Pada sindrom metabolik, terdapat abnormalitas kardiometabolik yang menjadi faktor risiko signifikan terjadinya penyakit kardiovaskuler dan diabetes melitus tipe 2. Komponen-komponen dalam sindrom metabolik sepeti resistensi insulin, hipertensi, dislipidemia, dan obesitas viseral; dapat meningkatkan stres oksidatif dan menurunkan pertahanan antioksidan yang berdampak pada gangguan fungsi vaskular, inflamasi, dan penyakit vaskular.
Secara umum, stres oksidatif merupakan hasil dari ketidakseimbangan produksi antara ROS/Reactive Oxygen Species dan RNS/Reactive Nitrogen Species, yang berkaitan dengan penurunan jumlah atau ekspresi dan gangguan aktivitas dari sistem antioksidan. Asam urat merupakan senyawa pemicu stres oksidatif/ROS yang kuat, meningkat dalam sirkulasi darah dan berkorelasi dengan peningkatan stres oksidatif pada pasien sindrom metabolik.
Probiotik sebagai mikroorganisme yang menjaga/memelihara kesehatan pencernaan dan memodulasi antibodi, mampu mendukung perbaikan kadar gula darah dan kadar insulin. Strain probiotik Lactobacillus acidophilus La5 dan Bifidobacteriumlactis BB12 memiliki aktivitas antioksidan, menurunkan kadar gula darah dan memperbaiki resistensi insulin pada manusia.
Studi RCT oleh Rezazadeh L, et al, dilakukan secara acak, tersamar ganda dan terkontrol plasebo, pada 44 pasien sindrom metabolik, berusia 20-65 tahun. Kelompok ini dibagi ke dalam 2 kelompok intervensi. Kelompok 1 diberikan 300 gram/hari yogurt probiotik (gabungan strain probiotik antara 6,45 x 106cfu/gram Lactobacillus acidophilus La5 dan 4,94 x 106 cfu/gram Bifidobacterium lactis BB12) dan kelompok 2 diberikan yogurt reguler. Intervensi berlangsung selama 8 minggu dan di-follow up dengan pengukuran kadar asam urat dalam darah, total antioxidant capacity (TAC), malondialdehyde level (MDA), dan oxLDL level; di awal dan akhir intervensi.
Hasilnya, terdapat penurunan signifikan pada kadar asam urat (sebesar 26,54%) dan peningkatan yang signifikan pada total kapasitas antioksidan (TAC, sebesar 5,44%) pada kelompok probiotik. Ketika dibandingkan dengan kelompok plasebo/yogurt reguler, terdapat perbedaan secara statistik yang signifikan pada kadar asam urat. Namun, tidak terdapat perbedaan/perbaikan yang signifikan pada kadar MDA danox-LDL baik pada kelompok probiotik ataupun plasebo.
Pada tahap baseline/sebelum intervensi, adanya korelasi yang signifikan antara kadar asam urat dengan sensitivitas insulin/Quicki, resistensi insulin (HOMA-IR), dan kadar insulin dalam plasma. Pada akhir intervensi, adanya korelasi yang signifikan antara kadar asam urat dengan sensitivitas insulin/Quicki, resistensi insulin (HOMA-IR), dan kadar insulin dalam plasma.
Studi ini menyimpulkan, setelah pemberian suplemen yogurt kombinasi probiotik Lactobacillus acidophilus La5 dan Bifidobacteriumlactis BB12 selama 8 minggu, terdapat peningkatan total kapasitas antioksidan dan penurunan kadar asam urat dalam darah secara signifikan. Penurunan asam urat ini, berkorelasi secara signifikan dengan peningkatan sensitivitas insulin, penurunan resistensi insulin dan kadar insulin dalam plasma. Suplementasi kombinasi probiotik selama 8 minggu, mampu memperbaiki kapasitas antioksidan dengan kadar asam urat dan resistensi insulin yang lebih rendah pada pasien sindrom metabolik.
Gambar: Ilustrasi (www.pexels.com)
Referensi:
1. Rezazadeh L, Alipour B, Jafarabadi MA, Behrooz M, Gargari BP. Daily consumption effects of probiotic yogurt containing Lactobacillus acidophilus La5 and BifidobacteriumlactisBB12 on oxidative stress in metabolic syndrome patients. Clinical Nutrition ESPEN. 2021;41:136-42.
2.Vona R, Gambardella L, Cittadini C, Straface E, Pietraforte D. Biomarkers of oxidative stress in metabolic syndrome and associated diseases. Oxidative Medicine and Cellular Longevity. 2019.