Detail Article
Ini Hasil Studi Vaksin Ad5 vectored COVID-19 Pada Manusia
dr. Johan Indra Lukito
Jun 10
Share this article
img-Nurse.jpg
Updated 22/Des/2020 .

Vaksin Ad5 vectored COVID-19 merupakan salah satu vaksin yang saat ini dikembangkan dan diuji pada manusia. Salah satu hasil studinya adalah penelitian single center, label-terbuka, non-acak, fase 1 dari vaksin Ad5 vectored COVID-19

Vaksin Ad5 vectored COVID-19 merupakan salah satu vaksin yang saat ini dikembangkan dan diuji pada manusia. Salah satu hasil studinya adalah penelitian single center, label-terbuka, non-acak, fase 1 dari vaksin Ad5 vectored COVID-19 di Wuhan, RRC, bertujuan untuk menilai keamanan, tolerabilitas, dan imunogenisitas dari vaksin ini. Vaksin Ad5 vectored COVID-19 dikembangkan oleh Beijing Institute of Biotechnology (Beijing, RRC) dan CanSino Biologics (Tianjin, RRC). Vaksin ini berupa vektor adenovirus tipe-5 yang telah dimodifikasi yang mengekspresikan spike glycoprotein dari SARS-CoV-2. Vaksin ini memiliki sediaan berupa cairan yang mengandung 5 × 10¹⁰ partikel virus per 0,5 mL dalam vial.


Penelitian dilakukan pada orang dewasa sehat berusia antara 18-60 tahun dialokasikan ke salah satu dari tiga kelompok dosis yang diberikan melalui injeksi intramuskular (IM). Kelompok dosis rendah mendapat satu injeksi IM pada lengan dengan satu vial vaksin (5x10¹⁰ partikel virus per 0,5 mL). Kelompok dosis sedang mendapat satu injeksi IM pada lengan dengan dua vial vaksin (10¹¹ partikel virus per 1 mL). Kelompok dosis tinggi mendapat satu injeksi IM pada satu lengan dengan satu vial vaksin dan satu injeksi IM pada lengan lainnya dengan dua vial vaksin (1,5x10¹¹ partikel virus per 1,5 mL).


Hasil utama yang diukur adalah kejadian efek samping dalam 7 hari pasca vaksinasi. Keamanan dinilai selama 28 hari pasca vaksinasi. Antibodi spesifik diukur dengan ELISA, dan respons antibodi yang disebabkan oleh vaksinasi diukur dengan tes netralisasi virus SARS-CoV-2 dan tes netralisasi pseudovirus. Respons sel-T dinilai dengan pemeriksaan enzyme-linked immunospot dan flow-cytometry.


Dari sebanyak 108 peserta (51% laki-laki, 49% perempuan; rata-rata usia 36,3 tahun) dilibatkan dan menerima vaksin dosis rendah (n = 36 peserta), dosis menengah (n = 36 peserta), serta dosis tinggi (n = 36 peserta). Setidaknya satu kejadian efek samping timbul dalam 7 hari pertama setelah vaksinasi dilaporkan pada 30 (83%) peserta dalam kelompok dosis rendah, 30 (83%) peserta dalam kelompok dosis sedang, dan 27 (75%) peserta pada kelompok dosis tinggi. 


Kejadian efek samping pada lokasi suntikan yang paling umum adalah rasa nyeri yang dilaporkan pada 58 (54%) penerima vaksin. Kejadian efek samping sistemik yang paling sering dilaporkan adalah demam (50 peserta [46%]), letih (47 peserta [44%]), sakit kepala (42 peserta [39%]), dan nyeri otot (18 peserta [17%]). Sebagian besar efek samping yang dilaporkan pada semua kelompok dosis bersifat ringan atau sedang. Tidak ada efek samping serius yang tercatat dalam 28 hari setelah vaksinasi. Antibodi meningkat secara signifikan pada hari ke-14, dan memuncak 28 hari setelah vaksinasi. Respons sel T spesifik memuncak pada hari ke-14 pasca vaksinasi.


Dari studi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa, vaksin Ad5 vectored COVID-19 dapat ditoleransi dan bersifat imunogenik selama 28 hari setelah vaksinasi. Respons humoral terhadap SARS-CoV-2 memuncak pada hari ke-28 pasca vaksinasi pada orang dewasa yang sehat, dan respon sel T spesifik diamati dari hari ke-14 pasca vaksinasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa vaksin Ad5 vectored COVID-19 layak diteliti lebih lanjut

 


Image: Ilustrasi (sumber:https://nurse.org/)

Referensi: 

1. Zhu FC, Li YH, Guan Xh, Hou LH, Wang WJ, Li JX et al. & Wu. Safety, tolerability, and immunogenicity of a recombinant adenovirus type-5 vectored COVID-19 vaccine: a dose-escalation, open-label, non-randomised, first-in-human trial. Lancet 2020. 10.1016/S0140-6736(20)31208-3.

2. Ou X, Liu Y, Lei X, Li P, Mi D, Ren L et al. Characterization of spike glycoprotein of SARS-CoV-2 on virus entry and its immune cross-reactivity with SARS-CoV. Nat Commun 11, 1620 (2020). https://doi.org/10.1038/s41467-020-15562-9 

Share this article
Related Articles