Detail Article
Pemberian Pelumpuh Otot pada Pasien COVID-19, Ini Peranannya
dr. Laurencia Ardi
Jun 08
Share this article
img-Doctor.jpg
Updated 01/Sep/2022 .

Acute respiratory distress syndrome (ARDS) atau sindrom gawat napas akut dikarakteristikkan dengan adanya hipoksemia (kondisi di mana kadar oksigen dalam darah rendah) akibat kegagalan sistem pernapasan, yang berdampak terhadap pasien umum ataupun pembedahan. Penyakit coronavirus berat disebabkan karena infeksi pneumonia virus SARS-CoV-2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus 2) yang kemudian menyebabkan terjadinya ARDS.

Acute respiratory distress syndrome (ARDS) atau sindrom gawat napas akut dikarakteristikkan dengan adanya hipoksemia (kondisi di mana kadar oksigen dalam darah rendah) akibat kegagalan sistem pernapasan, yang berdampak terhadap pasien umum ataupun pembedahan. Penelitian menyebutkan bahwa pasien dengan ARDS mempunyai angka kefatalan sekitar 40-60%.

 

Penyakit coronavirus berat disebabkan karena infeksi pneumonia virus SARS-CoV-2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus 2) yang kemudian menyebabkan terjadinya ARDS. Perubahan patologinya meliputi kerusakan alveolar yang difus selama terinfeksi virus dan terjadi trauma imunologi, yang disertai dengan disfungsi multiorgan dan pembentukan mikrotrombus yang berlebihan. Oleh karena itu, diperlukan strategi terapi oksigen yang adekuat yang salah satunya menggunakan ventilasi mekanik. Selama penggunaan ventilasi mekanik dapat terjadi disinkronisasi, di mana hal ini jika terjadi terus-menerus dapat menyebabkan prognosis yang buruk.

 

Obat pelumpuh otot digunakan dalam jumlah besar dengan proporsi yang bervariasi pada pasien dengan ARDS. Guidelines terbaru mengindikasikan obat pelumpuh otot sesuai untuk memfasilitasi ventilasi mekanik ketika pemberian sedasi tunggal tidak adekuat terutama pada pasien dengan gangguan pertukaran gas berat. Dari 4 senter penelitian RCT menunjukkan bahwa terjadi perbaikan terhadap pertukaran gas sebesar 56% subjek yang diberikan infus pelumpuh otot selama 48 jam dan terjadi penurunan angka mortalitas di ICU sebesar 71%. Manfaat dan risiko tambahan terapi pelumpuh otot pada pasien dengan ARDS telah diketahui melalui mekanisme perlindungan terhadap paru selama menggunakan ventilasi mekanik.

 

Berdasarkan guidelines Surviving Sepsis Campaign: Guidelines on the Management of Critically Ill Adults with Coronavirus Disease 2019 direkomendasikan pasien COVID-19 dengan ARDS sedang sampai berat yang menggunakan ventilasi mekanik dapat diberikan pelumpuh otot secata intermiten ataupun kontinu. Pemberian pelumpuh otot secara kontinu dapat diberikan selama 48 jam jika terjadi disinkronisasi terhadap ventilasi mekanik. 

 

Image : Ilustrasi (Photo by Gustavo Fring from Pexels)

Referensi:

1. Alhazzani W, Møller MH, Arabi YM, Loeb M, Gong MN, Fan E, et al. Surviving sepsis campaign: Guidelines on the management of critically ill adults with coronavirus disease 2019 (COVID-19). Critical Care Medicine 2020;48(6):1.

2. Papazian L, Forel J, Gacouin A, Penot-Ragon C, Perrin G, Loundou A, et al. Neuromuscular blockers in early acute respiratory distress syndrome. NEJM 2010;363:12.

3. Gibson PG, Qin L, Puah S. COVID-19 ARDS: Clinical features and differences to “usual” pre-COVID ARDS. Med J Aus. 2020.

Share this article
Related Articles