Detail Article
Terjadinya Polusi Udara Berkaitan dengan Kejadian Penyakit Respirasi yang Tinggi
dr. Dita Arccinirmala
Jun 08
Share this article
3b35d61b46283a8f58eb60121e005895.jpg
Updated 20/Jun/2023 .

Polusi udara belakangan ini menjadi keprihatinan besar, terutama di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Polusi udara bukan hanya masalah lingkungan, namun juga berdampak pada kesehatan manusia. Pasalnya, ada sejumlah penyakit respirasi yang diakibatkan polusi udara dengan prevalensi tinggi.


Berdasarkan data Global Burden Diseases 2019 Diseases and Injuries Collaborators terdapat 5 penyakit respirasi penyebab kematian tertinggi di dunia, yaitu penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), pneumonia, kanker paru, tuberkulosis, dan asma. Sementara di Indonesia dari 10 penyakit dengan kasus terbanyak, 4 di antaranya merupakan penyakit respirasi, antara lain PPOK, kanker paru, pneumonia, dan asma. Pada tahun 2030, Badan Organisasi Dunia, WHO, memperkirakan PPOK merupakan penyebab ketiga dalam kematian dini di seluruh dunia. Kondisi ini biasanya dikaitkan dengan merokok, namun penelitian menunjukkan bahwa dalam kasus bukan perokok, polusi udara (termasuk asap diesel) dapat jadi penyebabnya.

 

Polusi udara adalah kontaminasi lingkungan yang mengubah karakteristik alami atmosfer. Alat pembakaran rumah tangga, kendaraan bermotor, fasilitas industri, dan kebakaran hutan merupakan sumber polusi udara yang umum. Polutan yang menjadi perhatian utama kesehatan masyarakat termasuk materi partikulat, karbon monoksida, ozon, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida. Polusi udara dapat menyebabkan penyakit pernapasan dan penyakit lainnya pada anak, dewasa, hingga lanjut usia.

 

Paparan polusi udara dikaitkan dengan stres oksidatif dan peradangan pada sel manusia, yang dapat menjadi dasar penyakit kronis dan kanker. Pada tahun 2013, WHO mengklasifikasikan polusi udara sebagai karsinogen pada manusia. Penelitian tentang polusi udara dan efek kesehatan terus berkembang. Masalah kesehatan masyarakat kini mencakup kanker, penyakit kardiovaskular, penyakit pernapasan, diabetes melitus, obesitas, serta gangguan reproduksi, saraf, dan sistem kekebalan tubuh.

 

Dalam menghadapi situasi ini, terdapat beberapa tips agar tetap sehat, di antaranya:

1. Cek kualitas udara di tempat Anda berada atau beraktivitas

2. Hindari aktivitas di luar ruangan yang berada di tempat kualitas udaranya tidak baik atau lalu lintas padat

3. Pertimbangkan penggunaan air purifier untuk meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan

4. Pakai masker terutama saat beraktivitas di luar ruangan

5. Makan makanan bergizi dan konsumsi suplemen (jika diperlukan) untuk meningkatkan imun tubuh dan melawan radikal bebas

 

Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Prof. dr. Agus Dwi Susanto, menekankan pentingnya pencegahan dalam upaya mengatasi permasalahan polusi udara. Permasalahan polusi udara tidak bisa ditangani oleh satu atau dua pihak saja, melainkan butuh kerja sama dari semua elemen, termasuk masyarakat.

 

Gambar: Ilustrasi (Sumber: rawpixel - Freepik)

Referensi:

1. Kementerian Kesehatan. Polusi udara sebabkan angka penyakit respirasi tinggi [Internet]. 2023 Apr 04. Available from: https://www.kemkes.go.id/article/view/23040400001/polusi-udara-sebabkan-angka-penyakit-respirasi-tinggi.html

2. Kementerian Kesehatan. Perubahan kecil akibat polusi udara di dalam tubuh kita [Internet]. 2018 Aug 23. Available from: https://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-penyakit/perubahan-kecil-akibat-polusi-udara-di-dalam-tubuh-kita

3. World Health Organization. Air pollution [Internet]. Available from: https://www.who.int/health-topics/air-pollution#tab=tab_1

4. National Institute of Environmental Health Sciences. Air pollution and your health [Internet]. Available from: https://www.niehs.nih.gov/health/topics/agents/air-pollution/index.cfm

 


Share this article
Related Articles
Manfaat Suplementasi Kalsium pada Usia Muda untuk Mencegah Osteoporosis
dr. Esther Kristiningrum | 20 Sep 2023
Hari Keselamatan Pasien Sedunia 2023: Melibatkan Pasien Untuk Keselamatan Pasien
dr. Vivian Keung | 17 Sep 2023
Transfusi Darah, Ini Manfaatnya Bagi Resipien dan Pendonornya
dr. Vivian Keung | 15 Sep 2023
Polusi Udara dapat Memicu Defisiensi Vitamin D
dr. Esther Kristiningrum | 14 Sep 2023
Manfaat Olahraga dan Kesehatan Tubuh
dr. Vivian Keung | 08 Sep 2023
Partikel Udara PM2.5 dan Efeknya bagi Kesehatan
dr. Dita Arccinirmala | 24 Agt 2023
Waspada Kasus HIV Meningkat di Indonesia
dr. Dita Arccinirmala | 19 Mei 2023
Manfaat Hidup Sehat dan Tipsnya
dr. Dita Arccinirmala | 14 Apr 2023
Efek Proteksi "Bee Pollen" pada Cidera Ginjal Akut (AKI), Proteinuria, dan Kristaluria pada Tikus yang Disebabkan Konsumsi Etilen Glikol
dr. Kupiya | 24 Okt 2022
Kadar Protein C-Reaktif Dapat Memprediksi Keberhasilan Terapi SSRI
dr. Kupiya | 27 Sep 2022