Detail Article

Eritropoetin Pada Kehamilan, Berikut Efektivitas dan Keamanannya

dr. Laurencia Ardi
Jul 09
Share this article
img-blood1.jpg
Updated 29/Jul/2020 .

Anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia yang paling sering selama kehamilan dan pasca lahiran. Keseimbangan besi yang negatif disebabkan karena kebutuhan besi pada janin yang tinggi. Hilangnya darah selama dan setelah 

Anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia yang paling sering selama kehamilan dan pasca lahiran. Keseimbangan besi yang negatif disebabkan karena kebutuhan besi pada janin yang tinggi. Hilangnya darah selama dan setelah lahiran, khususnya jika pencegahan dan terapi terhadap anemia tidak adekuat maka dapat meningkatkan derajat beratnya anemia pada pasien.

Kadar Hb yang baik pada ibu hamil trimester pertama dan ketiga adalah > 11 g/dL dan > 10,5 g/dL pada trimester kedua. Selanjutnya jika Hb < 8,5 g/dL dan 7 g/dL dianggap sebagai anemia sedang sampai berat. Anemia berat selama kehamilan dapat menyebabkan komplikasi baik pada ibu maupun janinnya, seperti meningkatnya risiko infeksi, prematuritas, berat lahir rendah, atau intrauterine growth retardation (IUGR). 

Suplementasi besi tidak selalu dengan cepat dan efektif untuk terapi anemia selama kehamilan. Transfusi darah secara luas digunakan untuk manajemen anemia yang berat atau resisten selama kehamilan, meskipun masih kontroversi terkait penggunaan dan keamanannya. Senyawa sintetik seperti recombinant human erythropoietin (rHuEPO) telah diketahui sebagai alternatif dari transfusi darah pada anemia selama kehamilan. Beberapa dekade terakhir, suplementasi rHuEPO juga telah digunakan untuk terapi anemia selama kehamilan dan pasca lahiran. Namun dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan indikasi, dosis dan keamanan dalam pennggunaannya.

Berikut suatu penelitian yang bertujuan untuk menilai efektivitas kombinasi rHuEPO dengan besi injeksi untuk terapi anemia pada kehamilan dengan derajat sedang sampai berat. Metodenya adalah dengan mengumpulkan subjek wanita hamil yang sudah mendapatkan terapi suplementasi besi tunggal dan tidak efektif, kadar Hb ≤ 8,5 g/dL, tidak ada komplikasi dalam kehamilan atau penyakit sistemik yang berat. Jumlah subjek yang memenuhi kriteria tersebut sebanyak 26 subjek yang kemudian diberikan terapi kombinasi rHuEPO dengan dosis 150 U/kgBB sebanyak 3 kali per minggu, secara subkutan dan ditambahkan dengan terapi besi injeksi 100 mg.

Total waktu intervensinya selama 4 minggu. Sembilan belas dari 26 subjek (73%) menunjukkan respon yang cepat dengan kenaikan Hb mencapai kadar normal pada minggu ke-2 terapi. Rerata kenaikan Hb sebesar 3,17 g/dL selama intervensi, dengan peningkatan sebesar 3 g/dL pada minggu ke-2 intervensi. 

 


Image: Ilustrasi (Photo by Anna Shvets from Pexels)

Referensi:

1. Sifakisa S, Angelakisa E, Vardakia Y, Koumantakib I, Matalliotakisa E, Koumantakis. Erythropoietin in the Treatment of Iron Deficiency Anemia during Pregnancy. Gynecol Obstet Invest 2001;51:150–6. 

2. Breymann C, Visca E, Huch R, Huch A. Efficacy and safety of intravenously administered iron sucrose with and without adjuvant recombinant human erythropoietin for the treatment of resistant iron-deficiency anemia during   pregnancy. Am J Obstet Gynecol 2001;184:662-7. 

3. Sienas L, Wong T, MD, Collins R, Smith J. Contemporary Uses of Erythropoietin   in Pregnancy: A Literature Review. Obstetrical & gynecological survey. 2013; 68(8):594-602.

Share this article
Related Articles