kulit yang lebih baik.

 

Kasus 5: Bekas Luka Wajah Iatrogenik akibat Microneedle Radiofrequency

Seorang wanita, berusia 47 tahun, mengalami bekas luka wajah iatrogenik setelah menjalani prosedur microneedle radiofrequency. Perawatan dimulai setelah tiga minggu, dengan protokol yang mencakup dua sesi Rejuran S (2cc) yang diberikan dengan jeda dua minggu, dikombinasikan dengan Cross-linked HA untuk meningkatkan efek regeneratif dan perbaikan jaringan kulit. Kombinasi terapi ini menghasilkan peningkatan yang nyata dalam tampilan bekas luka serta revitalisasi kulit secara keseluruhan.

 

Kasus 6: Cedera Hidung akibat Gigitan Anjing

Wanita, berusia 48 tahun, mencari perawatan untuk mengatasi bekas luka akibat cedera hidung yang disebabkan oleh gigitan anjing yang terjadi 2 bulan lalu. Bekas luka melibatkan kerusakan jaringan yang mendalam serta risiko jaringan parut. Perawatan mencakup tiga sesi Rejuran S (3 cc), dengan jeda 3 minggu antara setiap sesi, serta injeksi Incobotulinum Toxin A (60 unit) diberikan dalam 2 sesi sebagai terapi tambahan untuk membantu dalam proses perbaikan jaringan dan mengurangi ketegangan pada bekas luka. Pendekatan perawatan ini menghasilkan pengurangan bekas luka yang menjanjikan serta peningkatan kondisi kulit.

 

Kesimpulan:

Scars dan luka bakar merupakan tantangan dalam dermatologi yang dapat memengaruhi estetika dan kesejahteraan pasien. Dari beberapa kasus ini, polinukleotida terbukti berperan dalam regenerasi kulit, memperbaiki tekstur, dan meningkatkan hidrasi melalui stimulasi sintesis kolagen serta modulasi inflamasi. Sejumlah kasus ini menunjukkan efektivitas polinukleotida dalam memperbaiki berbagai jenis bekas luka, termasuk pascatrauma, pasca-bedah, dan akibat prosedur estetik yang tidak diinginkan. Kombinasi dengan terapi lain, seperti PRP, HA, dan Ivdncobotulinum Toxin A, juga terbukti memberikan hasil optimal. Pendekatan yang tepat dan personalisasi terapi dapat meningkatkan keberhasilan perawatan bekas luka dan luka bakar.

 


Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)

Referensi:

Kim MJ, Wan J, Oksana L, Yuliia L, Chugay O, Platonova O, et al. Polynucleotide-based treatments for various facial scars including combat injuries. J Dermatol Treat. 2024 Dec 31;35(1):2426626. 

Share this article
Related Articles
Related Products
8f102f9c942c50229244c72e1e193467.jpg
8f88e9cdbb4586917d92e54e165a79ce.jpg
c0d94008f59e9c42b158a3430cc604ef.jpg
ad9072e4da8d16a94ec520b25c2e7837.jpg
c309792ea21c46f33bc5d105dcef9f04.jpg
6cd2a8009bfc1b0a154910c9a0fb7202.jpg
e390c7348aa73d25277f5c58052908e5.jpg
f8a19fbbeef3b0fd6e24a8ebf345930c.jpg
8a61308b3c1be9a32fcd4848aff5e370.jpg
c17069368f171e1807c5e2b06159eb72.jpg