Detail Article
Body Dysmorphia, Apa Itu dan Bagaimana Mengatasinya?
dr. Vivian Keung
Feb 29
Share this article
9a6d4ad91cc43216596aedc5facdb9e0.jpg
Updated 06/Mar/2024 .

Body dysmorphia atau yang dikenal juga dengan body dysmorphic disorder (BDD) adalah suatu gangguan kesehatan mental yang menyebabkan seseorang merasa tidak menyukai tubuhnya sendiri. Seseorang dengan BDD melihat adanya kecacatan pada penampilan fisik diri sendiri sehingga timbul rasa cemas dan tidak nyaman yang berlebih.

Gangguan kesehatan mental ini dapat menyerang siapa saja, namun biasanya dimulai pada masa remaja atau awal masa dewasa.

Penyebab BDD belum diketahui secara pasti, namun berikut beberapa faktor penyebabnya:

· Genetika – seperti memiliki kerabat yang menderita BDD, gangguan obsesif kompulsif (OCD), atau depresi

· Ketidakseimbangan kimia di otak

· Pengalaman traumatis di masa lalu


Beberapa orang dengan BDD juga memiliki kondisi kesehatan mental lainnya, seperti perilaku obsesif kompulsif (OCD), gangguan kecemasan umum, atau gangguan makan.

Beberapa tanda dan gejala BDD adalah:

· Khawatir berlebihan terhadap suatu area tertentu di tubuh (terutama wajah)

· Menghabiskan banyak waktu membandingkan penampilan diri sendiri dengan orang lain

· Sering melihat diri sendiri di cermin atau menghindari cermin

· Melakukan banyak upaya untuk menyembunyikan kekurangan – seperti dengan menghabiskan waktu lama menyisir rambut, merias wajah, atau memilih pakaian

· Mengorek kulit untuk membuatnya "halus/mulus"

BDD dapat berdampak serius pada kehidupan sehari-hari, termasuk pekerjaan, kehidupan sosial, dan hubungan dengan sesama manusia. BDD juga dapat menyebabkan depresi, self-harm, dan pemikiran untuk bunuh diri. Pengobatan yang tepat akan membuat gejala membaik.


Tata laksana untuk BDD sering kali mencakup kombinasi terapi perilaku kognitif (CBT) dan penggunaan obat.

1.Cognitive Behavioral Therapy

Cognitive behavioral therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif pada BDD lebih berfokus pada membantu mengubah cara berpikir dan berperilaku. CBT juga membantu mempelajari apa yang memicu timbulnya gejala dan mengajarkan cara berpikir dan menanganinya. CBT untuk mengobati BDD biasanya mencakup teknik yang dikenal sebagai pencegahan paparan dan respons atau exposure and response prevention (ERP) yang dilakukan dengan secara bertahap menghadapi situasi yang biasanya menimbulkan pikiran obsesif tentang penampilan diri sendiri dan merasa cemas.

2.Obat Antidepresan

Antidepresan seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) sering kali digunakan untuk terapi BDD. Terdapat beberapa jenis SSRI, namun fluoxetine paling sering digunakan untuk terapi BDD. Mungkin akan diperlukan waktu hingga 12 minggu sampai SSRI mengurangi gejala yang dialami. Ada beberapa efek samping umum dari penggunaan SSRI, namun efek ini sering kali akan hilang dalam beberapa minggu. Jika gejala tidak lagi dirasakan selama 6 hingga 12 bulan, penggunaan SSRI mungkin akan dihentikan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi dosis secara perlahan dari waktu ke waktu untuk membantu memastikan gejala tidak muncul kembali (kambuh) dan untuk menghindari efek samping penghentian obat (gejala putus obat), seperti rasa cemas atau anxietas. Pemberian obat hanya boleh diberikan setelah berkonsultasi dengan psikiater.


BDD memerlukan perawatan dari ahli kesehatan mental. Namun ada beberapa cara yang dapat dilakukan sendiri untuk membantu melancarkan terapi yang sedang dijalani, seperti:

Tetap disiplin mengikuti rencana terapi. Tidak melewatkan sesi terapi, meskipun merasa tidak ingin melakukan terapi

Pelajari mengenai gangguan yang dialami. Mempelajari apa itu BDD dapat memberikan semangat untuk mengikuti proses terapi

Perhatikan warning signs. Bekerjasamalah dengan penyedia layanan kesehatan atau tenaga kesehatan (psikiater) untuk mempelajari apa yang mungkin memicu timbulnya gejala. Buatlah rencana agar mengetahui apa yang harus dilakukan jika gejala dirasakan kembali

Melatih strategi/latihan pengendalian diri yang sudah dipelajari. Di rumah, secara rutin latihlah diri sendiri apa yang sudah dipelajari selama terapi agar menjadi kebiasaan.

Hindari alkohol dan narkoba

Tetap aktif melakukan aktivitas

Melakukan hobi yang disukai atau menulis dalam buku/journaling

Ikut dalam support group agar terasa lebih ringan

Tetap fokus pada tujuan

Belajar untuk menenangkan diri dan mengelola stres



Gambar: Ilustrasi

Referensi:

  1. Nazario B. What is body dysmorphia? WebMD [Internet]. 2023 {cited 2024 Feb 26]. Available from: https://www.webmd.com/mental-health/mental-health-body-dysmorphic-disorder
  2. Anxiety and Depression Association of America. Body dysmorphic disorder [Internet]. 2023 [cited 2024 Feb 26]. Available from: https://adaa.org/understanding-anxiety/body-dysmorphic-disorder
  3. National Health Service UK. Body dysmorphic disorder (BDD) [Internet]. 2023 [cited 2024 Feb 26]. Available from: https://www.nhs.uk/mental-health/conditions/body-dysmorphia/#:~:text=Body%20dysmorphic%20disorder%20(BDD)%2C,in%20teenagers%20and%20young%20adults.
  4. Mayo Clinic. Body dysmorphic disorder [Internet]. 2022 [cited 2024 Feb 27]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/body-dysmorphic-disorder/diagnosis-treatment/drc-20353944
Share this article
Related Articles