Kanker payudara tripel negatif dijumpai sekitar 15-20% dari kanker payudara. Subtipe ini menunjukkan perjalanan klinis yang agresif dan risiko tinggi untuk rekurensi dan kematian pada 5 tahun pertama setelah diagnosis.
Kanker payudara tripel negatif dijumpai sekitar 15-20% dari kanker payudara. Subtipe ini menunjukkan perjalanan klinis yang agresif dan risiko tinggi untuk rekurensi dan kematian pada 5 tahun pertama setelah diagnosis. Kanker payudara tripel negatif lebih sensitif terhadap obat yang merusak DNA seperti platinum. Selain itu, sejumlah besar pasien kanker payudara tripel negatif membawa mutasi BRCA sehingga platinum merupakan terapi potensial.
Studi CBCSG006 menunjukkan bahwa cisplatin/gemcitabine menunjukkan efikasi superior dibandingkan paclitaxel/gemcitabine dalam hal PFS pada pasien kanker payudara tripel negatif metastatik (7,7 bulan vs 6,5 bulan; p= 0,009). Walaupun kemoterapi berbasis platinum telah menunjukkan manfaat pada pasien kanker payudara tripel negatif stadium lanjut, data real world dari berbagai center masih kurang.
Studi real world multicenter dilakukan pada pasien kanker payudara tripel negatif stadium lanjut. Data yang dimasukkan adalah pasien kanker payudara tripel negatif stadium lanjut yang mendapat kemoterapi berbasis platinum (PBC) atau tidak berbasis platinum (non-PBC) pada 4 center kanker di Cina antara tahun 2003 dan 2019. Respons terapi dan outcome dibandingkan antara kedua kelompok terapi sebagai terapi lini pertama sampai ketiga.
Hasil dari studi ini yaitu: (n= 495): Pada pasien dengan kemoterapi berbasis platinum, sejumlah 71,1% dari pasien mendapat kemoterapi lini pertama, 24,6% dari pasien mendapat kemoterapi lini kedua, dan 4,3% dari pasien mendapat kemoterapi lini ketiga. Sebagai terapi lini pertama, kemoterapi berbasis platinum superior dibandingkan non-platinum dalam hal ORR (49% vs 32,1%; p < 0,001) dan median PFS (8,4 bulan vs 6 bulan; p= 0,022). OS (19,2 bulan vs 16,8 bulan; p= 0,439) sebanding pada kedua kelompok. Jika membandingkan pasien dengan kemoterapi non-platinum dan berbasis platinum, hasil yang serupa didapatkan seperti di atas, ORR 32,6% vs 53% (p < 0,001), median PFS lini pertama 6,5 bulan vs 8,4 bulan (p= 0,041), dan median OS lini pertama 17,8 bulan vs 19,2 bulan (p= 0,568). Paclitaxel/docetaxel plus platinum (49,8%) lebih sering digunakan diikuti gemcitabine plus platinum (25,7%) dan vinorelbine plus platinum (16,1%).
Pada lini kedua/ketiga, kemoterapi berbasis platinum menghasilkan respons dan survival sebanding dengan kemoterapi non-platinum. Penambahan kemoterapi berbasis platinum pada lini pertama lebih baik dibandingkan lini berikutnya dalam hal ORR, PFS, dan OS (p < 0,001). Efek toksik kemoterapi berbasis platinum dapat ditoleransi dan efek samping yang sering dijumpai adalah neutropenia (38,6% vs 22,8%; p= 0,001). Mual/muntah derajat 3-4 (14,3% vs 7,6%; p= 0,039) dan anemia (8,3% vs 2,1%; p= 0,018) lebih sering dijumpai pada kemoterapi berbasis platinum. Secara keseluruhan, keamanan kemoterapi berbasis platinum dapat diatasi dan ditoleransi.
Dari studi ini adalah kemoterapi berbasis platinum menunjukkan efikasi superior dan toksisitas yang dapat ditoleransi dibandingkan kemoterapi non-platinum sebagai terapi lini pertama pada pasien Cina dengan kanker payudara tripel negatif stadium lanjut.
Image: Ilustrasi (sumber: https://www.cancercenter.com/)
Referensi:
1. Chen Y, Guan Y, Wang J, Ma F, Luo Y, Chen S, et al. Platinum-based chemotherapy in advanced triple-negative breast cancer: A multicenter real-world study in China. International Journal of Cancer 2020 doi: 10.1002/ijc.33175.
2. Pandy JGP, Balolong-Garcia JC, Cruz-Ordinario MVB, Que FVF. Triple negative breast cancer and platinum-based systemic treatment: A meta-analysis and systematic review. BMC Cancer 2019;19:1065.