Detail Article
"Silent Hypoxia" Pada COVID-19
Dr. Johan Lukito
Sep 04
Share this article
1836891f0ec8c6e8d45ed504fa5df189.jpg
Updated 07/Sep/2020 .

Hipoksia senyap/hipoksemia senyap/silent hypoxia adalah kondisi di mana pemeriksaan oksimetri nadi menunjukkan saturasi oksigen yang rendah pada pasien yang tampaknya tidak mengalami gangguan bernapas. Istilah 'senyap' berasal dari fakta bahwa pasien tidak tampak sesak napas. Pasien tampak tidak terengah-engah/gasping, laju pernapasan tidak meningkat, dan tidak mengeluh merasa sesak udara atau terlihat tidak nyaman.

Sekitar 80% pasien COVID-19 memiliki gejala penyakit yang sangat ringan tanpa disertai hipoksemia. Sedangkan sekitar 20% lainnya mengalami hipoksemia dan dianggap gejalanya lebih parah. Dalam banyak kasus, hipoksemia merupakan salah satu tanda perlunya pasien dirawat inap dan mendapat terapi lebih lanjut.


Hipoksia senyap telah dilaporkan dalam beberapa laporan kasus (Ottestad et al, 2020; Tobin et al, 2020; Wilkerson et al, 2020) serta sempat menjadi berita utama karena sejumlah besar kejadian ini terjadi pada pasien yang didiagnosis COVID-19. Seperti pada banyak hal terkait COVID-19, data yang lebih banyak serta penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menunjukkan berapa prevalensi pasien yang mengalami hipoksia senyap.


Penyebab pasti hipoksia senyap masih menjadi misteri. Ada beberapa argumen yang berusaha menjelaskannya, sebagai berikut: Sesak napas dapat menunjukkan tingkat oksigen yang rendah serta tingkat karbon dioksida yang tinggi. Ada argumen bahwa alasan orang tidakmerasa sesak napas karena kadar karbon dioksida yang masih normal.


Ada karakter tertentu dari virus penyebab COVID-19 yang mempengaruhi pembuluh darah, saluran napas, sistem saraf, dan mempengaruhi mekanisme di otak kita yang membantu mengatur pernapasan.


Argumen lainnya bahwa mungkin saja tingkat oksigen turun tanpa mengubah cara kerja paru, sehingga pasien tidak merasakan gangguan bernapas. Paru mungkin tidak merasakan bahwa tingkat oksigen menurun, tetapi kekhawatirannya adalah organ-organ lain dalam tubuh tidak mendapatkan oksigen sebanyak yang dibutuhkan.



Image: Ilustrasi (sumber: https://www.clinicaladvisor.com/)

Referensi:

1. Henderson, Emily. 2020. Silent hypoxia and its role in COVID-19 detection. News-Medical, viewed 23 July 2020, https://www.news-medical.net/news/20200603/Silent-hypoxia-and-its-role-in-COVID-19-detection.aspx.

2. Ottestad W, Seim M, Mæhlen J.O. COVID-19 with silent hypoxemia.

3. Tidsskr Nor Laegeforen. 2020; 140 https://doi.org/10.4045/tidsskr.20.0299

4. Tobin MJ, Laghi F, Jubran A. Why COVID-19 Silent Hypoxemia is Baffling to Physicians [published online ahead of print, 2020 Jun 15]. Am J Respir Crit Care Med. 2020;10.1164/rccm.202006-2157CP. doi:10.1164/rccm.202006-2157CP

5. Wilkerson RG, Adler JD, Shah NG, Brown R. Silent hypoxia: A harbinger of clinical deterioration in patients with COVID-19 [published online ahead of print, 2020 May 22]. Am J Emerg Med. 2020;S0735-6757(20)30390-9. doi:10.1016/j.ajem.2020.05.044


Share this article
Related Articles