Detail Article
Penggunaan Epidermal Growth Factor Topikal untuk Perbaikan Lesi Acne
dr. Karen Denisa
Jun 25
Share this article
5e2060d85c8bb8b86dea13bbd82acef9.jpg
Updated 24/Jun/2024 .

Epidermal growth factor (EGF) merupakan faktor penting dalam pemeliharaan fungsi kulit. EGF berperan sebagai mitogen autokrin dan parakrin, serta terlibat dalam diferensiasi berbagai sel epitel seperti keratinosit dan peremodelan matriks ekstraseluler pada kulit. EGF diproduksi oleh trombosit, makrofag, dan monosit, dengan peran utama merangsang pertumbuhan sel epitel pada luka. 


Terapi anti-EGFR sering disertai efek samping folikulitis akneiformis yang sering dan konsisten. Penelitian menunjukkan EGF meningkatkan proliferasi sebosite hamster dan mengurangi lipogenesis dengan menurunkan kadar trigliserida intraseluler, serta penggunaan EGF rekombinan manusia (rhEGF) topikal pada pasien dengan erupsi akneiform menghasilkan perbaikan klinis.


Sebuah studi dilakukan untuk mengevaluasi efikasi klinis dan keamanan rhEGF topikal dalam mengobati acne vulgaris wajah tingkat ringan hingga sedang. Dalam studi terkontrol plasebo dan double-blind ini, 20 pasien Korea dengan acne ringan hingga sedang diberi rhEGF topikal pada satu sisi wajah dan plasebo pada sisi lain selama enam minggu. Penilaian dilakukan di klinik setiap 2 minggu, mengukur keparahan acne, lesi, produksi sebum, dan hidrasi kulit. rhEGF topikal mengandung 150,000 ng rhEGF dan berbagai bahan pelarut.

 

Dua puluh pasien (6 pria dan 14 wanita) berusia 20 hingga 34 tahun dengan rata-rata usia 25,3 tahun menyelesaikan seluruh protokol pengobatan dalam studi ini. Penggunaan rhEGF topikal menunjukkan pengurangan signifikan lesi jerawat inflamasi sebesar 25,4% setelah 4 minggu dan total penurunan 33,5% setelah 8 minggu, sedangkan sisi yang diberi plasebo tidak menunjukkan penurunan yang signifikan. Jumlah lesi jerawat non-inflamasi juga menurun signifikan pada sisi rhEGF, dengan penurunan rata-rata 25,2% di minggu keenam, berbeda signifikan dengan sisi plasebo yang justru meningkat. Tingkat keparahan jerawat di sisi rhEGF menurun signifikan menjadi 2,55 di minggu kedua, 2,15 di minggu keempat, dan 1,85 di minggu keenam, sedangkan di sisi plasebo tidak mengalami perubahan signifikan. Selain itu, terdapat penurunan produksi sebum pada sisi rhEGF seiring berjalannya waktu, sedangkan di sisi plasebo hanya menunjukkan sedikit penurunan. Analisis statistik menunjukkan perbaikan signifikan pada sisi yang diobati dengan rhEGF. Tingkat hidrasi kulit meningkat signifikan di kedua sisi tanpa perbedaan antar sisi. Tidak ada efek samping signifikan seperti iritasi kulit atau reaksi alergi yang diamati selama studi.


Kesimpulan:

Dari studi ini didapatkan bahwa epidermal growth factor dapat menjadi pilihan terapi acne dan acne scars. (KDA)

 

Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)

Referensi:

Kim DH, Yang JH, Cho SI, Yoon JY, Kim JW, Choi S, Suh DH. Clinical and histological effects of topical epidermal growth factor on acne and acne scars. Dermatology 2022;238(5):837-45. DOI: 10.1159/000521294. 


Share this article
Related Articles