Detail Article
Antibiotik Makrolid pada Penyakit Respirasi Kronik, Bagaimana Rekomendasi Penggunaannya?
dr. Della Sulamita
Apr 29
Share this article
2f2f288ef5da62e7bb0b10cf3b956460.jpg
Updated 07/Mei/2021 .

Paru adalah organ internal yang paling rentan terkena infeksi dan cedera akibat paparan eksternal seperti partikel, bahan kimia, dan mikroorganisme penyebab infeksi. Lima penyakit pernapasan yang menyebabkan angka kesakitan dan kematian tertinggi di dunia adalah penyakit paru obstruksi kronik (PPOK), asma, infeksi saluran pernapasan bawah (ISPA), tuberkulosis (TB) dan kanker paru.

 


Antibiotik merupakan salah satu terapi pada masalah pernapasan seperti cystic fibrosis, brokiektasis, asma, dan PPOK. Antibiotik oral seperti makrolid memiliki aksi sebagai antimikroba dan anti-inflamasi serta prokinetik. Makrolid merupakan salah satu pilihan terapi terbaik karena penterasi jaringan baik, efek samping ringan, dan rute pemberian secara oral. Makrolid memiliki aksi imunomodulator dan memiliki efek supresi hiperimunitas dan inflamasi. Makrolid seperti azithromycin, diindikasikan untuk infeksi bakteri saluran napas, urogenital, kulit, dan lainnya.

 

Studi evidence based and clinical practice based recommendations oleh dr. Raja dan kawan-kawan, ingin menyimpulkan rekomendasi penggunaan antibiotik makrolid pada terapi penyakit respirasi kronik, yaitu PPOK, asma, brokiektasis, dan brokiolitis. Studi secara sistematik review.

 

Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)

Penyakit inflamasi kronik pada parenkim paru dan saluran napas disertai dengan peningkatan makrofag, neutrofil, T-cells, dan sel limfoid.

Rekomendasi Guideline

Berdasarkan The GOLD guidelines 2019: Azithromycin dan Erythromycin direkomendasikan untuk penggunaan jangka panjang sebagai terapi untuk mengurangi eksaserbasi selama 1 tahun.

Rekomendasi Ahli

Antibiotik makrolid direkomendasikan pasien PPOK dengan eksaserbasi sering (≥3 per tahun), dengan dosis rekomendasi erythromycin 2 x 500 mg atau azithromycin 1 x 250 mg/hari atau 500 mg selama 3x dalam seminggu atau 250 mg selama 3x dalam seminggu. Durasi terapi selama 6-12 bulan. Disarankan untuk pemeriksaan audiometri dan EKG secara berkala.

 

Asma

Penyakit inflamasi kronik dengan obstruksi saluran napas secara reversible dan hiper-responsif saluran napas. Pada kasus derajat berat, didapatkan peningkatan neutrofil dan interleukin-8 (IL-8).

Rekomendasi Guildeline

Berdasarkan The Global Initiative for Asthma (GINA) 2019 Guidelines merekomendasikan azithromycin dosis rendah untuk terapi tambahan pasien simtomatik asma yang diberikan kortikosteroid inhalasi dosis sedang-tinggi. Pemberian azithromycin 3x dalam satu minggu pada pasien dewasa dengan asma bergejala persisten, akan menurunkan eksaserbasi dan memperbaiki kualitas hidup.

Rekomendasi Ahli

Azithromycin dapat dipertimbangkan diberikan pada pasien dengan asma yang mendapatkan kortikosteroid inhalasi, long acting beta agonis (LABA), dan long acting muscarinic antagonis (LAMA). Antibiotik tidak direkomendasikan pada kondisi eksaserbasi yang tidak disertai dengan infeksi bakteri.

 

Bronkiektasis

Bronkiektasis dikarakteristikkan dengan pembesaran bronkus secara permanen. Manifestasi klinis berupa batuk berdahak dan infeksi saluran napas berulang. Terapi bronkiektasis adalah pemilihan antibiotik yang sesuai dengan organisme penyebabnya.

Rekomendasi Guideline

Berdasarkan The European Respiratory Society guildeline, merekomendasikan antibiotik selama 14 hari untuk eksaserbasi akut pasien bronkiektasis dewasa. The British Thoracic Society Guideline merekomendasikan antibiotik jangka panjang untuk pasien bronkiektasis yang mengalami eksaserbasi ≥3 kali per tahun. Jika didapatkan kolonisasi bakteri P.aeruginosa, azithromycin dan erithromycin menjadi pilihan alternatif, namun jika bukan maka azithromycin dan erythromycin menjadi terapi lini pertama.

Rekomendasi Ahli

Antibiotik jangka panjang direkomendasikan pada pasien yang mengalami eksaserbasi ≥3 kali pertahun. Makrolid direkomendasikan sebagai terapi lini pertama pasien yang terinfeksi bakteri selain Pseudomonas. Azithromycin dapat diberikan 1 x 250 mg/hari atau 500 mg selama 3x dalam seminggu atau 250 mg selama 3x dalam seminggu, dengan durasi terapi 3 hingga 6 bulan. Untuk infeksi Pseudomonas maka terapi lini pertama adalah tobramycin atau kolistin.

 

Bronkiolitis

Inflamasi kronik saluran napas bawah bagian distal yang ditandai dengan lesi mikronodular secara difus.

Rekomedasi Guideline

Berdasarkan The European Respiratory Society guildeline, merekomendasikan makrolid erythromycin sebagai lini pertama 400 mg atau 600 mg oral atau azithromycin 200 mg atau 400 mg oral sebagai lini kedua.

Rekomendasi Ahli

Steroid sistemik dengan atau tanpa makrolid direkomendasikan selama 1-2 tahun. Azithromycin dapat diberikan 250 mg per hari.  


Kesimpulan studi ini adalah antibiotik oral seperti makrolid memiliki aksi immunomodulator. Makrolid seperti azithromycin direkomendasikan pada kondisi penyakit respirasi kronik seperti PPOK, asma, brokiektasis, dan bronkiolitis.

 

Gambar: Ilustrasi (Image by anna-shvets www.pexels,com)

Referensi:

1. WHO | Global Alliance against Chronic Respiratory Diseases [Internet]. WHO. World Health Organization; [cited 2021 Apr 27]. Available from: http://www.who.int/gard/en/

2. Dhar R, Talwar D, Singh V, Dumra H, Rajan S, Jindal SK. Expert recommendations on the role of macrolides in chronic respiratory diseases. Lung India. 2021 Mar 1;38(2):174. 

Share this article
Related Articles