Detail Article
Metode Pasteurisasi Efektif Menonaktifkan SARS-COV-2 pada ASI
dr. Josephine Herwita Atepela
Apr 19
Share this article
2251eee7bcc50df9ed8b6bc149c018ce.jpg
Updated 20/Apr/2021 .

Pandemi COVID-19 akibat severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-COV-2) memunculkan pertanyaan terkait transmisi virus dan risiko pada wanita hamil dan menyusui. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa RNA dari SARS-COV-2 terdeteksi dalam air susu ibu (ASI) yang terinfeksi SARS-COV-2 menyebabkan beberapa bayi positif COVID-19 ketika diperiksa. 

Keamanan dan kelayakan ASI sangat penting untuk dipertahankan karena kandungan nutrien, hormon, dan zat immunoprotective pada ASI sangat penting untuk bayi dan tidak dapat digantikan oleh sumber makanan lain. Sampai saat ini, World Health Organization (WHO) masih menganjurkan ASI untuk tetap dilanjutkan setelah ibu terinfeksi SARS-COV-2 dengan memperhatikan higienitas yang ketat.

 

Penelitian ini bertujuan melihat efektivitas metode pasteurisasi Holder dalam mengurangi risiko transmisi virus melalui ASI dengan tetap mempertahankan manfaat dan kandungan ASI.

 

Strain virus yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya BetaCoV/France/IDF0372/2020danBetaCoV/Netherlands/01 yang dikumpulkan dari isolasi oleh European Virus Archieve Global dan strain BetaCoV/Germany/Ulm/01/2020, BetaCoV/Germany/Ulm/02/2020, danBetaCoV/UKEssen yang diambil dari sampel pasien. Strain virus tersebut kemudian dimasukkan ke dalam ASI baik kelompok sampel maupun kontrol.

 

Sampel ASI dikumpulkan dari 5 wanita pendonor. ASI dikumpulkan segera setelah diperah dan disimpan dalam suhu -800C. Tissue culture infectious dose 50 (TICD50) adalah metode untuk memastikan titer virus dengan menguji kemampuannya dalam menginfeksi jaringan. Pada penelitian ini, keluaran TCID50 dinilai sebagai infektivitas residual, yaitu kemampuan strain virus yang telah ditritrasikan ke ASI dalam menginfeksi jaringan. Jaringan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jaringan epitel ginjal yang diambil dari monyet spesies Cercopithecus aethiops (Vero E6) dan jaringan epitel adenokarsinoma kolorektal dari manusia (Caco-2).

 

Sampel ASI yang telah dititrasi dengan strain virus kemudian diinkubasi selama 30 menit dalam suhu ruang pada kelompok kontrol dan dalam suhu 630C pada kelompok sampel, yaitu metode pasteurisasi Holder. Metode pasteurisasi Holder adalah prosedur standar untuk menonaktifkan kandungan virus maupun bakteri pada ASI sembari tetap mempertahankan manfaat dan kadungannya.

 

Hasil penelitian menunjukkan ASI kontrol masih memiliki kemampuan infeksi setelah diinkubasi dengan suhu ruang dengan titer infeksi TICD50 0,09 – 1,2 x 105 per mL. Pada masing-masing ASI yang dipasteurisasi didapatkan penurunan titer virus 40,9 – 92,8% lebih rendah dibanding ASI kontrol. Hal ini mengindikasikan adanya kemampuan antiviral pada ASI berkat kandungan asam lemak bebasnya. Selain itu, tidak ditemukan adanya infektivitas residual pada kelima ASI sampel. 


Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa metode pasteurisasi Holder efektif dalam menonaktifkan SARS-COV-2 yang terkandung dalam ASI. Metode pasteurisasi Holder juga dapat mempertahankan manfaat dan kandungan ASI sehingga dapat dipertimbangkan pada ibu terkonfirmasi COVID-19 yang ingin tetap melanjutkan pemberian ASI.

 

Gambar: Ilustrasi (Image by lisa fotios - www.pexels.com)

Referensi:

Conzelmann C, Grob R, Meister TL, Todt D, Krawczyk A, Dittmer U, et al. Pasteurization Inactivates SARS-CoV-2–Spiked Breast Milk. Pediatrics. 2021;147(1):e2020031690.


Share this article
Related Articles