Detail Article
Asupan Gizi Terhadap Survival Pasien Stroke, Ini Dampaknya
dr. Dedyanto Henky Saputra
Feb 24
Share this article
93e5b076d1c1ea4620597b2125dcb853.jpg
Updated 27/Feb/2023 .

Stroke seringkali terjadi pada lanjut usia (lansia), dan biasanya disertai dengan masalah medis lainnya, yang membuat pasien rentan mengalami masalah gizi. Namun, secara detail dampak status nutrisi pasca-stroke pada survival jangka panjang belum diketahui secara pasti, terutama mengingat variasi yang muncul dari berbagai instrumen yang digunakan dalam evaluasi gizi dan waktu penilaian pasca-stroke


Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi perbedaan status gizi antara pasien dan tanpa stroke, serta untuk mengeksplorasi pengaruh berbagai elemen nutrisi terhadap survival pasien stroke.

 

Menggunakan data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional Amerika Serikat (2001-2010), penelitian ini melakukan analisis matched-cohort terhadap 2.787 subjek (929 subjek merupakan kelompok stroke dan 1.858 merupakan kelompok non-stroke). Tujuan penelitian adalah untuk menilai pengaruh elemen nutrisi pada survival pasien pasca-stroke.

 

Hasilnya adalah:

· Pasien stroke secara signifikan mengalami asupan nutrisi yang lebih rendah, termasuk untuk kalori, protein, karbohidrat, lemak total, asam lemak tak jenuh tunggal (MFA), asam lemak tak jenuh ganda (PFA), vitamin E, vitamin B1, vitamin B2, niasin, vitamin B6, vitamin C, vitamin K, fosfor, magnesium, besi, seng, tembaga, potasium, dan selenium.

· Pasien stroke yang asupan nutrisinya signifikan rendah memiliki risiko kematian 2,2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pasien non-stroke (metode Kaplan–Meier dengan Cox proportional hazards model: adjusted hazard ratio, 2,208; confidence interval 95%: 1,887–2,583; p <0,001). Pasien stroke dengan asupan kalori dan protein terendah memiliki angka survival yang paling kecil (aHR 0,744; p <0,05 untuk kalori dan aHR 0,681; p <0,01 untuk protein).

· Untuk beberapa elemen gizi, kelompok subjek dengan asupan yang lebih rendah memiliki survival yang jauh lebih pendek daripada subkelompok stroke dengan asupan yang lebih tinggi.

· Pasien stroke dengan asupan tertinggi (lebih tinggi 25%) untuk setiap elemen nutrisi, kecuali untuk kadar air dan lemak total, ternyata tetap memiliki survival yang lebih pendek secara signifikan dibandingkan pasien non-stroke dengan asupan nutrisi terendah (25% lebih rendah).

 

Malnutrisi sangat lazim pada pasien stroke dan berhubungan dengan tingkat mortalitas yang tinggi. Perubahan dinamis dalam kebutuhan energi selama perjalanan penyakit memerlukan penyesuaian pola makan untuk memastikan asupan nutrisi yang memadai. Asupan kalori dan protein adalah salah satu elemen terpenting yang meningkatkan pemulihan neurologis pasca-stroke dan harus dipertimbangkan saat merencanakan intervensi nutrisi pada pasien stroke.

 

Kesimpulan:

Penelitian ini mengevaluasi hubungan kedua hal tersebut. Hasil menunjukkan bahwa asupan nutrisi yang rendah serta tidak terpenuhinya kebutuhan beberapa elemen nutrisi menurunkan survival dari pasien stroke.

 

Gambar: Ilustrasi (Sumber: master1305 - Freepik)

Referensi:

Lu HY, Ho UC, Kuo LT. Impact of nutritional status on outcomes of stroke survivors: A post hoc analysis of the NHANES. Nutrients 2023;15(2):294.


Share this article
Related Articles