Detail Article

Tambahan Terapi dengan Astaxanthin dapat Memperbaiki Nyeri Neuropati Diabetik

dr. Della Sulamita
Apr 28
Share this article
f1caf64fcfb60b0f786b7e8def096e1e.jpg
Updated 03/Mei/2023 .

Nyeri neuropati diabetik adalah salah satu komplikasi yang sering terjadi pada pasien diabetes melitus (>50%) yang disebabkan oleh gangguan pada sistem metabolisme dan pembuluh darah. Gejala neuropati diabetik adalah rasa tertusuk-tusuk dan kesemutan, mati rasa, nyeri sensasi terbakar, dan nyeri menusuk di bagian tubuh tertentu. Oleh karena itu, perlu pengobatan yang tepat untuk pasien yang menderita nyeri neuropati diabetik karena menganggu aktivitas sehari-hari. 


Pengobatan yang tersedia untuk nyeri neuropati diabetik masih berupa pengobatan simtomatik, seperti pregabalin, gabapentin, dan amitriptilin. Tenaga kesehatan profesional, khususnya yang sering menangani neuropati pasien dengan riwayat diabetes perlu memberikan perawatan yang tepat dan kontrol glikemik yang ketat untuk meringankan rasa sakit dan mencegah perkembangan lebih lanjut dan meningkatkan kualitas hidup pasien.


Astaxanthin, karotenoid alami yang bertindak sebagai antioksidan dengan sifat anti-diabetes dan anti-inflamasi, dapat melindungi kerusakan saraf dan mengurangi peradangan saraf yang disebabkan oleh diabetes, sehingga dapat meringankan rasa sakit dan gejala neuropati lainnya yang dirasakan oleh pasien. Penelitian penggunaan astaxanthin dalam perbaikan gejala, terutama pada kasus-kasus yang berkaitan dengan neuropati diabetik masih terbatas. Penelitian sebelumnya lebih fokus pada penggunaan astaxanthin dalam mengobati retinopati dan nefropati yang disebabkan oleh berbagai penyakit.


Studi eksperimental randomized controlled trial (RCT) oleh dr. Rizaldy dan kolega mengevaluasi manfaat astaxanthin dalam meningkatkan efek dampak pereda nyeri pada pasien neuropati diabetik. Studi melibatkan 36 pasien diabetes di RS Bethesda Yogyakarta yang mengalami nyeri neuropati diabetik dinilai dengan Diabetic Neuropathy Examination (DNE) dan Diabetic Neuropathy Symptom (DNS). Pasien dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok kontrol mendapatkan terapi standar berupa gabapentin, pregabalin, atau kombinasi dengan amitriptilin; kelompok eksperimen mendapatkan terapi standar dengan tambahan astaxanthin 6 mg per hari selama 8 minggu. Penilaian menggunakan skor Brief Pain Inventory (BPI) berupa kuesioner yang menunjukan level intensitas gejala dengan skala 0-100.


Hasilnya:

· Rerata skor BPI untuk keluhan nyeri dan sensasi terbakar tertinggi 17,22 pada kelompok eksperimen di minggu ke-0. Sementara skor terendah 2,78 ditemukan pada kelompok eksperimen pada minggu ke-8.

· Rerata skor BPI untuk keluhan nyeri seperti listrik tertinggi 22,22 pada kelompok eksperimen di minggu ke-0. Sementara skor terendah 5,56 ditemukan pada kelompok eksperimen pada minggu ke-8.

· Rerata skor BPI untuk keluhan kesemutan tertinggi 43,89 pada kelompok eksperimen di minggu ke-0. Sementara skor terendah 12,35 ditemukan pada kelompok kontrol pada minggu ke-8.

· Penurunan rerata yang paling signifikan didapatkan pada parameter nyeri sensasi terbakar, sebesar 14,445 pada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol 4,705 (p=0,035).

· Penurunan rerata pada parameter nyeri seperti tersengat listrik, sebesar 16,67 pada kelompok eksperimen dan 14,117 pada kelompok kontrol (p=0,001)

· Penurunan rerata pada parameter kesemutan, sebesar 16,67 pada kelompok eksperimen dan 14,705 pada kelompok kontrol (p=0,01).

· Dilaporkan 1 keluhan gatal pada kulit di kelompok eksperimen.


Kesimpulan:

Dari studi didapatkan bahwa pasien dengan nyeri neuropati diabetik yang mendapatkan terapi standar (gabapentin, pregabalin, atau amitriptilin), penambahan astaxanthin 6 mg/hari secara signifikan memperbaiki skor Brief Pain Inventory.



Gambar: Ilustrasi 

Referensi:

Pinzon R, Harsana MRB. The benefits of astaxanthin to improve pain relief in patients with painful diabetic neuropathy: An open-label, randomized controlled trial. Pharm Sci Res. 2021;8(3):136-43.

Share this article
Related Articles