Detail Article
Efikasi dan Toleransi Etoricoxib pada Anak dengan Hipersensitivitas terhadap NSAID dan Paracetamol, Ini Studinya
dr. Johan Indra Lukito
Mei 24
Share this article
6e4e48b717e31ecb0d8e5ed101a7de03.jpg
Updated 29/Mei/2023 .

Pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas silang terhadap non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) dan paracetamol memiliki pilihan yang terbatas untuk pengobatan demam dan nyeri. Penghambat cyclooxygenase-2 (COX- 2) telah ditemukan sebagai alternatif yang aman pada orang dewasa dengan hipersensitivitas terhadap NSAID. Namun, obat ini umumnya tidak diresepkan untuk anak dan hanya ada sedikit informasi tentang toleransinya pada kelompok usia anak.

Suatu studi case series retrospektif dilakukan untuk mengevaluasi toleransi terhadap etoricoxib pada anak yang memiliki hipersensitivitas terhadap NSAID dan/atau paracetamol. Studi dilakukan pada 24 anak, berusia 8-18 tahun (rata-rata 13,5 tahun), dan menjalani tes provokasi obat/drug provocation test (DPT) dengan etoricoxib dosisnya adalah 60 mg untuk anak BB 40–50 kg dan dosis 90 mg untuk anak BB >50 kg. Follow-up dilakukan selama 2 tahun setelah DPT saat ke klinik atau melalui telepon.


Hasilnya:

· Sebanyak 23 pasien berhasil mentoleransi etoricoxib, dengan 14 pasien terus menggunakan etoricoxib tanpa masalah dan efektif dalam mengurangi demam dan nyeri. Sebagian besar menggunakan etoricoxib 1-2 kali/tahun dan hanya 1 pasien yang menggunakannya >10 kali setahun.

· Satu pasien yang tidak lulus DPT adalah seorang perempuan berusia 15 tahun yang menderita rinitis alergi, urtikaria/angioedema spontan berulang, alergi kerang, dan sensitisasi terhadap tungau. Selama DPT dengan etoricoxib, pasien mengalami angioedema dan urtikaria 8 jam setelah dosis terakhir. Pasien ini dinilai memiliki hasil DPT yang meragukan terkait etoricoxib.

· Di antara 14 pasien yang difollow-up, 1 mengeluhkan urtikaria intermiten, terkadang terkait dengan etoricoxib. Ini adalah pasien yang tidak lulus DPT. Ketika dikombinasikan dengan cetirizine, urtikaria tidak muncul sehingga terus menggunakan etoricoxib sebagai pereda nyeri.

· Tidak ada efek samping lainnya yang dilaporkan.

 

Kesimpulan:

Dari studi ini, etoricoxib dapat digunakan sebagai alternatif yang aman dan efektif pada anak sejak usia 8 tahun yang memiliki riwayat hipersensitivitas NSAID dan paracetamol.

 


Gambar: Ilustrasi (Sumber: wirestock - Freepik)

Referensi:

Loh W, Lim HH, Rao R, Goh A, Ong LX, Chiang WC. Tolerance to etoricoxib in children with nonsteroidal anti-inflammatory drug hypersensitivity. Asia Pac Allergy. 2015;5(1):40-6.

Share this article
Related Articles
Suplemen Sinbiotik Memperbaiki Status Nutrisi Anak Stunting di Indonesia
dr. Josephine Herwita | 16 Mar 2023
Kombinasi Proton Pump Inhibitor dan Domperidone Aman dan Efektif untuk Pengobatan GERD Anak dan Dewasa
dr. Josephine Herwita | 26 Jan 2023
Polyethylene glycol Berbeda dengan Ethylene glycol yang Diduga Menyebabkan Gagal Ginjal Akut pada Anak
dr. Josephine Herwita | 20 Okt 2022
Ketamine Berpotensi Memberikan Manfaat untuk Kondisi Langka Terkait Autisme
dr. Kupiya | 14 Sep 2022
Potensi Citicoline sebagai Terapi Neuroprotektif yang Menjanjikan pada Anak Pasca-henti Jantung
dr. Allen | 04 Jul 2022
Seputar HFMD (Hand, Foot, and Mouth Disease)
dr. Johan Indra Lukita | 20 Jun 2022
PEG-3350 vs Magnesium Hidroksida untuk Konstipasi Bayi dan Anak
dr. Josephine Herwita Atepela BC | 16 Jun 2022
Mengenal Adenovirus, Diduga Kuat Berhubungan dengan "Hepatitis Unknown Etiology"
dr. Kupiya | 12 Mei 2022
Anemia Defisiensi Besi Mempengaruhi Prematuritas, Pertumbuhan Janin dan Infeksi Postpartum
dr. Josephine Herwita Atepela BC | 13 Jan 2022
Hubungan Status Vitamin D Maternal pada Kehamilan dengan Neurodevelopment Bayi
dr. Josephine Herwita Atepela | 28 Des 2021