Detail Article
Obesitas pada Anak, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan
dr. Dita Arccinirmala
Jul 08
Share this article
32e5de54b867047b2005d320da9ccd22.jpg
Updated 08/Jul/2024 .

Obesitas adalah penyakit kompleks kronis yang ditandai dengan timbunan lemak yang berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan. Diagnosis kelebihan berat badan dan obesitas dibuat dengan mengukur berat dan tinggi badan seseorang dan dengan menghitung indeks massa tubuh (BMI) yaitu berat badan (kg)/tinggi badan (m²). 

Selain pada dewasa, saat ini obesitas juga merupakan permasalahan umum pada anak-anak. Obesitas atau kelebihan berat badan dapat menyebabkan efek negatif untuk kesehatan, bahkan menurut WHO, obesitas menyebabkan 10,3% kematian dari seluruh kematian di dunia.


Kriteria obesitas pada anak

Anak-anak berusia di bawah 5 tahun:

Obesitas adalah BMI lebih besar dari 3 standar deviasi di atas median Standar Pertumbuhan Anak WHO.


Anak-anak berusia 5-19 tahun:

Obesitas adalah BMI lebih besar dari 2 standar deviasi di atas median Referensi Pertumbuhan WHO.


Obesitas mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang anak, terutama aspek perkembangan psikososial. Anak yang obesitas berpotensi mengalami berbagai penyakit seperti penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, dan lain-lain. Kegemukan pada masa anak-anak juga menimbulkan konsekuensi psikososial jangka pendek dan jangka panjang seperti penurunan kepercayaan diri, gangguan makan, dan kesehatan yang lebih rendah yang terkait dengan kualitas hidup. Penyebab obesitas di antaranya pola makan, asupan gizi, tingkat aktivitas fisik yang dilakukan individu, serta kondisi sosial ekonomi, bahkan beberapa penelitian menemukan hubungan insomnia atau kurang tidur sebagai faktor risiko kejadian obesitas.


Dampak yang terjadi jika anak mengalami obesitas antara lain:

- Meningkatkan risiko terkena diabetes melitus tipe II

- Meningkatnya kadar kolesterol

- Napas berhenti saat tidur (sleep apnea)

- Gangguan pada tulang dan sendi

- Penyakit asma dan hati

- Mengalami peningkatan tekanan darah sehingga berpengaruh pada denyut jantung, sekitar 20-30% anak dengan obesitas menderita hipertensi

Pada anak obesitas sering dijumpai dengan gejala mengorok. Penyebab tersebut yakni terjadinya penebalan jaringan lemak di daerah dinding dada perut sehingga menganggu proses pergerakan dinding dada dan diafrgama, sehingga terjadi penurunan volume torakal adomen dan menyebabkan beban kerja otot pernapasan meningkat.


Selain gangguan kesehatan, dampak lain yang berkaitan dengan obesitas pada masa anak-anak adalah tingkat kebugaran yang lebih rendah, diskriminasi sosial seperti bullying dan pengucilan yang bisa mengakibatkan rendah diri, kualitas hidup yang lebih rendah, dan prestasi akademik yang lebih rendah.


Pendekatan umum yang bisa dilakukan untuk mencegah obesitas pada anak:

- Memastikan kenaikan berat badan yang sesuai selama kehamilan

- Mendukung pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama setelah kelahiran dan melanjutkan pemberian ASI hingga usia 24 bulan

- Pola hidup sehat pada anak (pola makan sehat, aktivitas fisik, durasi dan kualitas tidur, hindari tembakau dan alkohol, pengaturan diri secara emosional)

- Batasi waktu di depan layar

- Membatasi konsumsi minuman berpemanis

- Membatasi asupan energi dari total lemak dan gula dan meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, serta polong-polongan, biji-bijian dan kacang-kacangan

- Melakukan aktivitas fisik secara teratur.


Pendekatan yang dapat dilakukan bagi tenaga kesehatan untuk mencegah obesitas pada anak:

- Menilai berat dan tinggi badan anak-anak yang melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan

- Memberikan konseling tentang pola makan dan gaya hidup sehat

- Ketika diagnosis obesitas ditegakkan, berikan layanan kesehatan pencegahan dan manajemen obesitas terpadu termasuk diet sehat, aktivitas fisik, dan lainnya

- Memantau faktor risiko penyakit tidak menular lainnya (glukosa darah, lipid dan tekanan darah)


Dengan mengetahui berbagai dampak kesehatan yang terjadi pada anak saat mengalami obesitas, orangtua diharapkan lebih memperhatikan dan mengarahkan anak untuk menjalankan perilaku hidup sehat seperti rutin berolahraga minimal 30 menit sehari, makan makanan yang bergizi seimbang, dan pola tidur yang cukup.



Gambar: Ilustrasi (Sumber: Envato element)

Referensi:

1. World Health Organization. Obesity and overweight [Internet]. 2024 Mar 01 [cited 2024 Jul 08]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight.

2. Agustina N. Obesitas pada anak dan penyakit yang mungkin timbul [Internet]. 2022 May 23 [cited 2024 Jul 08]. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/16/obesitas-pada-anak-dan-penyakit-yang-mungkin-timbul#:~:text=Obesitas%20mempunyai%20dampak%20terhadap%20tumbuh,melitus%2C%20dan%20lain%2Dlain.

3. Kementerian Kesehatan. 5 dampak penyakit pada anak yang obesitas [Internet]. 2022 May 23 [cited 2024 Jul 08]. Available from: https://upk.kemkes.go.id/new/5-dampak-penyakit-pada-anak-yang-obesitas.

Share this article
Related Articles