Detail Article
Efikasi Pemberian Stem Cell vs Secretome vs Triamcinolone untuk Keloid
dr. Della Sulamita
Mei 31
Share this article
6b9f1e48062445f185c8655c708ada81.jpg
Updated 05/Jun/2024 .

Keloid adalah pertumbuhan berlebihan dari jaringan parut yang terbentuk pada bekas luka insisional atau trauma kulit, melampaui batas luka asli tanpa regresi. Formasi ini mengganggu penampilan fisik dan menyebabkan gatal, nyeri, dan tekanan emosional. Berbagai metode terapi telah digunakan, dari pendekatan bedah hingga non-bedah, mulai dari eksisi dan pencangkokan hingga injeksi triamcinolone acetonide (TA), dan terapi laser. 


Sel punca mesenkimal (mesenchymal stem cells/MSCs) muncul sebagai tata laksana yang menjanjikan untuk terapi sel allogeneic karena proliferasi prolific, efek parakrin, kemampuan diferensiasi yang beragam, dan sifat imunomodulator. Bersumber dari berbagai jaringan seperti tali pusat, sumsum tulang belakang, jaringan lemak, darah perifer, dan pulpa gigi. Studi oleh Sato, et al, menunjukkan supresi α-smooth muscle actin (α-SMA) yang diinduksi oleh TGF-β dan peningkatan kolagen tipe-1 pada fibroblas keloid melalui pemberian MSC yang berasal dari amnion.

 

Conditioned medium (CM) berasal dari sekresi MSC mengandung faktor bioaktif seperti mikrovesikel, dan exosome dalam medium kultur sel. Keuntungan dari medium terkondisi sel punca mesenkimal (MSC-CM) beragam; dapat meredakan reaksi imun lokal, mengurangi stres oksidatif, menghambat fibrosis, stimulasi angiogenesis, dan stimulasi aktivitas sel punca dan diferensiasi jaringan sehat.

 

Studi double-blind randomized controlled trial oleh dr. Anastasia dan kolega bertujuan untuk mengevaluasi pemberian intralesi UC-MSC dan UC-CM untuk pengobatan keloid, dengan menilai perbaikan klinis pengurangan volume keloid secara makroskopis dan rasio kolagen tipe 1:3. Studi melibatkan 24 individu berusia antara 18 - 55 tahun yang didiagnosis dengan keloid dan menerima perawatan di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto di Jakarta mulai Oktober 2021. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi studi dibagi secara acak menjadi 3 kelompok.

 

Dalam setiap kelompok, pasien menerima volume injeksi sebesar 1 mL untuk setiap sentimeter kubik volume keloid, diberikan menggunakan jarum suntik 1 mL dan jarum 27G. Panduan ultrasonografi digunakan untuk menyuntikkan ke pusat lesi keloid pada sudut 30–45 derajat, menggunakan teknik in-plane untuk memastikan tekanan yang konsisten. Kelompok 1 menerima UC-MSC dengan konsentrasi 2 juta sel/mL/cm3, kelompok 2 menerima UC-CM 1 mL/cm3, dan kelompok 3 menerima TA dengan dosis 40 mg/mL/cm3. Setiap pasien menerima dosis awal dan dosis ulangan setelah 3 minggu injeksi pertama, dengan dosis yang sama.

 

Persentase regresi volume keloid dalam setiap kelompok dihitung dengan mengukur perbedaan volume sebelum dan sesudah terapi menggunakan penggaris, yang dinyatakan sebagai persentase. Pengukuran volume jaringan keloid dan biopsi punch dilakukan 2 kali: awalnya selama pertemuan pertama dan 17 minggu kemudian. Penilaian patologi anatomi termasuk pewarnaan sirius merah untuk memeriksa struktur kolagen. Untuk menghitung perubahan rasio tingkat kolagen tipe 1 terhadap tipe 3, di bawah lensa polarisasi, kolagen tipe-3 menunjukkan birefringence hijau, sementara kolagen tipe-1 menunjukkan birefringence kuning.

 

Hasilnya:

· Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa distribusi data terdistribusi normal di ketiga kelompok. Terdapat perbedaan yang signifikan antara setiap kelompok. Dari ketiga kelompok, kelompok UC-MSC menghasilkan persentase regresi volume mikroskopis tertinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya, yaitu 50,24±3,58%, diikuti oleh kelompok yang menerima terapi UC-CM (43,97±3,04%), dan TA (33,53±2,64%).

· Uji normalitas Shapiro-Wilk menunjukkan distribusi data yang tidak normal pada kelompok UC-MSC dan kelompok TA (p=0,00). Uji hipotesis Kruskal-Wallis, menghasilkan temuan yang signifikan secara statistik. Selain itu, uji post-hoc Mann-Whitney menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok UC-MSC dibandingkan dengan kelompok TA dan kelompok UC-CM dibandingkan dengan kelompok TA.

 

Kesimpulan:

Umbilical cord-mesenchymal stem cell (UC-MSC) dan umbilical cord mesenchymal stem cells conditioned medium (UC-CM) secara signifikan lebih efektif daripada triamcinolone acetonide (TA) dalam mengurangi volume keloid dan rasio kolagen tipe 1:3. Oleh karena itu, UC-MSC dan UC-CM menunjukkan potensi yang besar sebagai pengobatan potensial untuk keloid. Namun, penelitian lebih lanjut dalam jangka waktu yang lebih lama diperlukan untuk menilai efektivitas biaya secara lebih komprehensif.

 

 

Gambar: Ilustrasi (Sumber: tirachard - Freepik)

Referensi:

Harsono AD, Dilogo IH, Prasetyono TOH, Prasetyo M, Werdhani RA, Jusman SW, et al. Assessing keloid treatment efficacy: A comparison of intralesional umbilical-cord mesenchymal stem cells, their conditioned medium, and triamcinolone acetonide injection through macroscopic and microscopic examination. Bali Med J. 2023 Sep 9;12(3):2668–73. 


Share this article
Related Articles