Detail Article
Metode Penilaian Estimate GFR Baru Tanpa Memperhatikan Ras, Ini Studinya
dr. Yohanes Jonathan
Nov 16
Share this article
c6d26d3e0c13ca61992e95b97c2395dc.jpg
Updated 16/Nov/2021 .

Ras merupakan salah satu faktor dalam perhitungan estimate Glomeral Function Rate (eGFR) yang mulai ditinggalkan, dan akan diganti dengan penilaian baru menggunakan nilai serum kreatinin dan cystatin C. Faktor ras mulai ditinggalkan berdasarkan temuan dari berbagai pusat penelitian, bahwa faktor ras dapat meningkatkan hasil eGFR secara berlebihan dari yang seharusnya.


Serum kreatinin dan cystatin C adalah marker fungsi filtrasi ginjal, dan konsentrasi serumnya sangat bervariasi pada setiap individu, sehingga faktor demografis perlu dimasukkan untuk menjelaskan variansi tersebut. Usia, jenis kelamin, dan ras adalah faktor-faktor yang digunakan selama beberapa dekade terakhir untuk menetukan nilai eGFR yang menunjukkan fungsi ginjal seseorang.


Sebuah penelitian dilakukan oleh Chronic Kidney Disease Epidemiology Collaboration (CKD-Epi) yang berpusat di Amerika Serikat. Penelitian ditujukan untuk membuat metode perhitungan eGFR baru yang tidak melibatkan faktor ras, menggunakan 2 kelompok data. Kelompok data pertama, adalah 10 studi untuk serum Kreatinin (8254 pasien, 31,5% di antaranya berkulit hitam), dan 13 studi untuk serum Kreatinin dan Cystatin C (5352 pasien, 39,7% kulit hitam). Data tersebut akan dibandingkan dengan kumpulan data tervalidasi dari 12 studi (4050 pasien, 14,3% kulit hitam) untuk mengetahui ketepatan metode perhitungan eGFR yang baru diciptakan dengan metode yang selama ini digunakan.


Metode perhitungan menggunakan nilai serum kreatinin, umur, jenis kelamin, dan ras menunjukkan hasil eGFR yang berlebihan pada ras kulit hitam (median, 3,7 mL/menit/1,73 m2 luas permukaan tubuh; dengan 95% confidence interval [CI], 1,8–5,4) dan pada ras bukan kulit hitam (median, 0,5 mL/menit/1,73 m2 luas permukaan tubuh; dengan 95% CI, 0,0–0,9). Saat faktor ras dihilangkan dari perhitungan tersebut, hasil eGFR yang terhitung pada ras kulit hitam terkesan lebih rendah (median, 7,1 mL/menit/1,73 m2 luas permukaan tubuh; dengan 95% CI, 5,9–8,8). Metode perhitungan baru yang tidak melibatkan faktor ras, menunjukkan eGFR yang lebih rendah (median, 3,6 mL/menit/1,73 m2 luas permukaan tubuh; dengan 95% CI, 1,8–5,5) pada ras kulit hitam dan lebih tinggi dari seharusnya pada ras bukan kulit hitam (median, 3,9 mL/menit/ 1,73 m2 luas permukaan tubuh; dengan 95% CI, 3,4–4,4).


Metode perhitungan baru yang memasukkan kedua nilai serum kreatinin dan cystatin C, lalu faktor usia dan jenis kelamin, memiliki akurasi yang paling baik dibandingkan seluruh perhitungan lainnya, baik melibatkan ras maupun tidak. Perhitungan eGFR menggunakan ras sebagai faktor dilakukan berdasarkan konstruksi sosial, bukan biologis. Hal ini terjadi karena dengan memasukkan ras, perhitungan eGFR dianggap lebih mudah dan dapat mencerminkan hasil hitungan eGFR yang sesuai.

 

Simpulan:

Metode perhitungan baru (eGFR dengan nilai serum kreatinin dan cystatin-C) tanpa melibatkan ras menunjukkan bahwa ras bukanlah suatu faktor absolut dalam menentukan eGFR dalam pengambilan keputusan klinis. Penelitian di masa depan terkait metode penghitungan eGFR akan terus dikembangkan, sehingga metode perhitungan eGFR menjadi lebih sempurna dan dapat digunakan secara global tanpa perlu membedakan ras pasien.

 


Gambar: Ilustrasi (photo by snowing - www.freepik.com)

Referensi:

Inker LA, Eneanya ND, Coresh J, Tighiouart H, Wang D, Sang Y, et al. New creatinine- and cystatin C based equations to estimate GFR without race. NEJM. 2021 Nov;385(19):1737–49.

Share this article
Related Articles