Sepsis adalah kondisi medis kritis yang mengancam jiwa, ditandai dengan berbagai komplikasi fisiologis dan biokimia yang kompleks. Meskipun terdapat kemajuan signifikan dalam pemahaman patofisiologi serta pengembangan alat resusitasi dan tindakan terapeutik modern, tingkat kematian akibat sepsis tetap mengkhawatirkan. Pada pasien yang sakit kritis, angka kematian mencapai lebih dari 25%. Pada meta-analisis ini dibahas mengenai efektivitas suplementasi magnesium pada pasien sepsis.
Data menunjukkan bahwa antara 38%−78% pasien kritis, khususnya mereka yang menderita sepsis, mengalami malnutrisi. Kondisi sepsis memicu keadaan hipermetabolik yang didorong oleh respons inang terhadap infeksi serta kebutuhan energi yang besar untuk memperbaiki sel-sel yang rusak. Hal ini sering kali berujung pada defisiensi mikronutrien. Mikronutrien sangat penting dalam mengatur proses sepsis karena perannya yang tersebar luas sebagai kofaktor dalam berbagai mekanisme biokimia, serta pengaruh genomik dan non-genomik mereka terhadap jalur inflamasi (peradangan).
Dr. Safabakhsh dan tim dari Iran melakukan sebuah meta-analisis, yang dipublikasi di jurnal Clinical Nutrition tahun 2024. Sebanyak 56 RCT (randomized clinical trial) dengan 5.957 subjek memenuhi kriteria. Meta-analisis ini bertujuan untuk membandingkan dan memeringkat efektivitas 21 suplemen diet yang berbeda terhadap tingkat kematian dan hasil klinis pada orang dewasa penderita sepsis. Parameter yang dievaluasi adalah tingkat kematian jangka pendek, tingkat kematian jangka panjang, dan durasi lama rawat inap ICU.
Dalam analisis meta-analisis ini, magnesium muncul sebagai salah satu intervensi yang paling efektif secara statistik, dengan hasil:
· Tingkat Kematian Jangka Pendek
Magnesium menunjukkan hasil yang signifikan dalam menurunkan angka kematian jangka pendek dibandingkan dengan kelompok kontrol, dengan risk ratio (RR) sebesar 0,33. Ini mengindikasikan bahwa penggunaan magnesium berpotensi mengurangi risiko kematian hingga 67% dibandingkan kelompok yang tidak menerimanya (confidence interval (CI): 95% 0,14 hingga 0,79).
· Lama Rawat di ICU (ICU Length of Stay)
Selain pengaruhnya pada tingkat kematian jangka pendek, magnesium juga terbukti efektif dalam memperpendek durasi pasien di ICU. Penggunaan suplemen magnesium dikaitkan dengan pengurangan lama rawat di ICU sebesar 7,00 hari dibandingkan dengan kontrol (CI: 95% -12,85 hingga -1,15 hari).
Kesimpulan:
Meta-analisis ini menyimpulkan bahwa di antara beberapa suplemen pada pasien sepsis, magnesium bermanfaat untuk menurunkan tingkat kematian jangka pendek dan mempersingkat durasi rawat ICU secara bermakna.
Gambar: Ilustrasi
Referensi:
1. Vincent JL, Jones G, David S, Olariu E, Cadwell KK. Frequency and mortality of septic shock in Europe and North America: a systematic review and metaanalysis. Crit Care 2019;23(1):196.
2. Safabakhsh M, Imani H, Shahinfar H, Mohammadpour M, Rohani P, Shab-Bidar S. Efficacy of dietary supplements on mortality and clinical outcomes in adults with sepsis and septic shock: a systematic review and network meta-analysis. Clin Nutr. 2024 Jun;43(6):1299-307.