Detail Article
Efek Neuroprotektif Grape Seed Extract pada Kasus Parkinson
dr. Della Sulamita
Jun 02
Share this article
e2069989691c8878d24d81d43c84a395.jpg
Updated 08/Jun/2023 .

Penyakit parkinson adalah penyakit dengan gangguan neurodegeneratif progresif yang ditandai dengan gejala pada motorik dan non-motorik, termasuk tremor, kelambatan gerakan (bradikinesia), dan kekakuan otot. Penyakit parkinson menjadi lebih sering terjadi seiring bertambahnya usia, dan rata-rata rentang usia yang paling umum adalah lanjut usia (lansia) berusia 60 tahun. Secara global, penyakit parkinson memiliki pertumbuhan prevalensi, kematian, dan angka DALY (disability-adjusted life year) yang tercepat di antara gangguan neurologis lainnya, seperti demensia dan Alzheimer. Dari studi didapatkan bahwa grape seed extract dapat dipertimbangkan sebagai terapi potensial penyakit Parkinson.


Dua faktor utama neuropatologis penyakit parkinson dikaitkan dengan degenerasi neuron dopaminergik di substantia nigra pars compacta (SNpc) dan agregasi α-synuclein di substansia nigra, membentuk badan Lewy. Faktor risiko yang terkait dengan penyakit parkinson antara lain toksin lingkungan, trauma kepala, penyalahgunaan obat, disfungsi mitokondria, stres oksidatif, mutasi genetik, dan penuaan. Stres oksidatif merupakan faktor risiko yang signifikan terkait dengan faktor risiko lainnya. Sebagai contoh, stres oksidatif dapat mengganggu fisiologis maintenance of redox potential dalam neuron dan menyebabkan disfungsi mitokondria atau apoptosis sel yang mengarah ke degenerasi neuron dopaminergik. Oleh karena itu, menurunkan stres oksidatif menjadi target utama dalam pengobatan penyakit parkinson.


Salah satu terapi potensial untuk mengobati penyakit parkinson adalah grape seed extract. Grape seed extract (GSE) kaya akan senyawa polifenol, kaya antioksidan dan sifat neuroprotektor. Konsumsi antioksidan telah terbukti menunda perkembangan penyakit. Studi sistematik review dan meta-analisis (PRISMA) oleh Sharon dan kolega ingin menilai dan mengevaluasi efek neuroprotektor yang terkandung dalam grape seed extract pada kasus penyakit Parkinson. Didapatkan 20 studi yang sesuai, 12 studi in vivo, 7 studi in vitro, serta 1 studi in vivo dan in vitro. Pre-treatment mengacu pada penggunaan GSE sebelum penyakit parkinson atau sebelum diagnosis gangguan memori, sedangkan istilah pasca-treatment mengacu pada penggunaan GSE untuk menyembuhkan atau mengembalikan fungsi yang hilang karena penyakit parkinson. Ciri-ciri patologis penyakit parkinson adalah kerusakan neuron dopaminergik di SNpc dan pembentukan badan Lewy sebagai hasilnya agregasi α-synuclein. Ciri khas patologis ini menghasilkan ketidakseimbangan jalur nigrostriatal


Grape seed extract kaya akan polifenol dan flavonoid, termasuk proanthocyanidin, resveratrol, katekin, proantosianidin, dan asam galat. GSE dapat digunakan sebagai pre-treatment untuk mencegah atau menunda penyakit parkinson dan pasca-treatment untuk meringankan atau mengurangi gejala penyakit parkinson. Mekanisme yang mendasari peran GSE dalam penyakit parkinson dapat dikaitkan dengan sifat antioksidan GSE. Namun, GSE juga dapat secara positif mempengaruhi biomarker lain, menyiratkan bahwa GSE juga memiliki efek neuroprotektor, anti-apoptosis, anti-inflamasi, pencegahan amiloidosis, neurogenesis, dan kemampuan sinaptogenesis. Dari 20 penelitian, hanya penelitian oleh Datla, dkk., 2007 yang menyimpulkan bahwa GSE tidak memberikan efek neuroprotektor yang signifikan terhadap tikus lesi 6-OHDA, sementara 19 studi lainnya menunjukkan hasil positif dengan pemberian GSE pra-treatment atau pasca-treatment.

 

GSE sebagai Pre-treatment Penyakit Parkinson

Hipotesis stres oksidatif adalah salah satu yang dikenal sebagai patogenesis penyakit parkinson. Dalam kondisi patologis seperti penuaan, neurotoksisitas, atau stres oksidatif, keseimbangan pro-oksidan dan antioksidan terganggu, menyebabkan produksi reactive oxidative species (ROS) berlebihan. Suplementasi GSE secara in vivo secara signifikan mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh stres oksidatif dan meningkatkan status antioksidan. Peningkatan biomarker biokimia, seperti peningkatan dopamin, norepinefrin, serta glutathione superoxidase di SNpc dan penurunan produksi ROS dan biomarker kerusakan oksidatif lainnya, mengarah peran neuroprotektif GSE dalam penyakit parkinson.

  

GSE sebagai Pasca-treatment Penyakit Parkinson

GSE dapat membantu memulihkan fungsi fisiologis yang hilang akibat kematian neuron dopaminergik dan faktor risiko lainnya. Pada studi tikus, GSE yang kaya akan flavonoid meningkatkan dan mengatur sinaptogenesis hipokampus dan neurogenesis, ditunjukkan dengan peningkatan jumlah neuron hipokampus dan ekspresi sinaptofisin. Sinaptogenesis dan neurogenesis sangat penting untuk kognisi penyakit parkinson yang diinduksi peradangan. GSE juga bisa memperbaiki gangguan motorik pasca-lesi pada model tikus penyakit parkinson. Mekanisme neuroprotektor penyakit parkinson melalui jalur langsung dan tidak langsung striato-thalamo-kortikal. GSE bertindak sebagai natural free radical scavenger di otak, menghilangkan oksidan yang diproduksi oleh neurotoksin 6-OHDA, di mana dapat memperkuat electrical power dari neuron VA thalamic yang tersisa dan mengurangi bradikinesia dan kekakuan pada studi tikus. GSE memiliki aksi neuroprotektor dan anti-penuaan dengan menurunkan ekspresi protein S100 dan meningkatkan ekspresi CD68pk1 yang bertanggungjawab untuk menunda penuaan, scavenger receptor, dan meningkatkan sel glial.

 

Kesimpulan:

Dari studi ini, didapatkan bahwa grape seed extract dapat dipertimbangkan sebagai terapi potensial dalam uji klinis untuk mencegah dan meringankan penyakit Parkinson melalui beberapa mekanisme. 



Gambar: Ilustrasi (Sumber: pexels)

Referensi:

Fandy SJ. Grape seed extract's neuroprotective effect and parkinson's disease: A systematic review. MNJ Malang Neurol J. 2023;9(1):44–51. 


Share this article
Related Articles