Detail Article
Perawatan Estetik pada Pasien dengan Kanker
dr. Della Sulamita
Feb 02
Share this article
ee5d19f7037755bb4a5eb4cb77d74802.jpg
Updated 03/Feb/2023 .

Dengan adanya diagnosis dini dan kemanjuran pengobatan yang tersedia, tingkat kelangsungan hidup pasien kanker telah meningkat secara signifikan. Konsekuensi nyata dari tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi, adalah peningkatan harapan hidup pasien kanker. Dengan kata lain, memperpanjang usia harapan hidup pasien kanker sama pentingnya dengan mempertimbangkan kualitas hidupnya.


Selain perubahan pada sistem endokrin, kardiovaskular, dan neurologis, kanker dan pengobatannya juga dapat menyebabkan perubahan penampilan fisik pada pasien, di antaranya terdapat jaringan parut, luka operasi, rambut rontok, atau penurunan berat badan/penambahan. Oleh karena itu, memperhatikan citra tubuh pasien untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

 

Dermal Filler

Pada pasien kanker, filler dapat digunakan untuk mengoreksi volume yang dapat terjadi pada sepertiga wajah bagian atas akibat penyakit, atau untuk meningkatkan estetik bekas luka pasca-operasi. Bahan yang paling cocok digunakan adalah lemak autologus, meskipun filler jenis lain juga dianggap aman. Studi melaporkan filler HA (hyaluronic acid) yang disuntikkan telah berhasil digunakan pasien leukemia myeloid kronis yang mengonsumsi imatinib mesylate. Perhatian khusus pada pasien yang menjalani terapi dengan bisphosphonate, disarankan menghindari injeksi ke area tulang mengingat risiko tinggi osteonekrosis. Namun, harus diingat bahwa beberapa filler dapat menciptakan masalah interpretasi saat pasien melakukan pemeriksaan, misalnya CHA dapat muncul dengan gambaran yang mirip dengan formasi ganas pada computed tomography (CT), fluorodeoxyglucose-positron emission tomography (FDG-PET) dan magnetic resonance imaging (MRI).

 

Botulinum Toxin (BoNT)

Sedikit studi yang membahas penggunaan toksin botulinum pada pasien kanker hingga saat ini. Namun, BoNT bisa berguna untuk mengobati kondisi yang disebabkan oleh kanker dan pengobatannya (pembedahan, kemoterapi, radioterapi) seperti asimetris, perubahan fungsi, penuaan dini, spastisitas, hiperhidrosis, diskinesia dan nyeri. Perhatian khusus harus diberikan pada penggunaan BoNT di pasien yang menderita timoma. Myastenia gravis adalah diagnosis sindrom paraneoplastik yang paling umum pada pasien dengan timoma. Diketahui bahwa toksin dikontraindikasikan pada pasien menderita penyakit neuromuskular seperti myasthenia gravis, amyotrophic lateral sclerosis dan Eaton Lambert syndrome. Studi baru menyebutkan bahwa peran injeksi BoNT telah dievaluasi dalam meningkatkan efikasi radioterapi dan kemoterapi; vasodilatasi yang diinduksi toksin meningkatkan respons tumor.

 

Terapi Laser

Empat kategori laser digunakan dalam dermatologi: laser vaskular, depigmentasi, depilatory, dan resurfacing. Pada pasien kanker, masing-masing kategori laser ini sangat luas digunakan untuk pengobatan gejala sisa dermatologis. Keamanan dan efikasi laser vaskular dan terapi cahaya [Pulse Dye Laser (PDL) atau Intense Pulsed Light (IPL)] di pengobatan telangiectasias pasca-radioterapi telah dibuktikan. Tatto radioterapi seringkali menimbulkan dampak negatif pada kualitas hidup pasien. Laser ablatif telah berhasil digunakan dalam terapi menghilangkan tatto radioterapi. Pada pasien kanker, penggunaan laser dikaitkan dengan dua masalah utama: risiko reaksi fotosensitif, dan infeksi. 


Kesimpulan:

Pemberian dermal filler, toksin botulinum dan terapi laser pada pasien kanker perlu diperhatikan, terlebih banyak pasien datang dengan barrier kulit yang sudah terganggu. Sangat penting untuk memastikan kondisi aseptic dengan maksimal, atau pemberian antibiotik/antivirus profilaksis untuk mengurangi risiko infeksi. 

 


Gambar: Ilustrasi (Sumber: jcomp - Freepik)

Referensi:

Proietti I, Skroza N, Mambrin A, Marraffa F, Tolino E, Bernardini N, et al. <p>Aesthetic Treatments in Cancer Patients</p>. Clin Cosmet Investig Dermatol. 2021 Dec 4;14:1831–7. 

Share this article
Related Articles