Obesitas merupakan isu kesehatan yang dapat menyebabkan penyakit kronis seperti kelainan kadar lemak dalam darah (dislipidemia), diabetes melitus tipe 2, perlemakan hati dan penyakit-penyakit jantung dan pembuluh darah.
Obesitas merupakan isu kesehatan yang dapat menyebabkan penyakit kronis seperti kelainan kadar lemak dalam darah (dislipidemia), diabetes melitus tipe 2, perlemakan hati dan penyakit-penyakit jantung dan pembuluh darah. Pemberian obat (farmakoterapi) merupakan pendekatan yang populer untuk menurunkan berat badan. Carnitine adalah salah satu zat yang diklaim dapat membantu menurunkan berat badan.
Carnitine atau L-b-hydroxy-c-N-trimethylaminobutyric acid dihasilkan di hati dan ginjal. L-carnitine menurunkan rasio acrtyl-CoA/CoA dalam mitokondria melalui trapping kelompok asetil dan aktivasi kompleks piruvat dehidrogenase. Pemberian suplementasi carnitine untuk membantu menurunkan berat badan didasari pada peningkatan konsentrasi carnitine dalam sel (intraselular). Dari studi-studi klinis dilaporkan bahwa pemberian L-carnitine menurunkan berat badan melalui berbagai mekanisme, seperti memperbaiki resistensi insulin dan dapat menurunkan nafsu makan serta asupan makanan atas efek langsungnya ke hipotalamus.
Sebuah ulasan sistematik dan meta analisis yang disusn oleh Pooyandjoo et al atas sembilan studi (total jumlah partisipan= 911) menunjukkan bahwa suplementasi carnitine bermanfaat unutk menurunkan berat badan lelbih banyak secara bermakna dibandingkan yang tidak mendapat suplementasi carnitine (kelompok kontrol).
Temuan serupa juga dilaporkan dari meta analisis yang dilakukan Askapour M et al atas 43 uji klinis acak, dengan hasil sebagai berikut: Suplementasi L-carnitine dengan dosis minimal 2 gram per hari secara signifikan menurunkan berat badan (weighted mean difference/WMD: -1,129 kg; 95% CI: -1,590, -0,669; I2: 63,4), indeks massa tubuh (IMT) (WMD: -0,359 kg/m2, 95% CI: -0,552, -0,167; I2: 85,2) dan massa lemak (WMD: -1,158 kg; 95% CI: -1,763, -0,554; I2: 15,5). Suplementasi L-carnitine tidak mengubah persentase lemak tubuh (WMD: -0,874%; 95% CI: -1,890, 0,142; I2; 98,2) maupun lingkar pinggang (WMD: -0,883 mg/dL; 95% CI: -1,770, 0,004; I2: 74,8). Efek anti-obesitas L-carnitine hanya dijumpai pada subyek dengan kelebihan berat badan (overweight atau obesitas) dengan IMT ≥25 kg/m2. Indeks-indeks antropometrik tidak berubah dengan suplementasi L-carnitine pada pasien yang menjalani cuci darah (hemodialisis). Terdapat perhatian akan efek samping pemberian L-carnitine dosis tinggi dapat meningkatkan kadar TMAO serum yang dapat meningkatkan risiko tekanan darah dan aterosklerosis.
Temuan-temuan diatas dapat menjadi pertimbangan untuk memberikan suplementasi L-carnitine dosis tinggi (minimal 2 gram/hari) untuk membantu memfasilitasi penurunan berat badan, selain penerapan gaya hidup sehat, pada pasien dengan kelebihan berat badan. Namun, perlu diperhatikan akan adanya risiko efek samping pemberian L-carnitine dosis tinggi tersebut terhadap tekanan darah dan sumbatan pembuluh darah (aterosklerosis), sehingga dapat ditimbang kembali akan manfaat dan risikonya.
Image: Ilustrasi (sumber: https://www.niehs.nih.gov/)
Referensi:
1. Askarpour M, Hadi A, Miraghajani M, Symonds ME, Sheikhi A, Ghaedi E. Beneficial effects of l-carnitine supplementation for weight management in overweight and obese adults: An updated systematic review and dose-response meta-analysis of randomized controlled trials. Pharmacol Res. 2020;151:104554. doi:10.1016/j.phrs.2019.104554
2. Pooyandjoo M, Nouhi M, Shab-Bidar S, Djafarian K, Olyaeemanesh A. The effect of (L-)carnitine on weight loss in adults: a systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Obes Rev. 2016;17(10):970-976. doi:10.1111/obr.12436