Detail Article
Dampak Malnutrisi pada Survival Pasien Kanker dengan Tindakan Bedah
dr. Dedyanto Henky Saputra
Mar 17
Share this article
aba51b005ee9fa68950ad8184908113d.jpg
Updated 21/Mar/2023 .

Pembedahan adalah bagian dari pengobatan kanker, dan Lancet Oncology Commission on global cancer surgery memperkirakan bahwa akan terdapat 45 juta prosedur bedah onkologi di seluruh dunia pada tahun 2030. Pasien dengan kanker umumnya mengalami malnutrisi, yang dikaitkan dengan peningkatan mortalitas karena semua penyebab dan kondisi pasca-operasi yang lebih buruk. Pasien yang menjalani operasi kanker seringkali mengalami penurunan berat badan, sarkopenia, dan dalam beberapa kasus kaheksia.


Hingga saat ini, masih sedikit data berkualitas baik terkait beban dan dampak malnutrisi pada pasien yang menjalani operasi kanker di seluruh dunia. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis pengaruh malnutrisi pada hasil awal pasca-operasi di pasien yang menjalani operasi elektif untuk kanker kolorektal atau lambung.

 

Penelitian merupakan studi kohort prospektif multisenter internasional terhadap pasien yang menjalani operasi elektif untuk kanker kolorektal atau lambung antara 1 April 2018 dan 31 Januari 2019. Pasien dieksklusi apabila hasil temuan patologi adalah kategori tumor jinak, tergolong kanker yang rekuren, atau menjalani operasi darurat (dalam waktu 72 jam setelah masuk rumah sakit). Malnutrisi didefinisikan dengan kriteria Global Leadership Initiative on Malnutrition. Parameter utama adalah kematian atau komplikasi utama dalam 30 hari setelah operasi. Regresi logistik bertingkat dan analisis mediasi tiga arah dilakukan untuk menetapkan hubungan antara kelompok pendapatan negara, status gizi, dan hasil pasca-operasi 30 hari.

 

Hasilnya adalah:

· Penelitian melibatkan 5.709 pasien (4.593 dengan kanker kolorektal dan 1.116 dengan kanker lambung) dari 381 rumah sakit di 75 negara.

· Usia rerata pasien adalah 64,8 tahun (SD 13,5) dan sejumlah 2.432 (42,6%) pasien adalah perempuan.

· Malnutrisi berat terjadi pada pada 1.899 (33,3%) dari 5.709 pasien, dengan beban yang tidak proporsional di negara berpenghasilan menengah ke atas (504 [44,4%] dari 1.135) dan negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah (601 [62,5%] dari 962).

· Setelah penyesuaian faktor risiko pasien dan rumah sakit, analisis menunjukkkan bahwa malnutrisi berat berkorelasi dengan peningkatan risiko kematian 30 hari di semua kelompok pendapatan negara (negara dengan kategori pendapatan tinggi: rasio odds adjusted [aOR] 1,96 [95% CI 1,14–3,37], p=0,015; negara kategori berpenghasilan menengah ke atas: 3,05 [1,45–6,42], p=0,003; negara kategori berpenghasilan rendah dan berpenghasilan menengah ke bawah: 11,57 [5,87–22,80], p<0,0001).

· Malnutrisi berat memediasi sekitar 32% kematian dini di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah (aOR 1,41 [95% CI 1,22–1,64]) dan diperkirakan 40% kematian dini di negara berpenghasilan menengah-atas (1,18 [1,08–1,30]).

 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi malnutrisi, terutama malnutrisi berat, meningkatkan risiko kematian 30 hari pasca-operasi elektif pasien dengan kanker kolorektal dan kanker lambung. Penanganan kondisi malnutrisi pada pasien kanker yang akan menjalani tindakan bedah perlu mendapatkan perhatian serius untuk meningkatkan outcome dari terapi.

 

Gambar: Ilustrasi (Sumber: Anna Shvets - Pexels)

Referensi:

GlobalSurg Collaborative and NIHR Global Health Unit on Global Surgery. Impact of malnutrition on early outcomes after cancer surgery: An international, multicentre, prospective cohort study. The Lancet 2023;11(issue 3):341-9.


Share this article
Related Articles