Detail Article
Erdosteine Meningkatkan Respons Saluran Pernapas Pasien PPOK Terhadap Salbutamol
Esther Kristiningrum
Nov 19
Share this article
img-Lung1.jpg
Updated 23/Agt/2022 .

Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) merupakan kondisi progresif yang ditandai dengan limitasi aliran udara yang ireversibel. Stres oksidatif dan inflamasi paru kronik merupakan tanda utama dalam patogenesis PPOK. Peningkatan spesies oksigen reaktif (ROS) dan sitokin pro-inflamasi telah menunjukkan dapat mempengaruhi fungsi reseptor beta-2 melalui serangkaian kejadian biologi yang mengganggu respons otot polos jalan napas terhadap agonis adrenergik beta-2.

Erdosteine merupakan suatu molekul yang dikembangkan sebagai agen mukolitik yang ditandai dengan penghambatan gugus thiol pada cincin lactone yang menjadi aktif setelah metabolisasi menjadi metabolit aktif. Erdosteine saat ini digunakan untuk terapi penyakit paru akut dan kronik karena aktivitas reologinya pada sekresi bronkus, dan efek positifnya pada adhesivitas bakteri. 


Studi menunjukkan bahwa erdosteine memberikan manfaat pada terapi PPOK yang dikombinasikan dengan salbutamol. Studi yang dilakukan pada 30 pasien PPOK (GOLD kelas 1-2), perokok (≥10 bungkus/tahun), secara acak mendapat erdosteine 300 mg. N-acetylcysteine (NAC) 600 mg, atau plasebo, 2 kali sehari selama 10 hari. 


Hasilnya menunjukkan bahwa erdosteine dan NAC secara bermakna menurunkan kadar ROS setelah 4 hari dan 10 hari (masing-masing nilai p<0,001 dan p< 0,0001 vs plasebo). Kontras dengan NAC, erdosteine menyebabkan penurunan kadar 8-isoprostane secara bermakna selama 10 hari (masing-masing nilai p=0,017 dan p=0,0004 vs plasebo). Hanya erdosteine yang secara bermakna memulihkan reversibilitas jangka pendek pada pasien PPOK yang sebelumnya tidak responsif terhadap adrenergik beta-2. 


Efek dari erdosteine ini tampaknya lebih terkait dengan proteksi khusus terhadap peroksidasi lemak dibandingkan pada aktivitas scavenging, yang terbukti sama dengan NAC. Erdosteine memberikan efek bronkodilatasi tidak langsung jangka pendek melalui re-sensitisasi terhadap adrenoreseptor beta-2. 


Efek yang ringan tetapi bermakna pada adrenoseptor-2 yang dihasilkan oleh erdosteine berkontribusi pada peningkatan parsial bronkodilatasi yang dimediasi adrenoseptor-2, sehingga erdosteine mungkin bermanfaat pada terapi jangka panjang PPOK.

 


Image: Ilustrasi (sumber: https://www.nih.gov/)

Referensi:

1. Dal Negro R, Visconti M, Trevisan F, Bertacco S, Micheletto C, Tognella S. Erdosteine enhances airway response to salbutamol in patients with mild-to-moderate COPD. Ther Adv Respir Dis. 2008;2(5):271-7. doi: 10.1177/1753465 808096 109. 

2. Basyigit I, Yildiz F, Cekmen M, Duman C, Bulut O. Effects of erdosteine on smokinginduced lipid peroxidation in healthy smokers. Drugs RD 2005;6: 83-9.

Share this article
Related Articles