Banyak diketahui manfaat vitamin D, pada kasus pembedahan konsentrasi vitamin D pre-operatif yang rendah berkaitan erat dengan komplikasi infeksi dan penurunan fungsi ginjal, namun tidak dengan komplikasi kardiak setelah 30 hari post-operatif.
Salah satunya penelitian yang melibatkan 3851 subjek, dalam studi the vascular events in non-cardiac surgery patients cohort evaluation (VISION) dan sedikitnya dirawat 1 malam di RS. Darah diambil sebelum menjalani pembedahan dan kadar 25-hydroxyvitamin D diukur.
Parameter utama yang dinilai adalah kejadian kardiovaskular (meninggal, injuri miokardial, henti jantung non-fatal, stroke, gagal jantung kongestif) setelah 30 hari post-operatif, serta trauma ginjal dan komplikasi infeksi sebagai parameter sekunder.
Dari studi tersebut menunjukkan sebanyak 62% pasien mengalami defisiensi vitamin D dengan konsentrasi vitamin D pre-operatif 70±30 nmol/L. Secara keseluruhan, 26 pasien meninggal (0,7%), 41 pasien mengalami gagal jantung kongestif atau henti jantung non-fatal (1,1%), 540 pasien mengalami injuri miokardial (14%), dan 15 pasien mengalami stroke (0,4%).
Konsentrasi vitamin D pre-operatif tidak berkaitan dengan keluaran primer (average relative effect odds ratio [95% CI]: 0,93 [0,85, 1,01] per 10 nmol/L meningkat pada vitamin D pre-operatif, p=0,095). Namun, konsentrasi vitamin D berkaitan dengan infeksi post-operatif (average relative effect odds ratio [95% CI]: 0,94 [0,90, 0,98] per 10 nmol/L peningkatan vitamin D pre-operatif, p=0,005), dan fungsi ginjal (perkiraan rerata perubahan laju filtrasi glomerulus [95% CI]: 0,29 [0,11, 0,48] mL/menit/1,73 m2 per 10 nmol/L peningkatan vitamin D pre-operatif, p=0,004).
Image: Ilustrasi
Referensi:
1. Turan A, Artis AS, Hanline C, Saha P, Masheshwari K, Kurz A, et al. Preoperative vitamin D concentration and cardiac, renal, and infectious morbidity after noncardiac surgery. Anesthesiology. 2020;132(1):121-30.
2. Wang H, Chen W, Li D, Yin X, Zhang X, Olsen N, et al. Vitamin D and chronic diseases. Aging Dis. 2017; 8:346–53.