Detail Article
Mengenal PPOK dan Dampaknya pada Tubuh
dr. Vivian Keung
Nov 16
Share this article
caff66e9249c903c32b436cec20d44a7.jpg
Updated 24/Nov/2023 .

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit radang paru yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara secara progresif dan adanya kerusakan jaringan. PPOK adalah suatu kondisi yang terutama menyerang orang dewasa paruh baya atau lebih tua yang merokok. Banyak yang tidak menyadari bahwa mereka menderita PPOK.

Terjadinya PPOK berhubungan dengan perubahan struktural paru akibat peradangan kronis karena paparan partikel atau gas berbahaya dalam jangka waktu yang lama, paling sering adalah asap rokok. Peradangan kronis menyebabkan penyempitan saluran napas. Masalah pada pernapasan cenderung memburuk secara bertahap seiring berjalannya waktu dan dapat membatasi aktivitas normal, meskipun pengobatan dapat membantu menjaga kondisi tetap terkendali.

 

PPOK sendiri merupakan istilah untuk sekelompok kondisi paru yang menyebabkan kesulitan bernapas, yang meliputi:

  • Emfisema - kerusakan pada kantung udara di paru
  • Bronkitis kronis - peradangan jangka panjang pada saluran napas

 

Kondisi yang terjadi pada paru saat mengalami PPOK adalah lebih sedikit udara yang mengalir melalui saluran pernapasan karena satu atau lebih hal berikut:

  • Brokus (saluran pernapasan) dan alveoli dalam paru kehilangan kemampuannya untuk meregang dan menyusut kembali
  • Dinding di antara alveoli hancur
  • Dinding pada saluran pernapasan menjadi tebal dan inflamasi
  • Saluran pernapasan menghasilkan lebih banyak lendir dari biasanya, yang dapat menyumbat dan menghalangi aliran udara


Penyebab utama terjadinya PPOK adalah rokok. Sebanyak 9 dari 10 kasus PPOK disebabkan oleh merokok. Bahan kimia yang ada dalam rokok dapat merusak jaringan paru dan saluran pernapasan. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa terpapar asap rokok orang lain (perokok pasif) dapat meningkatkan risiko terjadinya PPOK. Selain itu, penyebab PPOK lainnya, antara lain:

  • Paparan terhadap debu, asap, atau bahan kimia berbahaya di tempat kerja
  • Polusi udara dalam ruangan, seperti bahan bakar biomassa (kayu, kotoran hewan, sisa tanaman) atau batu bara yang digunakan untuk memasak
  • Kejadian pada masa awal kehidupan, seperti pertumbuhan dalam rahim yang buruk, prematuritas, dan infeksi pernapasan yang sering atau parah pada masa anak-anak yang menghambat pertumbuhan paru secara maksimal
  • Asma pada masa anak-anak
  • Kondisi genetik langka yang disebut alpha-1 antitrypsin deficiency atau defisiensi antitripsin alfa-1 yang dapat menyebabkan PPOK pada usia muda

 

Gejala pada PPOK sering tidak muncul sampai terjadi kerusakan pada paru yang signifikan dan biasanya memburuk terutama jika paparan merokok terus berlanjut. Tanda dan gejala PPOK adalah:

  • Sesak napas, terutama saat melakukan aktivitas fisik
  • Mengi yang terus-menerus
  • Batuk kronis yang menghasilkan lendir
  • Infeksi saluran pernapasan berulang
  • Penurunan berat badan
  • Edema pada pergelangan kaki
  • Nyeri dada

 

Pengobatan pada PPOK memerlukan pemeriksaan dokter yang cermat dan menyeluruh. Berhenti merokok adalah langkah pertama yang paling penting yang bisa dilakukan. Menghindari asap rokok dari orang lain (perokok pasif) juga hal yang penting dilakukan. Perubahan pada gaya hidup dan pengobatan lainnya yang dapat dilakukan adalah:

  • Terapi oksigen yang dapat membantu penderita PPOK parah dan kadar oksigen yang rendah dalam darah untuk bernapas lebih baik
  • Obat-obatan seperti,
  • Bronkodilator untuk relaksasi otot-otot di sekitar saluran napas. Hal ini membantu membuka saluran napas dan membuat pernapasan lebih mudah
  • Steroid untuk mengurangi inflamasi pada saluran napas
  • Antibiotik untuk mengobati infeksi pernapasan jika diperlukan
  • Vaksinasi saat musim flu
  • Bagi penderita PPOK yang sulit makan karena sesak napas atau kelelahan dapat melakukan beberapa langkah, seperti
  • Mengikuti meal plan khusus dengan porsi makan lebih kecil dan lebih sering
  • Istirahat sebelum makan
  • Mengonsumsi vitamin dan suplemen
  • Mengikuti program yang membantu meningkatkan kesejahteraan bagi orang yang memiliki masalah pernapasan kronis dan mencakup hal-hal berikut:
  • Melakukan latihan
  • Konseling gizi
  • Mempelajari tentang penyakit atau kondisi yang dialami dan cara mengelolanya
  • Strategi pernapasan
  • Konseling dengan psikolog atau mengikuti group support
  • Operasi bagi orang yang memiliki gejala PPOK yang parah, namun tidak membaik dengan pengobatan lain:
  • Operasi pengurangan volume paru atau lung volume reduction surgery (LVRS) untuk mengangkat bagian paru yang sakit, sehingga jaringan paru yang sehat dapat bekerja lebih baik
  • Transplantasi paru di mana satu atau dua paru sehat dari donor dimasukkan ke dalam tubuh pasien untuk menggantikan paru yang sakit. Transplantasi paru merupakan pilihan terakhir pada pengobatan PPOK

 

Sebagian besar PPOK merupakan kondisi yang dapat dicegah. Secara signifikan risiko PPOK dapat dikurangi jika tidak merokok. Namun, jika sudah merokok dan menderita PPOK, berhenti merokok dapat membantu mencegah kerusakan lebih lanjut pada paru sebelum menimbulkan gejala yang mengganggu. Walaupun PPOK dapat diobati, akan tetapi lebih baik menghindari terjadinya PPOK.

 

Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)

Referensi:

  1. National Health Service UK. Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) [Internet]. 2023. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/chronic-obstructive-pulmonary-disease-copd/
  2. Agarwal AK, Raja A, Brown BD. Chronic obstructive pulmonary disease. National Library of Medicine [Internet]. 2023. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559281/
  3. World Health Organization. Chronic obstructive pulmonary disease [Internet]. 2023. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/chronic-obstructive-pulmonary-disease-(copd)
  4. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) [Internet]. 2020. Available from: https://www.cdc.gov/tobacco/basic_information/health_effects/respiratory/index.htm
Share this article
Related Articles