Detail Article
Enam Hal yang Perlu Diketahui tentang Keracunan Ethylene Glycol dan Diethylene Glycol
dr. Johan Indra Lukito
Okt 31
Share this article
30a6943fe1ba030ab57934eee9b0d85a.jpg
Updated 14/Des/2022 .

Ethylene glycol (EG) dan diethylene glycol (DEG) merupakan dua senyawa yang diduga menjadi penyebab terjadinya gagal ginjal akut progresif atipikal yang terjadi belakangan ini pada anak. Paparan EG dan DEG dapat menyebabkan tanda dan gejala keracunan dengan berbagai tingkat keparahan yang dapat berakibat fatal jika tidak dikenali dan ditangani dengan cepat. Pengobatan umumnya memerlukan pemberian penawar racun (antidotum), pemantauan klinis dan laboratorium yang ketat, serta terapi penunjang sesuai kebutuhan penderita.

1. Manis, Tetapi Beracun

Ethylene glycol (EG) dan diethylene glycol (DEG) adalah senyawa beracun dari golongan alkohol yang berbentuk cairan dengan rasa manis yang dapat ditemukan di beberapa alat rumah tangga, zat antibeku, dan pelarut untuk keperluan automotif dan industri. 


2. Keracunan Terjadi Melalui Konsumsi

Keracunan EG dan DEG terjadi akibat konsumsi yang tidak disengaja maupun disengaja, yang bisa sangat berbahaya dengan tingkat kesakitan dan kematian yang bermakna. Konsumsi yang disengaja dapat dimotivasi oleh upaya bunuh diri atau keinginan untuk mabuk. Sebagian besar kasus keracunan DEG yang pernah menjadi epidemi terkait dengan penggunaannya dalam sediaan obat sebagai pengganti senyawa glikol atau gliserin non-toksik yang biasa digunakan yang harganya lebih mahal.


3. Metabolisme Ethylene glycol (EG) dan diethylene glycol (DEG) Menjadi Zat yang Berbeda

EG dan DEG dimetabolisme terutama di hati dan sama-sama melibatkan enzim alcohol dehydrogenase, namun menghasilkan metabolit yang berbeda.

Metabolit beracun dari EG terutama glycolic acid dan oxalic acid, yang kemudian menjadi calcium oxalate. Metabolit beracun dari DEG adalah 2-hydroxyethoxyacetic acid (HEAA). DEG tidak dimetabolisme menjadi EG sehingga calcium oxalate tidak terbentuk. Akumulasi metabolit beracun di berbagai organ kemudian menyebabkan kerusakan pada jaringan tersebut.


4. Tanda dan Gejala Keracunan Ethylene glycol (EG) dan diethylene glycol (DEG)

Tanda dan gejala keracunan EG dan DEG dapat terjadi secara bertahap, namun seringkali tidak konsisten dan sulit diprediksi, meliputi gangguan saraf, pencernaan, paru, kardiovaskular, hati, ginjal, dan metabolik beserta komplikasinya.


Saraf

• Mabuk tanpa disertai bau alkohol

• Gangguan perilaku dan gerak

• Bicara menjadi cadel

• Mengantuk

• Mudah tersinggung

• Gelisah

• Dalam 5-20 hari setelah konsumsi dapat juga timbul kelumpuhan wajah, gangguan pendengaran, gangguan menelan, gangguan penglihatan. Efek ini jarang terjadi, diduga akibat pengobatan yang terlambat


Pencernaan

• Mual 

• Muntah 

• Nyeri perut

• Diare


Ginjal

• Nyeri pinggang atau punggung bagian bawah

• Volume urin berkurang atau tidak ada sama sekali, yang mengarah pada kegagalan fungsi ginjal 


Metabolik

Dalam 12-24 jam setelah konsumsi dapat muncul kejang, napas yang cepat, dan gangguan irama jantung akibat komplikasi dari gangguan metabolik berupa peningkatan keasaman darah serta penurunan kalsium dalam darah.


Paru

Sesak napas atau napas yang cepat


Kardiovaskular

• Peningkatan atau penurunan tekanan darah

• Denyut jantung cepat

• Gangguan irama jantung

• Henti jantung dan kematian


5. Diagnosisnya Cukup Sulit

Pengukuran konsentrasi EG dan DEG serum adalah cara paling pasti untuk mendiagnosis keracunan. Namun, pengukurannya membutuhkan banyak tenaga, relatif mahal, dan mungkin tidak tersedia secara luas. Hasilnya juga mungkin tidak akurat seiring waktu. Alternatif cara diagnosis lain dapat berdasarkan riwayat pasien dan manifestasi klinis, perhitungan osmolar gap, dan penemuan asidosis metabolik dengan anion gap.


6. Perlu Penanganan Segera oleh Dokter

Keracunan EG dan DEG merupakan keadaan darurat medis yang membutuhkan diagnosis segera dan pengobatan yang agresif meliputi pemberian penawar racun (antidotum) fomepizole atau ethanol, hemodialisis, serta terapi penunjang hidup. Terapi penunjang mencakup pemasangan intubasi, pemberian cairan, bicarbonate, vitamin B1, vitamin B6, dan magnesium, serta pengobatan lainnya terhadap gejala yang timbul. 



Gambar: Ilustrasi (Sumber: 8photo - Freepik)

Referensi:

1. Iqbal A, Glagola JJ, Nappe TM. Ethylene Glycol Toxicity. [Internet]. 2022 [Cited 2022 October 21]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537009/

2. Medscape. Ethylene Glycol Toxicity [Internet]. 2021 [Cited 2022 October 21]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/814701-overview

3. Schep LJ, Slaughter RJ, Temple WA, Beasley DM. Diethylene glycol poisoning. Clin Toxicol (Phila). 2009;47(6):525-35.

4. Agency for Toxic Substances and Disease Registry. What Are the Toxicological Effects of Ethylene Glycol Poisoning? [Internet]. 2021 [Cited 2022 October 21]. Available from: https://www.atsdr.cdc.gov/csem/ethylene-propylene-

Share this article
Related Articles