Sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAAS) memainkan peranan penting dalam patofisiologi hipertensi/ tekanan darah tinggi dan berkaitan erat dengan kejadian kardiovaskular, serebrovaskular, serta gagal ginjal kronis. Sejumlah besar literatur mengenai pilihan terapeutik antihipertensi dan kardiovaskular merekomendasikan penghambat RAAS sebagai obat pilihan lini pertama.
Berdasarkan guideline internasional, ACEI atau ARB harus diutamakan pada pasien dengan kondisi penyerta mikroalbuminuria, disfungsi ginjal dan gagal ginjal kronis, sindrom metabolik dan diabetes melitus, aterosklerosis, angina kronis stabil dan riwayat infark miokard, fibrilasi atrial serta gagal jantung.
Setiap varian obat angiotensin receptor blocker (ARB) penting dalam tatalaksana hipertensi, berdasarkan temuan-temual ilmiah terkini. Sangatlah penting menyesuaikan terapi untuk masing-masing individu pasien, terutama pada pasien dengan tekanan darah tinggi yang berisiko kerusakan organ target. Sebuah ulasan komprehensif atas studi-studi mengenai ARB yang dipublikasikan di PubMed per Agustus 2015 menyelidiki efikasi ARB pada berbagai kondisi klinis di luar hipertensi.
Dengan tujuan utama mencegah kejadian kardiovaskular, telmisartan dan losartan merupakan ARB pilihan pada pasien dengan risiko tinggi kardiovaskular dan memiliki kebutuhan umum untuk menurunkan risiko kardiovaskular. Pada kasus gagal jantung: losartan, candesartan, atau valsartan yang sebaiknya dipilih. Valsartan juga dapat dipertimbangkan untuk pasien dengan disfungsi ventrikel kiri pasca infark miokard yang baru terjadi. Untuk pasien hipertensif dengan risiko stroke lebih tinggi, losartan seharusnya menjadi pilihan terapeutik utama; telmisartan, eprosartan dan candesartan juga menunjukkan penurunan risiko pada subpopulasi ini. Sementara pada pasien dengan atrial fibrillatin/ AF, penggunaan telmisartan dianjurkan; losartan, candesartan, dan valsartan menunjukkan penurunan insidens AF onset-baru; maka penggunaan obat-obat ARB tersebut juga bermanfaat bagi pasien dengan risiko AF.
Pasien dengan risiko menderita diabetes melitus (DM), banyak ARB seperti losartan, telmisartan, irbesartan, candesartan, dan valsartan menunjukkan sifat protektif. Telmisartan juga memperbaiki beberapa indikator pada individu dengan peningkatan resistensi insulin atau DM; maka penggunaan telmisartan dapat direkomendasikan pada pasien diabetik. Untuk kardioproteksi pada pasien DM, baik telmisartan maupun valsartan menunjukkan risiko rawat inap akibat infark miokard, stroke atau gagal jantung yang lebih rendah.
Berdasarkan temuan banyak uji-uji ilmiah berdesain baik, losartan dan irbesartan telah diindikasikan untuk terapi nefropati diabetik dan seharusnya menjadi ARB terpilih untuk pasien-pasien tersebut. Valsartan dan candesartan juga menunjukkan beberapa manfaat pada populasi ini. Menurut sebuah meta analisis, telmisartan bahkan dapat lebih bermanfaat dalam mengurangi proteinuria dibandingkan ARB lainnya. Di antara varian ARB, penggunaan olmesartan harus dihindari pada pasien DM, khususnya dengan gagal ginjal kronis, karena beberapa data menunjukkan peningkatan risiko kardiovaskular dengan penggunaan olmesartan pada populasi ini.
Dengan sifat sensitisasi-insulin yang dimilikinya, telmisartan (agonis PPAR-γ) harus dipertimbangkan pada pasien hipertensif obesitas yang menunjukkan tanda-tanda sindrom metabolik. Valsartan juga menunjukkan perbaikan sensitivitas insulin pada pasien hipertensif obesitas.
Pada pasien dengan kadar asam urat tinggi, ARB terpilih adalah losartan. Irbesartan juga memiliki efek protektif pada dosis terapeutik. Telmisartan merupakan agen netral dalam kaitan eksresi asam urat, sedangkan candesartan, olmesartan dan valsartan dapat meningkatkan risiko hiperurisemia.
Varian ARB yang paling banyak diselidiki pada pasien-pasien disfungsi ereksi adalah valsartan, irbesartan, dan losartan; irbesartan dan losartan juga banyak diteliti pada pasien dengan penyerta sindrom metabolik dan DM. Irbesartan juga menunjukkan manfaat pada pasien dengan disfungsi ereksi pasca prostatektomi (pengangkatan prostat). Telmisartan tidak menunjukkan pengaruh terhadap disfungsi ereksi.
Beberapa ARB menunjukkan manfaat terhadap fungsi kognitif pada hewan percobaan; sementara pada uji manusia, ARB menurunkan insidens ataupun perburukan baik pada penyakit Alzheimer maupun demensia. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memantapkan peran ARB dalam terapi penyakit-penyakit yang menyebabkan gangguan kognitif. Sementara itu, penggunaan ARB dapat bermanfaat dan bisa direkomendasikan pada pasien hipertensif dengan risiko demensia.
Image: Ilustrasi (sumber: https://geomarketing.com/)
Referensi:
1. Dézsi CA. The different therapeutic choices with ARBs. Which one to give? When? Why? Am J Cardiovasc Drugs. 2016;16(4):255-66.
2. James PA, Oparil S, Carter BL, Dennison-Himmelfarb C, Handler J, Lackland DT, et al. 2014 Evidence-based guideline for the management of high blood pressure in adults. Report from the panel members appointed to the Eighth Joint National Committee (JNC 8). JAMA. 2014;311(5):507–20.
3. The Task Force for the management of arterial hypertension of the European Society of Hypertension and of the European Society of Cardiology. ESH/ESC Guidelines for the management of arterial hypertension. J Hypertens. 2013;2013(31):1281–357.