Detail Article
Coenzym Q10 Mengurangi Durasi dan Frekuensi Serangan Migrain
Dr. Martinova Sari Panggabean
Des 31
Share this article
4958dd46cdd7e3d4491660ccbb9cb801.jpg
Updated 31/Des/2021 .

Migrain merupakan sakit kepala yang ditandai dengan serangan sakit kepala yang intens, kepala terasa seperti berdenyut, dan umumnya hanya terjadi pada satu sisi kepala. Serangan migrain biasanya terjadi secara episodik yang dapat disertai dengan gejala mual, muntah, dan sensitif terhadap cahaya atau suara. Obat migrain biasanya bertujuan untuk mengurangi frekuensi dan intensitas serangan sakit kepala yang timbul. Namun, beberapa obat diketahui dapat membantu mencegah serangan sakit kepala migrain.


Studi metaanalisis oleh Sazali, dkk. bertujuan untuk mengetahui efektivitas suplementasi coenzym Q10 (CoQ10) dalam menurunkan derajat keparahan, durasi dan frekuensi serangan sakit kepala migrain pada pasien dewasa. Metaanalisis ini melibatkan 6 studi RCT dan 371 subjek, berusia 18 hingga 50 tahun, yang didiagnosis migrain berdasarkan kriteria International Headache Society (HIS) atau International Classification of Headache Disorder II. 


Studi ini mengikutsertakan suplementasi CoQ10 oral baik sebagai monoterapi atau dalam kombinasi dengan zat aktif lainnya (L-carnitine, multivitamin) dibandingkan dengan plasebo. Dosis CoQ10 yang digunakan dalam metaanalisis ini bervariasi mulai dari 30 mg/hari, 300 mg/hari, 400 mg/hari, 600 mg/hari, dan 800 mg/hari. Durasi pemberian CoQ10 adalah 8 minggu dalam satu studi dan 3 bulan dalam lima studi lainnya. 


Outcome primer yang dievaluasi adalah derajat keparahan sakit kepala selama serangan migrain berdasarkan skor VAS (visual analog scale), durasi serangan sakit kepala dalam jam per bulan, dan frekuensi serangan sakit kepala migrain per bulan. Outcome sekunder yaitu jumlah hari dengan gejala mual karena sakit kepala migrain, jumlah penggunaan obat saat serangan migrain akut, dan kualitas hidup pasien (menggunakan skor HIT-6 dan MIDAS, semakin tinggi skor berarti disabilitas akibat migrain semakin berat).


Hasilnya: Tidak ditemukan penurunan derajat keparahan sakit kepala yang signifikan dengan suplementasi CoQ10 (MD: -1,33; 95% CI: -2,97 hingga 0,31; p=0,110). Suplementasi CoQ10 secara signifikan mengurangi durasi serangan sakit kepala (MD: -0,19 jam; 95% CI: -0,27 hingga -0,11; p<0,00001). Suplementasi CoQ10 secara signifikan mengurangi frekuensi serangan sakit kepala migrain (MD: -1,52 kali per bulan; 95% CI: -2,40 hingga -0,65; p<0,001).


Sementara pada evaluasi terhadap outcome sekunder, diperoleh hasil: Suplementasi CoQ10 mengurangi jumlah hari dengan gejala mual akibat sakit kepala migrain (MD: -1,70; 95% CI -2,92 hingga -0,48; p=0,006; 1 studi; 42 subjek). Suplementasi CoQ10 mengurangi jumlah penggunaan obat migrain akut (MD: 0,02; 95% CI: -0,42 hingga 0,46; p=0,91; 1 studi; 42 subjek). Suplementasi CoQ10 menunjukkan penurunan skor HIT-6/Headache Impact Test-6 (MD: -4,29; 95% CI: -7,19 hingga -1,39; p=0,004; 1 studi; 77 subjek) dan penurunan skor MIDAS/Migraine Disability Assessment (MD: -6.00; 95% CI: -9,93 hingga -2,07; p=0,003; 1 studi; 77 subjek). 


Tampaknya coenzyme Q10 dapat dipertimbangkan sebagai salah satu alternatif pengobatan profilaksis migrain. Ditemukan penurunan dalam durasi sakit kepala sebesar 0,19 jam selama serangan per bulan dan penurunan frekuensi migrain sebesar 1,52 kali per bulan.


Studi metaanalisis ini menyimpulkan bahwa suplementasi coenzyme Q10 tampaknya memiliki efek menguntungkan dalam mengurangi durasi sakit kepala dan frekuensi serangan migrain. Namun, diperlukan studi klinis dengan sampel yang lebih besar untuk mengevaluasi efikasi coenzyme Q10 terhadap migrain.



Gambar: Ilustrasi (by yanalya - www.freepik.com)

Referensi:

Sazali S, Badrin S, Norhayati MN, Idris NS. Coenzyme Q10 supplementation for prophylaxis in adult patients with migraine-a meta-analysis. BMJ Open. 2021;11(1):e039358. doi:10.1136/bmjopen-2020-039358


Share this article
Related Articles