Terapi lini kedua NSCLC lokal lanjut atau stadium lanjut tanpa gen yang memacu predominan adalah kemoterapi tunggal. Saat ini, kemoterapi lini kedua belum memuaskan untuk NSCLC stadium lanjut, hasil suatu meta-analisis
Terapi lini kedua NSCLC lokal lanjut atau stadium lanjut tanpa gen yang memacu predominan adalah kemoterapi tunggal. Saat ini, kemoterapi lini kedua belum memuaskan untuk NSCLC stadium lanjut, hasil suatu meta-analisis menunjukkan bahwa median disease control rate (DCR) sebesar 42,4% dan median survival time selama 6,6 bulan. Para ahli telah melakukan berbagai penelitian, termasuk kemoterapi tunggal dan obat anti-angiogenesis. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa kemoterapi kombinasi dengan obat anti-angiogenesis termasuk menjanjikan sebagai terapi lini kedua untuk kanker.
Apatinib mesylate merupakan molekul kecil anti-angiogenesis, penghambat tyrosine kinase vascular endothelial growth factor 2 (VEGFR2) yang dikembangkan di Cina. Studi mengenai apatinib dalam terapi kanker paru telah difokuskan pada terapi tunggal lini ketiga atau berikutnya. Uji klinik fase II pada pasien NSCLC non-skuamosa stadium lanjut yang progresif setelah kemoterapi lini kedua menunjukkan bahwa apatinib tunggal menghasilkan median progression free survival (PFS) 4,7 bulan dan objective response rate (ORR) sebesar 12,2%.
Untuk mengetahui lebih lanjut, studi klinis eksplorasi, label terbuka, double arm dilakukan pada pasien NSCLC lokal lanjut yang tidak dapat dibedah atau stadium lanjut tanpa mutasi yang progresif setelah kemoterapi lini pertama. Pasien dibagi menjadi 2 kelompok: Kelompok eksperimental: apatinib 500 mg, 1 kali sehari secara oral dikombinasikan dengan docetaxel 75 mg/m2 setiap 21 hari atau pemetrexed 500 mg/m2 setiap 21 hari (untuk non-skuamosa) selama 4 siklus. Apatinib diberikan sampai penyakitnya progresif atau toksisitas tidak dapat ditoleransi atau pasien menghentikan terapi. Kelompok kontrol: diberikan kemoterapi saja.
Hasil dari studi ini yaitu: (n= 37), kelompok eksperimental dibanding kontrol, masing-masnig untuk: Median PFS (bulan): 5,47 dan 2,97 (0,0068), DCR (%):95 dan 73 (n/a), dan ORR (%): 27 dan 9 (n/a). Untuk overall survival (OS), sedang dilakukan pemantauan. Efek samping semua derajat yang sering dijumpai pada kelompok eksperimental adalah fatigue (58%), batuk (39%), hand foot skin reaction (HFSR) (38%), demam neutropenia (23%), hipertensi (20%).
Kesimpulan dari studi adalah apatinib kombinasi dengan kemoterapi tunggal dapat menjadi pilihan baru sebagai terapi lini kedua pasien NSCLC stadium lanjut.
Image: Photo by Anna Shvets from Pexels
Referensi:
1. Yu ZY, Xu ZW, He ZY, Lai JH, Wang WW, Zhang J, et al. Apatinib plus chemotherapy as a second-line treatment in unresectable non-small cell lung carcinoma: A randomized, controlled, multicenter clinical trial. The Oncologist 2020;9999.
2. Hotta K, Fujiwara Y, Kiura K, Takigawa N, Tabata M, Ueoka H, et al. Relationship between response and survival in more than 50,000 patients with advanced non-small cell lung cancer treated with systemic chemotherapy in 143 phase III trials. J Thorac Oncol. 2007;2(5):402-7.