Detail Article

HbA1c Tinggi, Berisiko Penurunan Fungsi Kognitif. Benarkah?

dr. Kupiya Timbul Wahyudi
Nov 26
Share this article
img-Blood1.jpg
Updated 23/Agt/2022 .

Seperti diketahui bahwa penegakan diagnosis diabetes dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan HbA1c yaitu di atas 6,5%. Dalam analisis terbaru, dikatakan bahwa dengan tingginya kadar HbA1c pasien tersebut maka terjadi peningkatan jumlah dari penurunan fungsi kognitif dalam 10 tahun dibandingkan mereka dengan kadar gula darah normal. Hal tersebut menunjukkan kaitan bahwa kontrol gula darah yang baik dapat menurunkan progresivitas demensia.


Studi yang dilakukan tersebut telah dipublikasikan secara online di bulan Januari di jurnal Diabetologia, the Journal of the European Association for the Study of Diabetes oleh Fanhan Zheng, PhD, dan kolega dari the Chinese Academy of Sciences, Beijing, and Institute of Cognitive Neuroscience, University College, London, UK. Sebelumnya, kaitan antara diabetes dengan fungsi kognitif telah diketahui, namun bukti adanya kaitan antara diabetes, tinggi/rendahnya HbA1c dan penurunan kognitif, yang dapat terjadi beberapa tahun sebelum munculnya demensia masih sedikit. 


Studi mengambil data dari 5189 partisipan berusia 5 tahun ke atas yang dilibatkan dalam the English Longitudinal Study of Aging (ELSA). Fungsi kognitif mereka dievaluasi antara tahun 2004-2005 (gelombang 2) dan tiap 2 tahun sampai 2014-2015 (gelombang 7). Partisipan berusia rerata 66 tahun dan 55% adalah wanita. Nilai basal HbA1c berkisar dari 3,6% sampai 13,7%. Diabetes didefinisikan sebagai HbA1c 6,5 % atau lebih. 


Dengan rerata follow up selama 8,1 tahun dan rerata nilai sebesar 4,9 untuk assessment kognitif, didapatkan hasil bahwa tiap 1 mmol/mol peningkatan kadar HbA1c terkait dengan peningkatan jumlah dari penurunan skor z kognitif global (-0,0009 SD/tahun), skor z ingatan (-0,0005 SD/tahun) dan skor z fungsi eksekutif (-0,0008 SD/tahun). 


Dibandingkan dengan penurunan kognitif yang sebagian terjadi akibat proses penuaan di atas durasi studi pada subjek non-diabetes, jumlah penurunan kognitif setelah dilakukan adjustment multivariable bagi mereka dengan pre-diabetes (didefinisikan sebagai HbA1c 38,8-46,4 mmol/mol) adalah sebesar -0,012 SD/tahun, sedangkan jumlah penurunan bagi mereka dengan diabetes adalah sebesar -0,031 SD/tahun (p untuk tren < 0,01).


Sejumlah bukti menunjuk pada terjadinya fluktuasi glikemik sebagai efek yang paling kuat dari terjadinya penurunan fungsi kognitif dibandingkan dengan kondisi hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus. Kemungkinan disebabkan oleh efek pada fungsi endotel dan induksi stres oksidatif. Diabetes sendiri memang dapat berdampak langsung terhadap fungsi kognitif antara lain menginduksi akumulasi amiloid dan juga melalui mekanisme tidak langsung yaitu peningkatan penyakit mikrovaskuler pada sistem saraf pusat yang menjadi pemegang kunci terhadap kondisi demensia vaskuler.


Peneliti juga mengindikasikan jika dilakukan terapi terhadap faktor risiko demensia termasuk diabetes, dapat mencegah munculnya seperempat kasus demensia. Dibutuhkan penelitian selanjutnya di masa yang akan datang untuk menentukan efek dari kontrol glukosa yang dilakukan terus-menerus terhadap jumlah penurunan fungsi kognitif pasien diabetes.

 

Silakan baca juga: BRAINACT ODIS, untuk membantu menangani penurunan kemampuan kognitif pada usia lanjut

Image: Ilustrasi (sumber: https://healthengine.com.au/)

Referensi: Fanfan Zheng, Li Yan, Zhenchun Yang, Baoliang Zhong, Wuxiang Xie. HbA1c, diabetes and cognitive decline: the English Longitudinal Study of Ageing. Diabetologia. 2018;61(4): 839–48.

Share this article
Related Articles
Related Products
95698585ea6f06880362feabc9b59943.jpg
c0e7b92e068a2eccfa08988b40b32cb0.jpg
2f68abe3314b268d0896cfe232437629.jpg
503c5b1b0f46b88b42d418315ed1477d.jpg
180ce609cc076b83164b7be5b691be8e.jpg
8c8c405c6c03f30ade4deab36284c0a8.jpg
f8542d12c739ca676e2027f605a3d22b.jpg
85ee673292af1647639c3f61b2c0c4cd.jpg
ade98052c7f15dfc9dd4a3a0e070bf5f.jpg
4e6913ebce8d52feac0064a5ed7f3e6c.jpg