Detail Article
Pasien COVID-19 Tanpa Gejala Sesak, Apakah dapat Dipastikan Aman?
dr. Della Sulamita
Mar 15
Share this article
37fa46be63d019b70dbc13cc957ae526.jpg
Updated 15/Mar/2021 .

COVID-19 dikarakteristikan dengan gejala pada saluran pernapasan, di antaranya demam, batuk, sesak, dan pneumonia. Pada Februari 2021, sudah ada lebih dari 100 juta kasus di dunia dan 1 juta kasus di Indonesia. Gejala sesak dilaporkan terjadi pada 18,7% pasien yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19, dengan didapatkan hasil CT-scan abnormal sebanyak 86% dan 41% mendapatkan terapi oksigen. CT-scan secara objektif menemukan gambaran pneumonia pada pasien COVID-19, di antaranya hanya 50% yang mengeluhkan sesak.

Pasien tanpa gejala disarankan untuk isolasi mandiri di rumah, namun apabila terdapat perburukan gejala maka disarankan untuk menghubungi fasilitas kesehatan. Happy hypoxemia atau silent hypoxia adalah keadaan gagal napas yang ditandai dengan hipoksemia (kondisi di mana kadar oksigen dalam darah rendah) dan hipokapnia (kondisi di mana karbondioksida dalam aliran darah arteri turun di bawah normal) tanpa disertai dengan gejala distress pernapasan, lebih sering terjadi pada orang tua. Penyebab silent hypoxia masih belum jelas, beberapa studi dikaitkan dengan trombin pada vaskular pulmonary.

 

Studi yang dilakukan oleh dr. Philippe dan kolega, mengevaluasi outcome (hasil luaran) pasien dengan COVID-19 tanpa gejala sesak. Studi ini menggunakan kohort retrospektif yang dilakukan di Prancis. Data diambil sejak 3 Maret hingga 27 April 2020. Diagnosis COVID-19 terkonfirmasi dengan pemeriksaan PCR, dengan data tambahan seperti CT-Scan, status sesak, saturasi oksigen, dan analisa gas darah.

 

Hasilnya, didapatkan 1.712 pasien yang terpilih menjadi subjek. Di antaranya 64,7% didapatkan tidak memiliki gejala sesak (n=1.107), dan 35,3% mengalami gejala sesak. Prevalensi perburukan outcome klinis secara signifikan lebih tinggi pada pasien dengan sesak. Low dose computer tomography (LDCT) menunjukkan gambaran pneumonia pada 757 (68,4%) pasien tanpa sesak. Sebanyak 157 (14,2%) pasien tanpa sesak, didapatkan saturasi oksigen ≤95%. Pada pemeriksaan analisa gas darah, 161 (28,1%) pasien tanpa sesak didapatkan gambaran sindrom hipoksemia atau hipokapnia. Dua puluh tiga pasien tanpa sesak dilakukan pemindahan ke ICU dan atau mengalami kematian.

 

Kesimpulan studi ini adalah sesak bukan kriteria utama keparahan pada pasien COVID-19. Sebanyak 28,1% pasien tanpa sesak didapatkan gambaran hipoksemia. Pasien dengan gejala ringan dan sedang disarankan untuk melakukan pemantauan saturasi oksigen, CT-scan toraks, dan skor NEWS.

 


Gambar: Ilustrasi (www.pexels.com)

Referensi:

Brouqui P, Amrane S, Million M, Cortaredona S, Parola P, Lagier JC, et al. Asymptomatic hypoxia in COVID-19 is associated with poor outcome - PubMed [Internet]. [cited 2021 Feb 18]. Int J Infect Dis. 2021;102:233-8.


 


Share this article
Related Articles