Detail Article
Gabapentin versus Pregabalin pada Chronic Inflammatory Demyelinating Polyradiculoneuropathy, Manakah yang Lebih Baik?
Dr. Della Sulamita Mahendro
Jan 26
Share this article
e2c7d4cd0ac8b525038ea8179e6f918c.jpg
Updated 26/Jan/2022 .

Chronic inflammatory demyelinating polyradiculoneuropathy (CIPD) adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan peradangan jangka panjang dan kerusakan selubung saraf perifer, yang bersifat progresif atau kambuh. Diperkirakan 9 dari 1.000.000 orang terkena CIPD. Penyakit ini menyerang saraf motorik dan sensorik, tidak jarang mengenai nervus kranial dan nervus autonom. Berdasarkan literatur, sekitar 50% pasien mengeluhkan adanya gangguan kualitas hidup. Keluhan yang sering dirasakan berupa nyeri, lemas, dan kecemasan.

Gabapentin merupakan struktur analog gamma-aminobutyric acid yang bekerja menghambat influks kalsium melalui kanal kalsium pada sistem saraf perifer dan sentral. Gabapentin merupakan agen antikonvulsan. Berdasarkan evaluasi, gabapentin memiliki efikasi sebagai pereda nyeri neuropati. Pregabalin merupakan agen gabapentinoid lainnya yang bekerja menstimulasi pelepasan neurotransmiter seperti glutamate, norephinephrine, dan substasi P serta menghambat stimulasi berlebih neural. Beberapa studi mengevaluasi efikasi agen-agen pada nyeri neuropati.


Studi clinical trial oleh dr. Moulood dan kolega ingin mengevaluasi perbandingan efikasi pregabalin dan gabapentin pada pasien dengan chronic inflammatory demyelinating polyradiculoneuropathy (CIPD). Studi dilakukan pada 40 pasien CIPD di rumah sakit Alzahra pada April 2017 hingga Maret 2019. Subjek dibagi menjadi dua kelompok, kelompok 1 mendapatkan venlafaxine 37,5 mg + gabapentin 100-500 mg (n=20), kelompok 2 mendapatkan venlafaxine 37,5 mg + pregabalin 50-300 mg (n=20) selama 12 bulan. Parameter yang diukur berupa keluhan nyeri menggunakan visual analogue scale (VAS), kualitas tidur menggunakan pittsburg sleep quality questionnaire, dan kualitas hidup (QoL) menggunakan short form health survey (SF-36) pada bulan ke-3, 6, 9, dan 12 setelah intervensi.  

 

Studi tersebut memberikan hasil; dosis gabapentin yang paling banyak digunakan 300 mg/hari (65%), dan dosis pregabalin yang paling banyak digunakan 100 mg/hari (40%). Gabapentin secara signifikan memperbaiki keparahan nyeri (p=0,004), kualitas tidur (p <0,001), dan kualitas hidup (p 0,001). Kombinasi gabapentin + venlafaxine secara signifikan meningkatkan kualitas tidur (p=0,009) dan kualitas hidup (p=0,004). Pregabalin + venlafaxine secara signifikan memperbaiki keparahan nyeri (p=0,046), kualitas tidur (p<0,001) dan kualitas hidup (p<0,001). Perbandingan dari kedua obat mengungkapkan keunggulan pregabalin dalam menghilangkan rasa sakit (p>0,001) dan kualitas hidup (p =0,03) dibandingkan gabapentin.


Berdasarkan studi tersebut menunjukkan bahwa pregabalin dan gabapentin efisien mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan kualitas hidup (QoL) pasien chronic inflammatory demyelinating polyradiculoneuropathy (CIPD). Jika dibandingkan, pregabalin meningkatkan kualitas tidur, kualitas hidup (QoL) dan sebagai pereda nyeri yang lebih baik dibandingkan gabapentin.



Gambar: Ilustrasi (sumber: by jcomp - www.freepik.com)

Referensi:

Rayani M, Ansari B, Boroujeni SA, Veshnavei HA, Basiri K. Gabapentin versus pregabalin for management of chronic inflammatory demyelinating polyradiculoneuropathy. Am J Neurodegener Dis. 2021;10(4):50–6.

Share this article
Related Articles