Detail Article

Studi Hewan Coba, Astaxanthin pada Penyembuhan Membantuk Proses Penyembuhan Luka Mukosa Hidung

Dr. Della Sulamita Mahendro
Jun 08
Share this article
ab2ea6619db72f2b7e4c2f94e5a16b5f.jpg
Updated 09/Jun/2022 .

Endoscopic sinus surgery (ESS) merupakan salah satu strategi terapi utama untuk rhinosinusitis kronis yang tidak membaik dengan obat-obatan. Namun tindakan ESS tersebut sering menimbulkan terjadinya perlukaan pada mukosa dan komplikasi berupa pembentukan jaringan ikat atau perlekatan yang juga pada beberapa studi dipengaruhi oleh adanya reactive oxygen species (ROS).

Astaxanthin merupakan xanthophylls carotenoid yang ditemukan alami pada organisme hidup terutama pada lautan. Astaxanthin merupakan powerful quencher singlet oxygen, yang dapat meregulasi stres oksidatif, bekerja sebagai antioksidan poten. Astaxanthin tidak dapat diproduksi oleh tubuh, sehingga didapatkan dari makanan berwarna kemerahan seperti mikroalga, seafood, ikan dan lainnya. Astaxanthin memiliki efek positif dengan menekan inflamasi saat fase penyembuhan luka, serta meningkatkan ekspresi pro-kolagen tipe I, dan bFGF pada post operatif hari ke 1. 


Studi eksperimental yang dilakukan oleh dr. Lavinia dan kolega ingin menilai efek astaxanthin pada proses penyembuhan luka pada mukosa nasal dibandingkan dengan dexamethasone. Studi dilakukan pada 63 tikus Wistar dengan berat 300 gram. Mukosa nasal dilukai dengan menggunakan metode brushing 10 mm yang dimasukan melalui nostril dan menyebabkan luka mekanis. Tikus dibagi menjadi 3 kelompok eksperimental yaitu kelompok 1 dengan astaxanthin oral (100 mg/kg/hari selama 3 hari), kelompok 2 dengan dexamethasone (0,15 mg/kg/hari selama 7 hari) dan kelompok 3 yaitu kelompok kontrol dengan normal saline (0,15 mg/kg/hari selama 7 hari). Setiap 7 tikus dibunuh pada hari ke-5, 14 dan 28. Pemeriksaan histologi dilakukan selama 72 jam dengan 10% formalin. 


Evaluasi hasil luaran yang dinilai adalah infiltrasi sel inflammatory, goblet, dan pembentukan sel siliari, ketebalan epitelia, ketebalan subepitelial, fibrosis subepitelial dan insiden adhesi/perleketan. Ketebalan epithelial dinilai dengan epithelial thickness index (ETI), ETI > 1,0 menunjukkan terjadinya hipertrofik epithelial. Ketebalan subepitelial dinilai dengan subepithelial thickness index (STI), STI > 1,0 menunjukkan terjadinya hipertrofik subepithelium. Derajat fibrosis dinilai dengan subepithelial fibrosis index (SFI), SFI > 1,0 menunjukkan terjadinya peningkatan fibrosis kolagen. 


Dari studi pada hewan coba tersebut, didapatkan bahwa: Nilai ETI lebih tinggi pada hari ke-28 dibandingkan hari ke-5. Pada kelompok astaxanthin, ETI hari ke-28 memiliki nilai yang paling rendah dibandingkan kelompok lainnya. Kelompok kontrol dan kelompok dexamethasone memiliki pola evolusi ETI yang mirip, berbeda dengan kelompok astaxanthin yang mengalami penurunan pada hari ke-28. Nilai STI pada hari ke-5 didapatkan hasil yang mirip pada kelompok kontrol dan deksametasone, namun secara signifikan lebih rendah jika dibandingkan dengan kelompok astaxanthin. Pada hari ke-14 dan 28, didapatkan trend peningkatan pada kelompok kontrol, berbeda dengan kelompok dexametasone dan astaxanthin yang secara konstan menurun. Nilai SFI menunjukan sedikit perbedaan antar kelompok, namun didapatkan nilai yang lebih rendah pada kelompok astaxanthin dan dexamethasone. 


Berdasarkan studi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pemberian astaxanthin pada periode setelah terjadi perlukaan, secara signifikan menurunkan terjadinya fibrosis, menghambat pembentukan synechia dan secara signifikan menurunkan kejadian fibrosis subepithelial, tanpa memberikan efek toksik. 



Gambar: Ilustrasi (sumber: BullionPhotos - www.freepik.com) 

Referensi:

Manciula LG, Berce C, Tabaran F, Trombitaș V, Albu S. The effects of postoperative astaxanthin administration on nasal mucosa wound healing. J Clin Med. 2019;8(11):1941.

Share this article
Related Articles
Related Products
18baa853f0c46cf2fb44c88e4dc7d9c6.jpg
f8542d12c739ca676e2027f605a3d22b.jpg
cf1da69ebd1116c86d6034cd26156209.jpg
8c834bfb3f12d49e6531d22be0963804.jpg
6dd9462e30cf0d90440fe23295353737.jpg
91d25b4385d0fb6a4a8d41a5511a89c3.jpg
2f94763de51b0e349a2c87f3f6350ff1.jpg
b206aa97a3b80852f956fb5866874ff6.jpg
e0db31db65df9c9497ac2c30c187d9ca.jpg
01cbc4af44cecc8d032301c54935e5e5.jpg