Selain berperan dalam metabolisme tulang dan rangka, vitamin D juga terlibat dalam patogenesis gangguan kardiovaskular. Kadar 25OHD serum yang rendah meningkatkan kadar hormon paratiroid (PTH), dan kadar PTH yang tinggi merupakan faktor risiko yang bermakna untuk gangguan kardiovaskular dan kardiometabolik.
Zhang, dkk. telah melaporkan bahwa kadar 25OHD yang lebih tinggi dikaitkan dengan penurunan risiko fibrilasi atrium, yang merupakan faktor risiko yang bermakna untuk stroke. Menurut beberapa meta-analisis, kadar 25OHD yang rendah merupakan faktor risiko yang bermakna untuk kejadian stroke pertama, tetapi masih sedikit data yang tersedia mengenai kaitan antara kadar 25OHD saat kejadian stroke pertama dan risiko kekambuhan stroke pada penyintas stroke hemoragik atau iskemik pertama.
Oleh karena itu, suatu meta-analisis dilakukan untuk menilai keterkaitan antara kadar 25OHD pada stroke pertama dan kekambuhan stroke. Hingga 31 Juli 2022, empat studi prospektif diidentifikasi. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar 25OHD pada stroke pertama ≥9,3 ng/mL dikaitkan dengan risiko kekambuhan stroke yang lebih rendah, dibandingkan dengan kadar 25OHD ≤8,5 ng/mL.
Hasil pooled analysis menunjukkan bahwa kadar 25OHD yang lebih tinggi pada stroke pertama secara bermakna menurunkan risiko kekambuhan stroke, dengan heterogenitas yang bermakna antar studi.
Kesimpulan:
Dari hasil meta-analisis ini didapatkan bahwa pasien stroke dengan kadar 25OHD yang rendah saat kejadian stroke pertama memiliki peningkatan risiko kekambuhan stroke. Selain itu, risiko kekambuhan stroke menurun secara progresif dengan peningkatan kadar 25OHD. Namun, perlu dilakukan studi acak terkontrol lebih lanjut untuk memastikan cut-off kadar 25OHD pada pasien yang telah mengalami stroke pertama.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)
Referensi:
Vergatti A, Abate V, Zarrella AF, Manganelli F, Tozza S, Iodice R, et al. 25-hydroxy-vitamin D and risk of recurrent stroke: A dose response meta-analysis. Nutrients 2023;15(3):512. doi: 10.3390/nu15030512
