Penyakit mata kering dapat diperberat oleh adanya exposure lingkungan yang kering. Oleh karena itu, dalam langkah-langkah pengobatan penyakit mata kering, salah satunya diperlukan penyesuaian gaya hidup, termasuk menghindari exposure, menggunakan artificial tears, dan menggunakan tetes mata steroid untuk mengurangi inflamasi.
Salah satu obat tetes mata steroid yang diindikasikan untuk pengobatan mata kering adalah fluorometholone. Dr. Pinto-Fraga dan tim dari Spanyol melakukan sebuah uji klinik, yang dipublikasi di Jurnal Ophthalmology tahun 2016, yang membandingkan efektivitas penggunaan fluorometholone pada pasien dengan dry eye disease (DED). Desain uji klinik ini adalah randomized controlled clinical trial, dengan subjek sebanyak 40 pasien dry eye, yang diacak menjadi 2 kelompok yaitu: 1) 0,1% fluorometholone 4 kali 1 tetes/hari (FML, n=21), atau 2) Topical polyvinyl alcohol 4 kali 1 tetes/hari (PA/kontrol, n=19). Parameter yang dievaluasi adalah Oxford Stain Scale pada: baseline, hari ke-21 sebelum adverse exposure, serta hari ke-21 dan ke-22 setelah adverse exposure. Adverse exposure yang diberikan kepada subjek adalah suhu 23oC, 5% relative humidity, dan airflow ke arah mata 0,43 m/detik, selama 2 jam.
Hasilnya, Skor Oxford Scale (rerata) lebih baik secara signifikan pada kelompok FML (fluorometholone 0,1%) dibandingkan pada kelompok PA (kontrol), yaitu pada hari ke-21 sebelum exposure, serta hari ke-21 dan ke-22 setelah exposure.
Kesimpulan:
Pada pasien mata kering, penggunaan fluorometholone 0,1% sebanyak 4 kali 1 tetes/hari, secara bermakna memperbaiki gejala mata kering (DED), yang diukur menggunakan Oxford Scale.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: rawpixel-Freepik)
Referensi:
Pinto-Fraga J, López-Miguel A, González-García MJ, Fernández I, López-de-la-Rosa A, Enríquez-de-Salamanca A, et al. Topical fluorometholone protects the ocular surface of dry eye patients from desiccating stress: A randomized controlled clinical trial. Ophthalmology 2016 Jan;123(1):141-53.
