Detail Article
Produk rhBMP-2 yang diturunkan dari E.coli Efektif untuk Fraktur Tulang Belakang Tidak Stabil
dr. Esther Kristiningrum
Apr 22
Share this article
de9801c722ac7d10a0b9254dcff3d145.jpg
Updated 22/Apr/2024 .

Fraktur tulang belakang bisa menyebabkan kecacatan substansial dan penurunan kualitas hidup karena rasa nyeri, deformitas, dan defisit neurologis. Sebagian besar fraktur tulang belakang dapat dikelola dengan pengobatan konservatif seperti orthosis dan obat-obatan. Namun, dalam beberapa kasus, intervensi bedah diperlukan untuk fraktur tulang belakang yang tidak stabil atau defisit neurologis.


Studi untuk indikasi dan teknik pembedahan telah dilaporkan mencapai fusi solid yang lebih cepat untuk fraktur tulang belakang dan mencegah komplikasi akibat telat sambung (delayed union) dan pseudarthrosis. Bone morphogenetic protein (BMP) adalah faktor pertumbuhan multi-fungsi yang sangat diperlukan untuk berbagai proses perkembangan, termasuk kardiogenesis, neurogenesis, dan osteogenesis. Di antara BMP, BMP-2 adalah BMP-1 yang ditandai dan telah dilaporkan memainkan peran penting selama perkembangan embrionik, serta remodelling tulang dan homeostasis di masa dewasa. Selain itu, osteoinduktivitas BMP-2 telah dievaluasi secara ekstensif dan dilaporkan sebagai pengganti bone graft yang sukses. Setelah FDA menyetujui penggunaan recombinant human BMP-2 (rhBMP-2) untuk operasi spinal fusion, perbaikan tibial shaft, dan bedah rekonstruksi sinus maksilaris, rhBMP-2 telah diterapkan pada banyak operasi ortopedi serta gigi/maksilofasial.

 

Baru-baru ini, rhBMP-2 yang diturunkan dari E.coli telah semakin banyak diterapkan pada berbagai jenis operasi tulang belakang dan dilaporkan mencapai fusi yang sukses. Namun, efikasi klinis rhBMP-2 untuk fraktur tulang belakang belum dilaporkan sebelumnya. Oleh karena itu, suatu studi pendahuluan rhBMP-2 yang diturunkan dari E.coli dilakukan untuk mengevaluasi efikasi klinisnya dan keamanannya dalam meningkatkan penyatuan tulang yang solid pada pasien yang menjalani posterior spinal fusion untuk fraktur tulang belakang yang tidak stabil. Studi melibatkan 10 pasien yang menjalani operasi tulang belakang menggunakan produk tersebut dikombinasi dengan agen anabolik (teriparatide atau romosozumab) dengan lebih dari satu tahun masa tindak lanjut.

 

Hasilnya menunjukkan bahwa waktu rata-rata penyatuan tulang secara radiografi adalah 99,9 ± 45,4 (62-192) hari, dengan penggunaan rata-rata 5,2 ± 3,9 bulan agen anabolik. Hasil klinis selain nyeri kaki mengalami perbaikan secara signifikan setelah operasi. Selain itu, empat pasien dengan defisit neurologis pra-operasi menunjukkan perbaikan status neurologis.

 

Kesimpulan:

Dari hasil studi didapatkan bahwa aplikasi produk rhBMP-2 yang diturunkan dari E.coli ke tulang belakang yang fraktur dikombinasi agen anabolik dapat mencapai fusi tulang solid lebih cepat (sekitar 100 hari) tanpa kejadian yang tidak diharapkan dan bisa menjadi terapi bedah yang efektif untuk fraktur tulang belakang yang tidak stabil. Namun, studi perbandingan lebih lanjut dengan jumlah pasien yang besar diperlukan untuk memvalidasi manfaat dari teknik ini dibandingkan teknik lain dan untuk mengidentifikasi indikasi bedah secara terperinci.

 


Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)

Referensi:

Kim Y, Lee J, Ha K, Kim S, Jung H, Kim G, Joh Y, et al. Application of Escherichia coli-derived recombinant human bone morphogenic protein-2 to unstable spinal fractures. Bioengineering 2023;10(1114). https://doi.org/10.3390/ bioengineering10101114


Share this article
Related Articles