Beberapa vitamin dan mineral yang berkaitan dengan pertumbuhan rambut, di antaranya:

Vitamin

1. Vitamin A

Pro-vitamin A, atau beta-karoten, diperoleh melalui konsumsi sayuran dan kacang-kacangan. Manifestasi dermatologi dari kekurangan vitamin A berupa iktiosis, rambut rapuh, dan telogen effluvium. Naziroglu, dkk. mengevaluasi status beta-karoten serum pada pasien dengan alopesia areata (AA) (n=37) dibandingkan dengan kontrol/orang sehat (n=34). Beta-karoten plasma secara signifikan lebih rendah pada pasien dengan alopesia dibandingkan dengan kontrol.

Iatrogenik hair loss yang disebabkan oleh isotretinoin oral dan acitretin untuk pengobatan jerawat telah dilaporkan. Kmiec, dkk. mengevaluasi efek isotretinoin 0,5–1,0 mg/kg/hari dalam studi prospektif 4–7 bulan (n=30). Hasil menunjukkan penurunan signifikan jumlah total rambut, kepadatan rambut, dan proporsi rambut anagen. Namun, perubahan ini bersifat sementara, pertumbuhan rambut muncul setelah penghentian pengobatan.

Vitamin C

Suplementasi vitamin C penting pada kasus kerontokan rambut yang berkaitan dengan anemia defisiensi zat besi. Defisiensi vitamin C, juga disebut scurvy, dapat menyebabkan gambaran rambut yang tidak normal "corkscrew"; namun, kondisi ini tidak menyebabkan kerontokan rambut.

L-Ascorbic acid 2-phosphate (Asc 2-P), turunan asam askorbat yang memiliki waktu kerja yang panjang, telah terbukti dapat merangsang pertumbuhan rambut dalam studi hewan dan in vitro pada folikel rambut manusia.

Vitamin D

Reseptor vitamin D ditemukan pada sel folikel rambut, dan penelitian telah menunjukkan bahwa vitamin D terlibat dalam siklus folikel rambut. Kadar vitamin D rendah telah dikaitkan dengan berbagai kondisi kerontokan rambut. Cerman, dkk. mengevaluasi status vitamin D serum pada pasien dengan alopesia areata (AA) (n=86), vitiligo (n=44), dan kontrol sehat (n=58) dalam sebuah studi cross-sectional. Kadar vitamin D serum secara signifikan lebih rendah pada pasien dengan AA dan berkorelasi terbalik dengan keparahan penyakit. Demikian pula, dalam sebuah studi yang membandingkan kadar vitamin D serum pada wanita dengan telogen effluvium atau female pattern hair loss (FPHL) (n=80) dengan kontrol sehat (n=40), kadar vitamin D serum secara signifikan lebih rendah pada pasien telogen effluvium dan FPHL.

Vitamin E

Bentuk utama vitamin E yang tersedia dalam suplemen adalah tocopherols dan tocotrienols. Beoy dkk. mengevaluasi efek 100 mg tocopherols oral selama 8 bulan dalam sebuah studi acak (n = 38) terhadap pertumbuhan rambut pada pasien dengan kerontokan rambut. Suplementasi tocopherols secara signifikan meningkatkan jumlah rambut dibandingkan dengan plasebo.

Biotin

Biotin adalah vitamin B yang larut dalam air yang memiliki peran vital dalam metabolisme, modifikasi histon, sinyal seluler, dan regulasi gen. Dalam studi, El-Esawy dkk. membandingkan kadar zink dan biotin dalam serum pasien laki-laki dengan androgenetic alopesia (n=60) dengan kontrol sehat (n=60). Kadar biotin serum tidak optimal (>300 dan <400 ng/L) pada pasien dengan androgenetic alopesia. Pada tahun 2017, Patel, dkk. melakukan tinjauan literatur tentang suplemen biotin dalam gangguan rambut dan kuku. Dalam semua kasus yang menunjukkan perbaikan klinis setelah menerima biotin.

Niasin

Kekurangan niasin mengakibatkan pellagra, dengan gejala dermatitis, diare, dan demensia. Aplikasi topikal niasin telah terbukti meningkatkan kepadatan rambut pada wanita dengan FPHL. Niasin diduga meningkatkan aliran darah, mengoptimalkan pengiriman oksigen dan nutrisi ke kulit kepala.

Mineral

Zink

Salah satu gejala kekurangan zink yang parah adalah alopesia. El-Esawy dkk. membandingkan kadar zink dalam serum pasien laki-laki dengan androgenetic alopesia (n = 60) dengan kontrol sehat (n = 60). Kadar zink serum secara signifikan lebih rendah pada pasien dengan androgenetic alopesia dibandingkan dengan kontrol. Hasil serupa ditemukan dalam studi yang membandingkan pasien dengan AA dengan kontrol dan membandingkan pasien dengan androgenetic alopesia wanita dengan kontrol, dengan kadar zink yang secara signifikan lebih rendah pada populasi yang sakit.

Siavash, dkk. membandingkan pemberian zinc sulfate, calcium pantothenate dan kombinasi zink dan kalsium, dan larutan minoksidil 2% pada wanita dengan kerontokan rambut dalam sebuah studi RCT selama 4 bulan (n=73). Semua kelompok menunjukkan hasil positif, dengan perubahan yang signifikan ketebalan rambut pada kelompok zink.

Zat Besi

Dalam sebuah studi yang membandingkan ferritin serum pada wanita dengan telogen effluvium atau FPHL (n=80) dengan kontrol sehat yang sesuai usia (n=40), ferritin serum secara signifikan lebih rendah pada pasien telogen effluvium dan FPHL, dengan menggunakan nilai ambang batas 27,5 dan 29,4 µg/l. Namun, studi Olsen, dkk. membandingkan ferritin serum pada wanita dengan FPHL dan telogen effluvium kronis (CTE) (n=381) dengan kontrol sehat (n=76) dan tidak menemukan perbedaan yang signifikan secara statistik dalam kekurangan zat besi pada FPHL atau CTE dibandingkan dengan kontrol.

Selenium

Defisiensi selenium dan keracunan selenium terkait dengan kerontokan rambut. Pasien yang berisiko mengalami defisiensi selenium antara lain penderita HIV, pasien yang menjalani dialisis, dan pasien yang menerima nutrisi parenteral total.

Kesimpulan:

Vitamin dan mineral merupakan nutrisi penting untuk metabolisme tubuh, salah satunya untuk kesehatan rambut. Beberapa vitamin dan mineral yang berkaitan dengan pertumbuhan rambut adalah vitamin A, vitamin C, vitamin D, vitamin E, biotin, niasin, zink, zat besi, dan selenium.

Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)

Referensi:

Adelman MJ, Bedford LM, Potts GA. Clinical efficacy of popular oral hair growth supplement ingredients. Int J Dermatol. 2021;60(10):1199–210.