Belum ada algoritma untuk manajemen terapi definitif neuralgia postherpetik dikarenakan nyeri ini memberat, hingga mempengaruhi kualitas hidup pasien akibat sisa-sisa virus varicella zoster yang sifatnya dorman pada ganglion saraf sensorik area lumbal, toraks dan trigeminal; sehingga seolah-olah membutuhkan terapi yang lebih kompleks untuk mengatasinya.
Beberapa panduan merekomendasikan pemberian antidepresan trisiklik dan antikonvulsan sebagai lini pertama pilihan terapi untuk terapi nyeri neuropatik. Kemudian, pregabalin telah digunakan sebagai manajemen lini pertama untuk neuralgia postherpetik; mecobalamine pun telah dicoba untuk tatalaksana neuralgia ini. Namun, sayangnya masih terbatas data untuk “fixed dose” kedua obat ini.
Jha A et al melakukan studi multisenter, prospektif, acak, tersamar ganda dan terkontrol pada 90 pasien usia >50 tahun yang mengalami neuralgia postherpetik di mana dibagi ke dalam 2 kelompok yakni kelompok 1 sebanyak 45 pasien diberikan fixed dose pregabalin (75 mg)-mecobalamine (750 mcg) sebanyak 2x sehari; kelompok 2 sebanyak 45 pasien diberikan pregabalin 75 mg sebanyak 2x/hari. Intervensi ini dilakukan selama 10 bulan. Kemudian difollow-up perubahan skor VAS dan efek samping pada minggu ke-4, 8 dan 12 post terapi; dan hasilnya dapat dilihat sebagai berikut. Kelompok 1=Group B. Kelompok 2 =Group A.
Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemberian fixed dose pregabalin (75 mg)-mecobalamine (750 mcg) pada pasien PHN 2x/hari; dibandingkan dengan pregabalin 75 mg 2x/hari selama 10 bulan. Hasil menunjukkan nilai skor VAS dan efek samping pada kelompok “fixed dose”, cenderung lebih rendah meskipun perbedaannya tidak signifikan.
Image: Ilustrasi
Referensi: Jha A, Siddalingappa K, Herakal K, Malhotra K. Randomized Study to Compare the Effect of Pregabalin with Fixed-Drug Combination of Pregabalin and Methylcobalamin in the Patients of Postherpetic Neuralgia. Indian J Pain. 2018;32:63-7.