Detail Article
Update Guideline ASCO untuk Karsinoma Hepatoseluler
dr. Hastarita Lawrenti
Apr 16
Share this article
07f63ee33f9ab2d8ff1d351123d28906.jpg
Updated 16/Apr/2024 .

Terdapat sekitar 866.000 kasus baru (peringkat ke-6) dan 758.700 kematian karena kanker hati di seluruh dunia pada tahun 2022. Sedangkan di Indonesia, kanker hati menempati peringkat ke-5 pada tahun 2022 dengan jumlah kasus sebesar 23.800 dan kematian sebesar 23.300. Karsinoma hepatoseluler (HCC) merupakan 75%-85% dari kasus kanker hati primer dan menjadi penyebab ke-4 kematian karena kanker setiap tahunnya di seluruh dunia. 


Pilihan terapi yang efektif seperti reseksi, transplantasi hati, dan ablasi diberikan untuk HCC stadium awal dan pasien dengan penyakit lokal merupakan kandidat untuk terapi yang targetnya di hati, termasuk transarterial chemoembolization/TACE, bland embolization, dan radioembolisasi, serta terapi radiasi eksternal. Sebagian besar kasus HCC didiagnosis pada stadium lanjut, dengan tahap incurable dan memiliki prognosis buruk. Terapi sistemik yang menunjukkan manfaat survival pada pasien adalah sorafenib, dan belum ada pilihan terapi sistemik lainnya yang efektif selama hampir 1 dekade.

 

Beberapa tahun terakhir, terdapat beberapa pilihan terapi sistemik yang efektif sebagai terapi lini pertama dan kedua, termasuk evidence terapi kombinasi. Berikut ini adalah update guideline ASCO (American Society of Clinical Oncology) mengenai penggunaan terapi sistemik untuk HCC stadium lanjut:

1.Terapi Lini Pertama

· Pada pasien HCC stadium lanjut Child-Pugh kelas A dengan status performa ECOG 0 atau 1, yang direkomendasikan adalah atezolizumab plus bevacizumab atau durvalumab plus tremelimumab (rekomendasi kuat berdasarkan kualitas evidence sedang sampai tinggi).

· Pasien kontraindikasi terhadap atezolizumab plus bevacizumab atau durvalumab plus tremelimumab dapat diberikan sorafenib, lenvatinib, atau durvalumab sebagai alternatif (rekomendasi kuat berdasarkan kualitas evidence sedang).

2.Terapi Lini Kedua

Pasien dengan HCC stadium lanjut Child-Pugh kelas A yang memiliki status performa baik, rekomendasi terapi lini kedua bervariasi berdasarkan terapi lini pertama yang diterima.

Pasien yang mendapat terapi lini pertama atezolizumab plus bevacizumab dapat diberikan terapi lini kedua berikut:

· TKI seperti sorafenib, lenvatinib, atau cabozantinib – atau ramucirumab (rekomendasi lemah berdasarkan kualitas evidence rendah)

· Nivolumab plus ipilimumab (didukung dengan data dari case series)

· Durvalumab plus tremelimumab (tidak ada data yang mendukung rekomendasi ini)

Jika durvalumab plus tremelimumab diberikan sebagai terapi lini pertama, terapi lini kedua dengan TKI direkomendasikan (rekomendasi lemah berdasarkan kualitas evidence rendah). Atezolizumab plus bevacizumab juga dapat dipertimbangkan tetapi tidak terdapat data yang mendukung rekomendasi ini.

Jika pasien mendapat sorafenib atau lenvatinib sebagai terapi lini pertama, terapi lini kedua dapat terdiri dari berikut (rekomendasi lemah berdasarkan kualitas evidence rendah): TKI lain (cabozantinib atau regorafenib), ramucirumab, nivolumab plus ipilimumab, durvalumab, atezolizumab plus bevacizumab (pasien yang tidak punya akses terhadap kombinasi ini pada lini pertama), durvalumab plus tremelimumab (pasien yang tidak punya akses terhadap kombinasi ini pada lini pertama).

Pembrolizumab dan nivolumab juga bisa menjadi pilihan pada pasien yang sebelumnya mendapat sorafenib atau lenvatinib.

 3.Terapi lini ketiga dan HCC Child-Pugh kelas B

· Untuk terapi lini ketiga, pasien dengan Child-Pugh kelas A dan status performa baik dapat diberikan terapi apapun yang sudah disebutkan di atas, selama tidak ada mekanisme kerja identik dengan terapi sebelumnya (rekomendasi lemah berdasarkan kualitas evidence rendah)

· Pada pasien dengan Child-Pugh kelas B dan status performa baik, penyedia perawatan kesehatan harus mempertimbangkan fungsi hati yang mendasarinya, risiko perdarahan, hipertensi portal, perluasan penyebaran di luar hati, beban tumor, dan invasi vaskuler mayor. Terdapat keterbatasan data untuk menyatakan bahwa terapi untuk Child-Pugh A dapat bermanfaat pada pasien sirosis Child-Pugh B yang belum diterapi (rekomendasi lemah berdasarkan kualitas evidence rendah).

 

Kesimpulan:

Kanker hati termasuk dalam sepuluh kanker terbanyak di seluruh dunia dan Indonesia. Karsinoma hepatoseluler (HCC) merupakan 75%-85% dari kasus kanker hati primer dan menjadi penyebab ke-4 kematian karena kanker setiap tahunnya di seluruh dunia. Sebagian besar kasus HCC didiagnosis pada stadium lanjut, dengan tahap incurable dan memiliki prognosis buruk. Pada artikel ini diinformasikan pengkinian guideline ASCO mencakup terapi lini pertama, kedua, dan ketiga untuk HCC stadium lanjut.

 


Gambar: Ilustrasi

Referensi:

1.Gordan JD, Kennedy EB, Abou-Alfa GK, Beal E, Finn RS, Gade TP, et al. Systemic therapy for advanced hepatocellular carcinoma: ASCO guideline update. J Clin Oncol. 2024;00:1-21.

2. Globocan 2022. World [Internet]. 2022 [cited 2024 Apr 5]. Available from: https://gco.iarc.who.int/media/globocan/factsheets/populations/900-world-fact-sheet.pdf

3. Globocan 2022. Indonesia [Internet]. 2022 [cited 2024 Apr 5]. Available from: https://gco.iarc.who.int/media/globocan/factsheets/populations/360-indonesia-fact-sheet.pdf


Share this article
Related Articles