Detail Article
Statin Pada Pasien Covid-19, Bagaimana Seharusnya?
dr. Jane Cherub
Jun 24
Share this article
img-Vitamin-D1.jpg
Updated 29/Jul/2020 .

Selain fungsi utamanya untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah, statin juga dikenal dengan efek anti-inflamasinya (anti peradangan). Di tengah pandemik COVID-19 dewasa ini, beberapa rumah sakit mengikutkan statin 

Selain fungsi utamanya untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah, statin juga dikenal dengan efek anti-inflamasinya (anti peradangan). Di tengah pandemik COVID-19 dewasa ini, beberapa rumah sakit mengikutkan statin ke dalam protokol terapi COVID-19, bagaimanakah pertimbangan dari studi akan hal ini? Berikut beberapa poin pembahasan mengenai hal tersebut:

Mekanisme efek potensial dan efek samping statin pada sindrom gangguan pernapasan akut (acute respiratory distress syndrome/ARDS) Toll-like receptors (TLR) merupakan sebuah sensor protein dalam tubuh yang persinyalannya terkait dengan kejadian ARDS, penYEbab utama kematian pada COVID-19; hal ini ditemukan pada hasil penelitian pada model tikus. Infeksi SARS-CoV (virus penyebab COVID-19), mencetuskan ekspresi gen myeloid differentiation primary response 88 (MyD88) dan downstream TLR yang menyebabkan aktivasi NF-κB. Statin menjaga MyD88 pada kadar normal selama hipoksia dan mengurangi aktivasi NF-κB, sehingga muncul hipotesis dan ide untuk menggunakan statin pada penanganan MERS-CoV dan COVID-19. Namun, studi-studi pada hewan percobaan menunjukkan penghambatan TLR atau sinyal MyD88 yang menyimpang mengakibatkan kerusakan paru berat dan kematian. Hal ini mungkin dapat dikarenakan aktivasi kompensasi faktor-faktor imunitas bawaan lainnya. Selain itu, studi hewan percobaan dengan infeksi SARS-CoV dan MERS-CoV menunjukkan penghapusan jalur TLR menyebabkan meningkatnya viral load yang bertahan dalam waktu lebih lama dan meningkatkan risiko penularan antar manusia.. Maka, statin yang memiliki potensi menghentikan aksi TLR dan sinyal NF-κB, berisiko memperberat sinyal kompensasi imun lainnya serta luaran klinis penyakit yang buruk. 

Sebuah analisis retrospektif atas uji-uji klinis multisenter yang mempelajari efikasi rosuvastatin terhadap ARDS yang-dicetuskan-infeksi menunjukkan kadar IL-18 dan kematian yang lebih tinggi pada pasien-pasien yang diterapi dengan statin. Temuan-temuan klinis atas efek statin terhadap radang paru (pneumonia) yang didapat dari komunitas maupun terkait-ventilator juga saling bertentangan. Di tengan pandemik COVID-19, meskipun beberapa rumh sakit di Amerika Serikat memasukkan statin ke dalam pengobatan COVID-19, pakar-pakar di tempat lain memiliki perhatian atas peningkatan IL-18 yang-divetuskan-statin dan perburukan ARDS serta kematian akibat SARS-CoV-2.

Pertimbangan pada situasi nyata

Beberapa pasien memiliki penyakit penyerta speerti hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, serta diabetes yang menempatkan mereka pada risiko lebih besar terinfeksi SARS-CoV-2 serta ARDS dan kematian terkait infeksi tersebut. Kebanyakan dari pasien-pasien tersebut rutin mengonsumsi statin berdasarkan pedoman diabetes dan kardiovaskular. Belum ada bukti klinis untuk menghentikan pengobatan statin pada pasien-pasien tersebut selama episode COVID-19.

Efek samping yang umum terjadi antara COVID-19 dan statin

Memulai pemberian statin pada pasien dengan COVID-19 dapat meningkatkan risiko terkena dan keparahan miopati (kelainan otot) dan gagal ginjal akut. Selain itu, terapi statin dan COVID-19 sama-sama meningkatkan enzim-enzim hati yang sulit dibedakan satu sama lain (sebagai penyebabnya), jika terapi statin mulai diberikan pada episode COVID-19.

Interaksi obat antara statin dan agen-agen antivirus untuk pengobatan COVID-19

Sebagian besar statin yang tersedia merupakan substrat untuk sistem cytochrome P450 (CYP), terutama isoensim 3A (CYP3A) dan P-glycoproteins (P-gp). Penghambat protease (seperti lopinavir, darunavir) dan enhancers farmakokinetiknya (ritonavir dan cobicistat) merupakan penghambat poten dari CYP3A dan P-gp, sehinggan penggunaan bersamaan dengan statin akan meningkatkan secara tajam paparan statin beserta efek sampingnya.

 

 

Image: Ilustrasi

Referensi:

1. Dashti-Khavidaki S, Khalili H. Considerations for Statin Therapy in Patients with COVID-19. Pharmacotherapy. 2020;40(5):484‐486. doi:10.1002/phar.2397

2. Castiglione V, Chiriacò M, Emdin M, Taddei S, Vergaro G. Statin therapy in COVID-19 infection [published online ahead of print, 2020 Apr 29]. Eur Heart J Cardiovasc Pharmacother. 2020;pvaa042. doi:10.1093/ehjcvp/pvaa042

 

Share this article
Related Articles