Detail Article
Pemberian Besi Sukrosa Injeksi Dosis Tinggi vs Dosis Rendah pada Pasien Hemodialisis, Ini Perbedaannya
dr. Laurencia Ardi
Feb 01
Share this article
3d2bbbb1a0c2dbbe2268033824561480.jpg
Updated 01/Feb/2023 .

Pasien dengan hemodialisis rutin cenderung mengalami keseimbangan besi negatif, yang disebabkan karena penurunan absorpsi besi dan peningkatan kehilangan besi. Pemberian besi sukrosa secara intravena (injeksi) telah dipertimbangkan sebagai skema standar dan telah dilaporkan pada beberapa penelitian. Peningkatan dosis besi sukrosa diduga dapat menetralkan atau menurunkan efek yang tidak diinginkan dari pemberian erythropoietin-stimulating agent (ESA), yaitu infeksi dan gangguan jantung. 


Suatu penelitian retrospektif dilakukan untuk mengevaluasi keamanan dan efektivitas pemberian besi sukrosa dosis tinggi vs dosis rendah secara proaktif pada pasien hemodialisis rutin. Metodenya adalah dengan mengumpulkan data sebanyak 1.500 data individu yang menjalani hemodialisis rutin yang mendapatkan terapi besi sukrosa dosis tinggi (kelompok high dose/HD, n=760) dan dosis rendah (kelompok low dose/LD, n=740). Pengambilan data dimulai dari 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2020. Parameter primer yang dinilai adalah dosis kumulatif besi sukrosa dan ESA, sedangkan parameter sekundernya adalah kejadian infark miokard non-fatal, stroke non-fatal, perawatan karena gagal jantung, infeksi, dan kematian karena semua penyebab.

 

Hasilnya menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada median dosis besi sukrosa antara kelompok HD dan LD (1.121 mg [range: 800–1274] pada kelompok HD vs 366 mg [range: 310–690] pada kelompok LD; p<0,05). Median dosis ESA pada kelompok HD 26,323 IU/bulan (range: 17,596-44,712) dan kelompok LD 37,934 IU/bulan (range: 22,402-59,380) (median difference: −7901 IU/bulan; 95% CI: −9632 sampai dengan -5013; p=0,000).

 

Perbedaan bermakna juga terdeteksi pada parameter sekunder, yaitu 266 kejadian dari 320 kasus pada kelompok HD vs 344 kejadian dari 385 kasus pada kelompok LD. Sedangkan perbedaan bermakna tidak ditemukan pada kematian karena semua penyebab.

 

Kesimpulan:

Dari penelitian retrospektif menunjukkan bahwa pemberian besi sukrosa injeksi dosis tinggi lebih superior dibandingkan dosis rendah pada pasien hemodialisis rutin yang ditandai dengan kadar besi dan ESA dalam tubuh yang lebih tinggi serta efek yang tidak diinginkan (infeksi dan gangguan jantung) yang lebih rendah.

 


Gambar: Ilustrasi (Sumber: rawpixel.com - Freepik)

Referensi:

Liu L, Cheng H, Lv Y, Yu W, Liu Q, Wu Y, et al. High-dose versus low-dose iron sucrose in individuals undergoing maintenance haemodialysis: A retrospective study. BMC Nephrol. 2021;22:350.


Share this article
Related Articles
Suplementasi Vitamin D3 Menurunkan Kekakuan Arteri
dr. Esther Kristiningrum | 03 Mar 2023
Tablet Salut Selaput Deferasirox pada Fungsi Ginjal, Apakah Ada Efeknya?
dr. Hastarita Lawrenti | 27 Jan 2023
Deferasirox vs Deferiprone pada Pasien Anak dengan Gangguan Hemoglobin
dr. Hastarita Lawrenti | 08 Sep 2022
Pemberian Erythropoietin Pre-operatif dapat Menurunkan Insiden Cardiac Surgery-Associated Acute Kidney
dr. Laurencia Ardi | 15 Agt 2022
Anak dengan Thalasemia Beta Memiliki Kadar Vitamin D yang Rendah, Ini Studinya
dr. Esther Kristiningrum | 29 Mar 2022
Manfaat Erythropoietin untuk Pasien dengan Anemia Maligna terkait Kanker
dr. Laurencia Ardi | 25 Mar 2022
Pemberian Enoxaparin dalam Mencegah VTE pada Pasien Perdarahan Intraserebral, Profilaksis Onset Cepat atau Lambat?
dr. Martinova Sari Panggabean | 15 Mar 2022
Deferasirox 2 Kali Sehari, Bagaimana Efektivitas dan Keamanannya?
dr. Hastarita Lawrenti | 10 Jan 2022
Penggunaan Recombinant Human Erythropoietin Mengurangi Kebutuhan Transfusi Darah pada Bayi dengan Anemia Prematuritas
dr. Martinova Sari Panggabean | 08 Jul 2021
Penggunaan Antikoagulan Oral pada Pasien Sirosis dan Fibrilasi Atrium, Apa Manfaatnya?
dr. Jane Cherub | 19 Mar 2021