
Kongres International Society on Thrombosis and Haemostasis (ISTH) 2025 yang diselenggarakan di Washington DC pada 21–25 Juni 2025, menghadirkan berbagai pembaruan penting dalam bidang trombosis, hemostasis, dan biologi vaskular. Berbagai studi terkini dipresentasikan, termasuk dalam manajemen Venous Thromboembolism (VTE), yang menjadi fokus pembahasan artikel ini.
Sorotan Ilmiah Penting
1. Tromboprofilaksis pada Pasien Inap Medis
Dr. Marc Blandon memaparkan analisis jaringan yang membandingkan efektivitas dan keamanan berbagai rejimen tromboprofilaksis. Hasil menunjukkan LMWH dan DOAC efektif menurunkan kejadian VTE, namun hanya LMWH yang mempertahankan profil keamanan lebih baik dibandingkan tanpa terapi.
2. Komplikasi Jangka Panjang Pasca-VTE
Prof. Anette Arbjerg Hojen menekankan pentingnya mendeteksi gejala sisa dan dampak psikososial pasca kejadian VTE. PROMs perlu diimplementasikan secara aktif sebagai alat untuk menangkap keluhan pasien dan membimbing terapi lanjutan.
3. Prediksi VTE Terkait Kanker oleh Machine Learning
Dr. Timothy Hoberstorfer menunjukkan bahwa model machine learning, seperti Logistic Regression (LGR), tidak secara signifikan lebih baik dari skor prediksi tradisional seperti Vienna-CAT. AUC tertinggi yang dicapai oleh model ML adalah 0.66, dibandingkan Vienna-CAT 0.67.
4. Dosis DOAC pada Pasien Obesitas
Analisis post-hoc oleh Prof. Couturaud menunjukkan bahwa pada pasien dengan BMI <30 kg/m², dosis DOAC yang dikurangi memiliki efektivitas setara dengan dosis penuh dan lebih aman. Namun, pada pasien dengan BMI ≥30 kg/m², dosis penuh tetap menjadi pilihan lebih unggul, khususnya pada wanita usia >50 tahun.
5. Strategi Diagnosis PE pada Pasien COPD
Vicky Mai mempresentasikan strategi diagnosis PE yang disesuaikan untuk pasien COPD, berdasarkan data PEP dan SLICE. Skor 3-item dan dua ambang D-dimer memberikan pendekatan baru yang menjanjikan meskipun masih membutuhkan validasi prospektif.
6. Beban Global dan Perbedaan Regional VTE
Dr. Behnood Bikdeli menyoroti perbedaan insidensi dan mortalitas VTE antar wilayah dan ras. Data dari registri RIETE menunjukkan variasi yang signifikan, di mana populasi Asia mengalami angka kekambuhan DVT lebih tinggi, sedangkan ras kulit hitam lebih tinggi pada PE.
7. Mortalitas Jangka Panjang dan Penyebab Kematian Pasca VTE
Dr. Deborah Kamin Mukaz dari studi ARIC menunjukkan bahwa pasien VTE, terutama yang terkait kanker, mengalami penurunan kelangsungan hidup jangka panjang. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian pasca VTE, menyoroti pentingnya pencegahan sekunder yang optimal.
Kesimpulan
Kongres ISTH 2025 memberikan wawasan penting dalam manajemen VTE terkini. Penggunaan PROMs, evaluasi dosis antikoagulan pada populasi khusus, dan teknologi prediktif seperti machine learning adalah pendekatan masa depan dalam meningkatkan luaran pasien. Praktisi diharapkan mampu mengintegrasikan wawasan ini ke dalam praktik klinis sehari-hari.