Detail Article
Suplementasi Mikronutrien Berpotensi Meningkatkan Fungsi Mitokondria pada Pasien Gagal Jantung
dr. Martinova Sari Panggabean
Mar 10
Share this article
8b33b1027af95dbed519124947497956.jpeg
Updated 09/Mar/2022 .

Sebuah tinjauan baru oleh Bomer, dkk. menunjukkan bahwa suplementasi mikronutrien, terutama kombinasi coenzyme Q10 (CoQ10), zinc, tembaga, selenium, dan besi, memiliki peran potensial dalam meningkatkan fungsi miokardium pada pasien gagal jantung (heart failure/HF) dengan meningkatkan fungsi mitokondria. 

Konsentrasi mikronutrien plasma yang rendah telah dikaitkan dengan penurunan kualitas hidup dan outcome yang buruk pada pasien gagal jantung. Sementara, penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan pasien gagal jantung konsumsi mikronutriennya kurang dari jumlah harian yang direkomendasikan. Selain itu, pasien gagal jantung juga cenderung mengalami penurunan penyerapan zat nutrisi di usus, peningkatan ekskresi urin karena obat diuretik, serta gangguan fungsi glomerulus atau tubulus ginjal akibat reaksi pro-inflamasi dan stres oksidatif, yang memperburuk defisiensi mikronutrien.


Penurunan kapasitas bioenergi merupakan kunci utama dalam perburukan gagal jantung. Makronutrien seperti asam lemak, asam laktat, dan karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi kardiomiosit dan umumnya dikonsumsi dalam jumlah banyak. Mikronutrien, termasuk vitamin, mineral, dan asam amino esensial, juga diperlukan untuk mengubah makronutrien menjadi adenosin trifosfat (ATP), tetapi dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil.


Rantai transpor elektron mitokondria (mitochondrial electron transport chain/ mtETC) membutuhkan coenzyme Q10, zinc, tembaga, selenium, dan besi untuk dapat memproduksi ATP yang efisien yang dibutuhkan oleh jantung. Proses ini disebut juga fosforilasi oksidatif, yaitu proses pembentukan ATP melalui transfer elektron dari 1,4- dihydronicotinamide adenine dinucleotide (NADH) atau dihydroflavine-adenine dinucleotide (FADH2) menjadi oksigen (O2). Fosforilasi oksidatif mitokondria bertanggung jawab terhadap hampir 90% produksi ATP di kardiomiosit. Oleh karena itu, defisiensi mikronutrien pada gagal jantung dapat menyebabkan kerusakan fungsi mitokondria dan menurunkan kapasitas sintesis ATP. Zat besi (kompleks I, II, III dan IV), selenium (redoks dan antioksidan), zinc (antioksidan mitokondria), tembaga (kompleks IV) dan coenzyme Q10 (kompleks I, II dan III) sangat diperlukan untuk terjadinya proses fosforilasi oksidatif di mitokondria.


CoQ10 adalah komponen umum dari sebagian besar membran sel dan memainkan peran kunci dalam rantai transpor elektron mitokondria jantung untuk memfasilitasi produksi ATP. Selain itu, CoQ10 melindungi membran sel terhadap oksidasi dan menghambat peroksidasi lipid dan lipoprotein. Stres oksidatif akibat gagal jantung dapat meningkatkan stres pada sistem antioksidan yang pada akhirnya dapat menurunkan konsentrasi CoQ10. Prevalensi defisiensi CoQ10 pada gagal jantung adalah sebesar 59%.


Beberapa uji klinis telah mengevaluasi efek CoQ10 terhadap gagal jantung. Hasilnya secara umum menemukan terjadinya perbaikan gejala, peningkatan kapasitas latihan dan kualitas hidup, penurunan kejadian kardiovaskular yang merugikan, serta penurunan mortalitas kardiovaskular. Selain CoQ10, terdapat empat mikronutrien lain yang dilaporkan terlibat dalam poduksi ATP mitokondria sel jantung. Defisiensi mikroutrien ini sering diamati pada pasien gagal jantung, dengan prevalensi 30% -50% 


Peneliti menyimpulkan bahwa defisiensi mikronutrien memiliki dampak penting terhadap produksi energi mitokondria, sehingga suplementasi multi-mikronutrien harian perlu dipertimbangkan untuk semua pasien dengan gagal jantung, terutama mereka yang menerima terapi diuretik atau restriksi diet.


Kesimpulan:

Defisiensi mikronutrien pada gagal jantung dapat menyebabkan kerusakan fungsi mitokondria dan menurunkan kapasitas sintesis ATP. Mikronutrien (termasuk coenzyme Q10, zinc, tembaga, selenium dan besi) diperlukan untuk mengubah makronutrien menjadi ATP secara efisien. Kombinasi mikronutrien (coenzyme Q10, zinc, tembaga, selenium dan besi) memiliki peran potensial dalam meningkatkan fungsi miokardium pada pasien gagal jantung dengan meningkatkan fungsi mitokondria.



Gambar: Ilustrasi (www.freepik.com)

Referensi:

1.  Bomer N, Pavez-Giani MG, Grote Beverborg N, Cleland JGF, van Veldhuisen DJ, van der Meer P. Micronutrient deficiencies in heart failure: Mitochondrial dysfunction as a common pathophysiological mechanism? J Intern Med. 2022;10.1111/joim.13456. doi:10.1111/joim.13456

2.  Yasgur BS. Micronutrient supplementation to prevent, improve HF? Medscape [Internet]. 2022 Feb 19. Available from: https://www.medscape.com/viewarticle/968873#:~:text=A%20new%20review%20suggests%20that,HF)%20by%20improving%20mitochondrial%20function.

Share this article
Related Articles