Detail Article

Terapi Antihipertensi Intensif dan Kesehatan Seksual

dr. Jane Cherub.
Apr 06
Share this article
9c0bf702bc582324937aebf81fdf7ae1.jpeg
Updated 01/Apr/2021 .

Terapi farmakologis antihipertensi telah terbukti mengurangi risiko kardiovaskular. Namun, banyak pasien tidak patuh pada terapi antihipertensi dikarenakan kekhawatiran yang dirasakan atau nyata tentang efek samping yang berhubungan dengan seksual. 

Dalam subset dari studi SPRINT (uji coba acak dari kontrol tekanan darah intensif dibandingkan standar), para peneliti berusaha untuk menyelidiki dampak pengobatan antihipertensi terhadap aktivitas seksual pria dan wanita dari waktu ke waktu, dan apakah dampak ini bervariasi dengan atau terapi antihipertensi yang kurang intensif. 


Terapi intensif didefiniskan sebagai pemberian terapi antihipertensi dengan sasaran tekanan darah sistolik di bawah 120 mmHg, sedangkan terapi standar dengan sasaran di bawah 140 mmHg. Semua kelas utama agen antihipertensi dimasukkan dalam formularium dan diberikan tanpa biaya kepada para peserta studi. Peneliti SPRINT juga dapat meresepkan obat antihipertensi lain (tidak disediakan dalam penelitian). 


Di antara 1.268 pria dan 613 wanita yang termasuk dalam sub-studi SPRINT ini, 862 (68%) pria dan 178 (29%) wanita menyatakan terlibat dalam aktivitas seksual dalam bentuk apa pun. Dibandingkan dengan wanita dan pria yang tidak terlibat dalam aktivitas seksual, mereka yang terlibat aktivitas seksual berusia lebih muda (64 banding 69 tahun untuk wanita dan 65 banding 75 tahun untuk pria). Wanita memiliki kepuasan yang rendah secara keseluruhan dengan kehidupan seksual mereka tetapi kesehatan seksual mereka tidak terpengaruh oleh terapi antihipertensi dari waktu ke waktu ataupun termodifikasi oleh terapi intensif. Ereksi pria sedikit memburuk dari waktu ke waktu (-0,1 hingga -0,2 poin pada skala 1 (lebih buruk) hingga 5 (terbaik); p <0,05), tetapi tidak diperburuk oleh terapi antihipertensi intensif (p> 0,05 untuk semua).


Kesehatan seksual wanita yang dideklarasikan sendiri (self-declared women`s sexual health) tidak terpengaruh oleh terapi antihipertensi yang intensif. Sedangkan para pria melaporkan sedikit penurunan kualitas ereksi, terlepas dari terapi standar atau intensif. Temuan ini dapat membantu meyakinkan pasien tentang keamanan seksual dari terapi antihipertensi intensif yang berpotensi meningkatkan kepatuhan terhadap strategi terapi intensif.


Gambar: Ilustrasi (sumber: https://www.cnnindonesia.com/)

Referensi:

1. Ferreira JP, Böhm M, Rossignol P, Zannad F. Impact of anti-hypertensive therapy in the sexual health of men and women: an analysis from the SPRINT trial. Am J Hypertens. 2021 Feb 11:hpab035. doi: 10.1093/ajh/hpab035. 

2. SPRINT Research Group, Wright JT Jr, Williamson JD, Whelton PK, Snyder JK, Sink KM, Rocco MV, et al. A Randomized Trial of Intensive versus Standard Blood-Pressure Control. N Engl J Med. 2015 Nov 26;373(22):2103-16. doi: 10.1056/NEJMoa1511939. 


Share this article
Related Articles